APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Dubes Uni Eropa Bertemu Mahasiswa Kelas Internasioal UNSYIAH

avatar penulis

Azrul Prayoga

9 March 2020

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket melakukan kunjungan kerja ke Universitas Syiah Kuala. Dalam pertemuan itu Piket bertemu dengan sejumlah mahasiswa kelas internasional Unsyiah. Dubes Uni Eropa ini disambut oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng IPU di Balai Senat Unsyiah. (Banda Aceh, 4/3/2020).

Rektor dalam sambutannya mengatakan, Unsyiah berterima kasih atas peran Uni Eropa selama ini dalam mendukung penguatan institusi Unsyiah, khususnya dalam upaya Unsyiah untuk meningkatkan kompetensi dosen serta mahasiswanya. Uni Eropa telah membuka peluang bagi dosen Unsyiah untuk menempuk pendidikan di Eropa dalam berbagai jenjang pendidikan.

“Termasuk pula program pertukaran mahasiswa yang telah memberikan kesempatan bagi mahasiswa Unsyiah, sebuah pengalaman dan pengetahuan yang sangat berarti bagi masa depan mereka,” ucap Rektor.

Piket mengungkapkan, bahwa kunjungan kerjanya ke Unsyiah ini adalah dalam rangka untuk meninjau sejauh mana realisasi kesepakatan kerja sama antara Unsyiah dan Uni Eropa dalam bidang pendidikan dan penelitian. Di mana salah satunya adalah program pertukaran mahasiswa.

Pertemuan ini turut dihadiri oleh sejumlah mahasiswa Unsyiah yang telah menerima beasiswa Erasmus yaitu program pendidikan yang didanai oleh Uni Eropa untuk berbagai bidang. Seperti pendidikan, pelatihan, pemuda dan olah raga. Turut hadir pula Wakil Rektor I Unsyiah Prof. Dr. Marwan sebagai moderator, serta beberapa Dekan di lingkungan Unsyiah

Piket juga mengapresiasi atas komitmen Unsyiah dalam upaya-upaya peningkatan mutu akademiknya. Peneliti Unsyiah juga memiliki peran penting baik dalam proses perdamaian ataupun pembangunan di Aceh.

Piket menilai, selama ini Uni Eropa memiliki peranan penting dalam proses perdamaian di Aceh. Keterlibatan Uni Eropa ini merupakan langkah yang sangat positif dalam menciptakan suasana damai bagi masyarakat Aceh.

“Kami sangat bangga dapat bekerjasama, dan kami yakin bahwa kami dapat mendukung perdamaian, stabilisasi, serta rekonstruksi Aceh. Kami ingin menjaga hubungan dekat itu,” kata Piket.

Selain itu, peristiwa gempa dan tsunami 2004 silam turut menjadi perhatian Uni Eropa. Lembaga internasional ini telah terlibat aktif untuk membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh ketika itu.

(unsyiah.ac.id)