APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Informasi Seputar Berita Kampus

Informasi spesial untuk menambah wawasan Sobat Pintar tentang Universitas Gadjah Mada (UGM)

Berita Kampus

Azrul Prayoga, 30 August 2019

SHARING ECOTOURISM, 21 MAHASISWA ASING KUNJUNGI UNTIDAR

Kegiatan Tropical Course Ecotourism and Suistanaible Development in Coast Region 2019 yang diselenggarakan oleh Universitas Diponegoro pada tahun ini bekerjasama dengan Universitas Tidar menyelenggarakan kegiatan sharing mengenai ecotourism serta pengenalan budaya lokal di Magelang. “Selamat datang UNTIDAR, selamat datang di Magelang. Kami mengucapkan terima kasih kepada perwakilan UNDIP yang telah mengajak UNTIDAR untuk terlibat dalam program Tropical Course tahun 2019 ini, semoga kedepannya dapat berlanjut dan berkembang menjadi program tahunan yang bermanfaat bagi kedua belah pihak,” tutur Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr. Ir. Noor Farid, M.Si, Kamis (29/08). Peserta Tropical Course 2019 total 21 mahasiswa dari 6 universitas asing. Peserta terdiri dari 6 mahasiswa dari Kagawa University Jepang; 1 mahasiswa dari University Sains Malaysia; 4 mahasiswa dari International Islamic University Malaysia; 1 mahasiswa dari Kasetsart University Thailand; 2 mahasiswa dari King Mongkut’s University of Technology Thonburi; dan 7 mahasiswa dari Asia University Taiwan. Asst. Prof. Dr. Mohammad Aizat Jamaludin dari International Islamic University Malaysia (IIUM) memaparkan makalahnya tentang potensi pengembangan halal ecotourism di wilayah Karimun Jawa. “Potensi alam di Karimun Jawa memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan menjadi ecotourism berbasis ekonomi halal. Masyarakat dapat dilatih berdasarkan potensi wisata alam yang ada disekitarnya. Pengembangan konsep ini dapat menarik wisatawan lokal mau internasional khususnya dari Negara-negara muslim,” tuturnya. Rombongan mahasiswa asing dan beberapa mahasiswa pendamping baik dari UNDIP maupun UNTIDAR setelah melakukan sharing perihal ecotourism melanjutkan kegiatan pengenalan budaya lokal Magelang dengan berkunjung ke Balkondes Candirejo, Borobudur. Mereka disuguhi makan siang ala wong ndeso dengan menu sayur lodeh, sambal goreng ati, ayam goreng, tahu tempe bacem, ikan asin, dan kerupuk gendar. Cemilan pun masih bertema pedesaan yaitu bakpia, dadar gulung dan martabak. Mereka juga diajak untuk bermain gamelan, menari kuda lumping, praktek membuat pothil (makanan kecil dari ketela khas Magelang) dan tempe. Tidak lupa untuk penutupnya mereka diajak berkeliling sekitar wilayah Borobudur dengan Delman. (untidar.ac.id)

Baca Selengkapnya
Berita Kampus

Azrul Prayoga, 10 December 2019

REKTOR UNTIDAR TERIMA DIPA 2020 DARI WAKIL WALIKOTA MAGELANG

Universitas Tidar menerima Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2020 dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Magelang, Kamis (05/12). Penyerahan DIPA secara simbolis diserahkan oleh Wakil Walikota Magelang, Windarti Agustina kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) UNTIDAR, Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Si. Total DIPA tahun 2020 yang diterima UNTIDAR sejumlah Rp 124.694.806.000 jumlah ini meningkat hampir 100% dari tahun sebelumnya Rp 63.023.155.000 Wilayah kerja KPPN Magelang melayani adalah 88 satuan kerja. Jumlah ini disesuaikan jika pada pertengahan tahun ada revisi penambahan satker baru dan tentunya akan diiringi pula dengan penambahan alokasi dananya. Pagu DIPA tahun 2020 wilayah kerja KPPN Magelang di luar belanja transfer atau daerah (DF/DD) sebesar Rp. 2.283.808.266.000. Dari sisi jumlah dana, Pagu alokasi DIPA TA 2020 mengalami kenaikan Pagu DIPA TaA 2019 sekitar 10,5 % ( Rp. 212.338.655.000). (untidar.ac.id)

Baca Selengkapnya
Berita Kampus

Azrul Prayoga, 14 November 2018

FILM “TABU KARYA MAHASISWA UNTIDAR JUARA DI LOMBA FILM PENDEK UGM

Film pendek berjudul “Tabu” karya mahasiswa Universitas Tidar mendapatkan gelar juara 1 kategori pelajar dalam Lomba Film Pendek Inahelath TV, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada. Film yang mengangkat tentang permasalahan gangguan kesehatan mental, depresi. “Penyakit depresi kadang hanya dianggap masalah yang sepele padahal jika dibiarkan bisa saja berujung pada hilangnya nyawa seseorang,” ungkap Ahmad M. Ghufar, Ketua Tim. Film pendek “Tabu” berisi kisah hidup Joko yang merupakan seorang pemuda yang tengah dirundung masalah yang menyebabkan kesehatan mentalnya terganggu. Depresi sangat menyakitinya, ia telah mencoba bercerita ke beberapa orang. Akan tetapi, bukannya diberi solusi, Joko justru dicap dan dihakimi. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) semester 5 ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya yang pernah mengalami depresi karena beberapa masalah pribadi. “Stres dan depresi tentunya semua orang juga pernah mengalami. Tetapi tidak semuanya menemukan jalan keluar bahkan ada yang memilih mengakhirinya dengan cara-cara negatif maka itu kami mengajak semua penonton film ini lebih ‘aware’ kembali dan mencegah hal-hal buruk terjadi,” tambahnya. Ahmad tidak menyangka bahwa film pendek yang pertama kalinya dibuat bersama 3 orang temannya Yusuf Yulianto (Pendidikan Bahasa Inggris), Ahmad Choirul (teknik Mesin), dan Arif Yusuf (Pendidikan Bahasa Inggris) sesama mahasiswa UNTIDAR ini berhasil menyabet gelar juara. Proses pembuatan film hanya 9 hari, dari mulai proses penulisan alur cerita, produksi hingga editing. Tidak ada dari keempat mahasiswa ini berasal dari background ilmu cinematografi hanya bermodalkan hobi foto dan video mereka dibantu 2 talent yaitu Kholid Firdausi (Pendidikan Bahasa Inggris) dan Nency Wulan (Administrasi Negara) dalam mengerjakan film pendek ini. “Komunitas film pendek di UNTIDAR sudah memulai geliatnya. Mereka mulai menunjukkan eksistensinya baik di dalam maupun di luar kampus. Salah satunya film “Tabu” ini, juara 1 yang diraih oleh Ahmad dkk merupakan hasil kerja dan karya nyata. Bukan hanya sekadar wacana dan klaim semata,” jelas Imam Baihaqi, S.Pd., M.A., Dosen PBSI, FKIP, UNTIDAR. Kedepannya, Ahmad berharap lebih banyak lagi mahasiswa UNTIDAR yang tertarik dengan dunia cinematografi dan bisa bergabung dengannya untuk membuat sebuah komunitas. “Jangan takut tidak bisa, tidak punya alat tetapi ayo bertemu dahulu, sharing dan belajar bersama membentuk sebuah komunitas cinematografi UNTIDAR,” pungkas Ahmad. (untidar.ac.id)

Baca Selengkapnya
Berita Kampus

ifaroh ifaroh, 07 September 2020

MAHASISWA UNTIDAR BUAT TETES JAMETES DIABETES BERES

Menurut Kemenkes RI, penyakit diabetes melitus menempati posisi ke-3 sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia tahun 2014. Umumnya penderita diabetes akan melakukan terapi dengan menggunakan insulin sintetis yang memiliki harga relatif mahal. Hal tersebut yang kemudian mendorong mahasiswa Universitas Tidar untuk berinovasi menciptakan obat terapi diabetes melitus yang aman, mudah diperoleh dan biaya relatif terjangkau. Yoda Aji Nugroho (Agroteknologi ‘16), Suwasdi (Agroteknologi ‘16) dan Sandra Devy Ariviani (Pend. Biologi ‘18) dengan arahan Dr. Tri Suwarni Wahyudiningsih, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing mampu menemukan obat terapi diabetes dari jamu tetes pare dan biji mengkudu yang diberi nama JAMETES. Penelitian tersebut berhasil mendapatkan dana hibah dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2019. “Kami memilih pare dan mengkudu karena kedua jenis buah tersebut kurang disukai oleh masyarakat baik karena rasa maupun aromanya, padahal kedua buah tersebut banyak manfaatnya, salah satunya untuk terapi diabetes melitus tipe 2.”, Jelas Yoda Aji Nugroho selaku ketua tim JAMETES. Melalui serangkaian tahapan penelitian, tim JAMETES berhasil mendapatkan jamu tetes yang kemudian diaplikasikan pada tikus putih Mus muscullus yang sebelumnya telah dibuat kondisi diabetes melitus tipe 2. Tikus yang telah diterapi kemudian diukur kadar glukosa darahnya dengan alat cek darah. “Alasan kami mengangkat topik jamu karena jamu merupakan warisan nusantara yang tetap lestari seiring dengan perkembangan pengobatan modern. Sejauh ini kami masih dalam tahap uji fitokimia jamu dan pra klinis pada tikus diabetes. Hasil yang kami peroleh tikus diabetes yang diberi JAMETES mengalami penurunan kadar gula darah.”, tambah Suwasdi selaku anggota tim penelitian JAMETES. Tim JAMETES berharap hasil penelitian mereka dapat bermanfaat bagi terapi penderita diabetes. Dalam kegiatan lanjutan, tim JAMETES berharap dapat melakukan uji secara klinis sehingga dapat diaplikasikan pada pasien diabetes melitus tipe 2 secara terstandar. (Tim PKP-PE JAMETES/HDN/DN)   Sumber: https://untidar.ac.id

Baca Selengkapnya

Berita Kampus

HADAPI MEA, 300 TUKANG BANGUNAN KOTA & KABUPATEN MAGELANG IKUTI UJIAN SERTIFIKASI KOMPETENSI DI UNTIDAR

HADAPI MEA, 300 TUKANG BANGUNAN KOTA & KABUPATEN MAGELANG IKUTI UJIAN SERTIFIKASI KOMPETENSI DI UNTIDAR Plt. Ketua Jurusan Teknik Sipil, Muhammad Amin, S.T., M.T. menyatakan bahwa kemampuan dan ketrampilan dari seorang tukang hendaknya dilengkapi dengan sertifikasi dari suatu lembaga tertentu. “Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) setiap tukang harus memiliki sertifikasi kompetensi agar tidak kalah dengan tenaga asing yang sudah mulai ditemui dalam proyek dalam negeri,” jelasnya. Sertifikasi kompetensi merupakan syarat utama dalam persaingan di industri konstruksi saat ini. “Kegiatan ini penting dilaksanakan secara berkala sehingga tenaga tukang di Indonesia memiliki sertifikasi sesuai keahliannya masing-masing,” tambahnya. Sebanyak 300 tukang bangunan dari wilayah Kota dan Kabupaten Magelang mengikuti Uji Kompetensi Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi (Tukang Bangunan Umum), Minggu-Senin (26-27/11) di Gedung Fakultas Teknik, UNTIDAR. Para penguji mengawasi setiap peserta yang sedang melakukan praktek. Kegiatan ini merupakan kerjasama Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tidar dengan Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Kementrian PUPR, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Magelang, Asosiasi Tenaga Ahli Pemborong Indonesia (ATAPI) Wilayah Jawa Tengah dan PT. Holcim Indonesia. “Tukang bersertifikasi mempunyai nilai yang lebih ‘tinggi’ dibandingkan dengan tukang tanpa sertifikasi. Seperti yang kita tahu, proyek-proyek besar membutuhkan tenaga tukang bersertifikat karena itulah syarat utama untuk mengikuti tender,” kata Tohari, salah satu penguji dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Menurutnya, tukan bersertifikasi berpeluang besar memiliki penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan tukang biasa. Sertifikasi kompetensi yang dimilikinya memungkinkan mereka mengikuti proyek-proyek besar dengan penghasilan menjanjikan. “Tukang bersertifikasi bisa kerja diluar negeri. Kemampuan atau skill mumpuni tanpa sertifikat diluar negeri tidak akan ‘laku’,” tambahnya.   Peserta melakukann praktek membuat pondasi saluran air di depan Gedung FISIP UNTIDAR Kegiatan uji sertifikasi dan kompetensi kali ini khusus untuk tukang bangunan. Para peserta dibekali materi tentang Alat Pelindung Diri (APD) dan teknik-teknik pertukangan pada hari pertama. Lalu selanjutnya pada hari kedua dilaksanakan praktek dan wawancara. “Praktek kali ini membuat pondasi saluran air. Hasil praktek adalah barang jadi yaitu nantinya bisa dimanfaatkan untuk kedepannya bukan hanya dibuat lalu dibongkar untuk kepentingan praktek,” ujar Tohari. Para peserta bersama-sama membuat pondasi saluran air di depan Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Setelah praktek ini, setiap peserta melanjutkan sesi wawancara dengan penguji. Kemudian hasil penilaian penguji dijadikan acuan pemberian sertifikat kompetensi. “Bagi yang tidak lolos atau memenuhi standar hanya akan mendapat sertifikat pelatihan dan dapat mengikuti uji ulang di kemudian hari,” pungkas Muhammad Amin. (DN/untidar.ac.id)

Baca Selengkapnya