APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

USU Buka Prodi Subspesialis Ilmu Bedah

avatar penulis

Kartika Putri

13 February 2024

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Indonesia (LAM-PTKes) melaksanakan asesmen lapangan terhadap Program Studi baru yaitu Program Subspesialis Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sumatera Utara. Asesmen lapangan mendatangkan dua tim asesor yaitu asesor dr. Nurcahya Setyawan. Sp.B-KBD dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Dr. Kiki Lukman, dr. M.Si., Sp.B-BKD dari Universitas Padjadjaran (UNPAD). Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Lantai III FK USU, pada Senin (12/02/2024).

Dr. Edy Ikhsan, S.H., M.A., Wakil Rektor I Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Kealumnian., menyebut Prodi SubSpesialis Ilmu Bedah yang merupakan salah satu prodi baru di lingkungan FK USU akan berhasil mendapatkan akreditasi minimal yang baik. Serta memastikan bahwa kurikulum, tenaga pengajar, dan fasilitas yang disediakan memenuhi standar tinggi.

“Proses akreditasi ini menjadi salah satu proses yang harus ditempuh untuk mencapai standarisasi pelayanan akademik, pengakuan serta kepercayaan publik,” sebut WR I USU.

Selanjutnya, Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe Sp.S(K), mengungkap bahwa Program Studi SubSpesialis Ilmu Bedah di USU merupakan Program Studi baru yang menjadi program Rektor. Nantinya Program Studi ini diharapkan akan menjadi potensi yang besar dan terus melayani masyarakat di bidang penyakit dalam. 

“Pembukaan Prodi Sp Ilmu Bedah merupakan bentuk tanggung jawab rektor USU terhadap kebutuhan Subspesialis di Indonesia. Jadi saat ini kami sudah mempersiapkan calon prodi ini sejak hampir dua tahun lalu,” ungkap

Tim Asesor I, dr. Nurcahya Setyawan. Sp.B-KBD., mengatakan tim asesor mempunyai kriteria indikator penilaian, salah satunya ialah melihat kesiapan dan kelengkapan dokumen Program Studi untuk bisa dilakukan suatu asesmen. 

“Dosen atau Sumber Daya Manusianya. Jadi apakah nanti SDM-nya, Dosen kemudian Tenaga Pendidik nya itu sesuai yang disarankan,” kata dr. Cahya.