APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Menteri Trenggono Ajak Perguruan Tinggi Perkuat Inovasi Bidang Perikanan dan Kelautan

avatar penulis

Kartika Putri

6 March 2024

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono mengimbau perguruan tinggi untuk ikut berkontribusi mewujudkan Indonesia Emas 2024 melalui hasil riset dan inovasi pada bidang perikanan dan kelautan. Hal tersebut disampaikan pada kegiatan Kuliah Perdana 2024 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dengan tema “Ekonomi Biru dalam Perspektif Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Emas Tahun 2045” yang diselenggarakan di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (5/3/2024). Dalam pemaparannya, Sakti mengatakan bahwa saat ini potensi laut di Indonesia dengan biota laut yang sangat kompleks masih belum banyak diketahui karena belum dieksplorasi dengan baik. Nelayan masih berdasar pada menangkap ikan untuk kepentingan konsumsi, bukan untuk kepentingan yang jauh lebih tinggi. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang mendukung agar potensi tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal, yaitu dengan kebijakan ekonomi biru untuk pemanfaatan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Sakti mengatakan bahwa ada beberapa kebijakan yang dapat diterapkan dalam menjaga ekologi laut, yaitu dengan memperluas kawasan konservasi laut untuk menjaga populasi ikan secara alami. Selain itu, memperluas kawasan konservasi juga membantu penyerapan emisi karbon hasil dari industri dengan lebih baik. “Pembangunan ruang konservasi tidak hanya sekadar konservasi. Selain harus dimonitor, masyarakat sekitar juga harus paham bahwa ini adalah ruang konservasi yang menjadi masa depan umat manusia, maka tidak boleh diganggu dan tidak boleh mencoba untuk merusak atau memanfaatkannya,” kata Sakti. Selanjutnya adalah penangkapan terukur berbasis kuota yang berguna dalam menjaga ketersediaan ikan di dalam laut. Penerapan kebijakan ini dengan membatasi waktu serta jumlah ikan yang ditangkap sesuai dengan kebutuhan setiap nelayan. Tidak hanya ikan, kebijakan ini juga ikut serta menjaga ekosistem di dalam laut karena mencegah penggunaan alat-alat yang dapat merusaknya. Kebijakan lainnya adalah memperkuat budi daya perikanan yang memiliki nilai pasar yang tinggi, seperti udang, lobster, kepiting, tilapia, dan rumput laut. Sakti menyampaikan bahwa dengan mengembangkan lima komoditi perikanan tersebut dapat memberikan berkontribusi yang besar bagi perekonomian negara. “Ini PR untuk perguruan tinggi, bagaimana kita mengembangkan budi daya karena masa depan kebutuhan akan protein terus eksponensial. Budi daya harus bisa menjadi champion Indonesia di seluruh komoditi,” jelas Sakti. Selanjutnya perlu juga mengembangkan potensi pariwisata bahari yang ada di Indonesia dengan tetap memperhatikan keseimbangan dan keberlanjutan ekologi laut. Sakti mengatakan bahwa perlindungan terhadap pulau-pulau kecil dan pesisir pantai menjadi sangat penting untuk mencegah kerusakan lingkungan. Tidak kalah penting, Sakti juga menyampaikan bahwa pembersihan sampah di lautan Indonesia juga perlu dilakukan. Saat ini Kementerian Kelautan dan Perikanan RI sudah memiliki program “Bulan Cinta Laut” sebagai upaya dalam menjaga keseimbangan ekosistem di dalam laut. Dalam program yang diselenggarakan selama satu bulan ini masyarakat nelayan tidak boleh menangkap ikan, tetapi membersihkan sampah plastik yang ada di dalam lautan. “Program cinta laut ini adalah secara langsung melakukan edukasi kepada masyarakat,” pungkasnya. Dalam sambutannya, Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti menyampaikan bahwa Unpad sangat setuju dengan konsep “Ekonomi Biru” sebagai upaya dalam menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekologi pada ekosistem laut. Prof. Rina berharap agar Unpad dapat ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan hidup serta meningkatkan ekonomi melalui karya-karya hasil riset dan inovasi. “Unpad sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah yang terdepan di dalam riset dan pengembangan,” ujar Rektor.

Sumber : Kanal Media UNPAD