APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Sejarah Indonesia (Wajib)

Masuknya Hindu Buddha di Indonesia dan Pengaruhnya

MATERI

Kerajaan Kota Kapur


Yuk belajar tentang Kerajaan Kota Kapur...

Dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka, pada tahun 1994, diperoleh suatu petunjuk tentang kemungkinan adanya sebuah pusat kekuasaan di daerah itu sejak masa sebelum munculnya Kerajaan Sriwijaya. Pusat kekuasaan ini meninggalkan temuan-temuan arkeologi berupa sisa-sisa sebuah bangunan candi Hindu (Waisnawa) terbuat dari batu bersama dengan arca-arca batu, di antaranya dua buah arca Wisnu dengan gaya seperti arca-arca Wisnu yang ditemukan di Lembah Mekhing, Semenanjung Malaka, dan Cibuaya, Jawa Barat, yang berasal dari masa sekitar abad ke-5 dan ke-7 Masehi. Sebelumnya di situs Kota Kapur selain telah ditemukan sebuah inskripsi batu dari Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka, telah ditemukan pula peninggalan-peninggalan yang lain di antaranya sebuah arca Wisnu dan sebuah arca Durga Mahisasuramardhini. Dari peninggalan-peninggalan arkeologi tersebut tampaknya kekuasaan di Pulau Bangka pada waktu itu bercorak Hindu-Waisnawa, seperti halnya di Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.


Temuan lain yang penting dari situs Kota Kapur ini adalah peninggalan berupa benteng pertahanan yang kokoh berbentuk dua buah tanggul sejajar terbuat dari timbunan tanah, masing-masing panjangnya sekitar 350 meter dan 1200 meter dengan ketinggian sekitar 2–3 meter. Penanggalan dari tanggul benteng ini menunjukkan masa antara tahun 530 M sampai 870 M. Benteng pertahanan tersebut yang telah dibangun sekitar pertengahan abad ke-6 M tersebut agaknya telah berperan pula dalam menghadapi ekspansi Sriwijaya ke Pulau Bangka menjelang akhir abad ke-7 M. Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini ditandai dengan dipancangkannya inskripsi Sriwijaya di Kota Kapur yang berangka tahun 608 Saka, yang isinya mengidentifikasikan dikuasainya wilayah ini oleh Sriwijaya. Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini agaknya berkaitan dengan peranan Selat Bangka sebagai pintu gerbang selatan dari jalur pelayaran niaga di Asia Tenggara pada waktu itu. Sejak dikuasainya Pulau Bangka oleh Sriwijaya pada tahun 686 M maka berakhirlah kekuasaan awal yang ada di Pulau Bangka.

Kerajaan Sriwijaya


Apa yang Sobat Pintar ketahui tentang Kerajaan Sriwijaya ?

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang berada di Palembang. Mulai berkembang pada abad ke-7 M. Sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya yang penting adalah prasasti. Prasasti-prasasti itu ditulis dengan huruf Pallawa. Bahasa yang dipakai Melayu Kuno. Beberapa prasasti itu antara lain sebagai berikut.

  1. Prasasti Kedukan Bukit


    Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang. Prasasti ini berangka tahun 605 Saka (683 M). Isinya antara lain menerangkan bahwa seorang bernama Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci (siddhayatra) dengan menggunakan perahu. Ia berangkat dari Minangatamwan dengan membawa tentara 20.000 personel.
  2. Prasasti Talang Tuo

    Prasasti Talang Tuo ditemukan di sebelah barat Kota Palembang di daerah Talang Tuo. Prasasti ini berangka tahun 606 Saka (684 M). Isinya menyebutkan tentang pembangunan sebuah taman yang disebut Sriksetra. Taman ini dibuat oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga.
  3. Prasasti Telaga Batu

    Prasasti Telaga Batu ditemukan di Palembang. Prasasti ini tidak berangka tahun. Isinya terutama tentang kutukan-kutukan yang menakutkan bagi mereka yang berbuat kejahatan.
  4. Prasasti Kota Kapur

    Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka, berangka tahun 608 Saka (656 M). Isinya terutama permintaan kepada para dewa untuk menjaga kedatuan Sriwijaya, dan menghukum setiap orang yang bermaksud jahat.
  5. Prasasti Karang Berahi

    Prasasti Karang Berahi ditemukan di Jambi, berangka tahun 608 saka (686 M). Isinya sama dengan isi Prasasti Kota Kapur. Beberapa prasasti yang lain, yakni Prasasti Ligor berangka tahun 775 M ditemukan di Ligor, Semenanjung Melayu, dan Prasasti Nalanda di India Timur.

Di samping prasasti-prasasti tersebut, berita Cina juga merupakan sumber sejarah Sriwijaya yang penting. Misalnya berita dari I-tsing, yang pernah tinggal di Sriwijaya.
Perkembangan Kerajaan Sriwijaya Ada beberapa faktor yang mendorong perkembangan Sriwijaya antara lain:

  1. Letak geografis dari Kota Palembang.
    Palembang sebagai pusat pemerintahan terletak di tepi Sungai Musi. Di depan muara Sungai Musi terdapat pulau-pulau yang berfungsi sebagai pelindung pelabuhan di Muara Sungai yang dapat dijadikan sebagai jalur perdagangan internasional.
  2. Runtuhnya Kerajaan Funan di Vietnam akibat serangan Kamboja.
    Hal ini telah memberi kesempatan Sriwijaya untuk cepat berkembang sebagai negara maritim. Pada awal perkembangannya, raja disebut dengan Dapunta Hyang. Dalam Prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo telah ditulis sebutan Dapunta Hyang. Pada abad ke-7, Dapunta Hyang banyak melakukan usaha perluasan daerah.
    Daerah-daerah yang berhasil dikuasai antara lain sebagai berikut:
    a. Tulang-Bawang yang terletak di daerah Lampung.
    b. Daerah Kedah yang terletak di pantai barat Semenanjung Melayu.
    c. Pulau Bangka yang terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional
    d. Daerah Jambi terletak di tepi Sungai Batanghari.
    e. Tanah Genting Kra merupakan tanah genting bagian utara Semenanjung Melayu.
    f.  Kerajaan Kalingga dan Mataram Kuno. 

Sriwijaya terus melakukan perluasan daerah, sehingga Sriwijaya menjadi kerajaan yang besar. Untuk lebih memperkuat pertahanannya, pada tahun 775 M dibangunlah sebuah pangkalan di daerah Ligor. Waktu itu yang menjadi raja adalah Dharmasetu. Raja yang terkenal dari Kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah sekitar abad ke-9 M. Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya berkembang pesat dan mencapai zaman keemasan. 

Pada mulanya penduduk Sriwijaya hidup dengan bertani. Akan tetapi karena Sriwijaya terletak di tepi Sungai Musi dekat pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang. Perdagangan kemudian menjadi mata pencaharian pokok. Perkembangan perdagangan didukung oleh keadaan dan letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak di persimpangan jalan perdagangan internasional. Para pedagang Cina yang akan ke India singgah dahulu di Sriwijaya, begitu juga para pedagang dan India yang akan ke Cina. Dalam kegiatan perdagangan, Sriwijaya mengekspor gading, kulit, dan beberapa jenis binatang liar, sedangkan barang impornya antara lain beras, rempah-rempah, kayu manis, kemenyan, emas, gading, dan binatang.

Perkembangan perdagangan tersebut telah memperkuat kedudukan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim. Dalam kaitannya dengan perkembangan agama dan kebudayaan Buddha, di Sriwijaya ditemukan beberapa peninggalan. Misalnya, candi Muara Takus, yang ditemukan dekat Sungai Kampar di daerah Riau. Kemudian di daerah Bukit Siguntang ditemukan arca Buddha. Pada tahun 1006 Sriwijaya juga telah membangun vihara sebagai tempat suci agama Buddha di Nagipattana, India Selatan. Hubungan Sriwijaya dengan India Selatan waktu itu sangat erat. Bangunan lain yang sangat penting adalah Biaro Bahal yang ada di Padang Lawas, Tapanuli Selatan. Di tempat ini pula terdapat bangunan vihara.

Kerajaan Sriwijaya akhirnya mengalami kemunduran karena beberapa hal antara lain:

  1. Keadaan sekitar Sriwijaya berubah, tidak lagi dekat dengan pantai.
  2. Banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri.
  3. Dari segi politik, beberapa kali Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan-kerajaan lain.

1.

Jawablah pertanyaan dengan benar!

Letak Kerajaan Kota Kapur diperkirakan ada di ...


A. Jambi
B. Palembang
C. Lampung
D. Pulau Bangka
E. Pulau Belitung

JAWABAN BENAR

D.

Pulau Bangka

PEMBAHASAN

Kerajaan Kota Kapur diperkirakan terletak Pulau Bangka, temuan-temuan arkeologi yang ditemukan berupa sisa-sisa sebuah bangunan candi Hindu (Waisnawa) terbuat dari batu bersama dengan arca-arca batu
 

2.

Jawablah pertanyaan dengan benar!

Kerajaan Kota Kapur pernah diserang oleh Kerajaan Sriwijaya karena wilayahnya yang dekat dengan jalur perdagangan laut, yaitu ...


A. Selat Malaka
B. Selat Bangka
C. Selat Banda
D. Selat Sunda
E. Sungai Musi

JAWABAN BENAR

B.

Selat Bangka

PEMBAHASAN

Kerajaan Kota Kapur pernah diserang oleh Kerajaan Sriwijaya karena wilayahnya yang dekat dengan jalur perdagangan laut yaitu Selat Bangka
 

3.

Perhatikan daftar berikut ini!

  1. Sriwijaya merupakan kerajaan Hindu
  2. Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha
  3. Sriwijaya merupakan kerajaan maritim
  4. Adityawarman adalah raja yang paling berpengaruh

Manakah yang merupakan ciri Kerajaan Sriwijaya?
 


A. 1 dan 3
B. 2 dan 3
C. 1 dan 4
D. 2 dan 4
E. Semua benar

JAWABAN BENAR

B.

2 dan 3

PEMBAHASAN

Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha dan merupakan kerajaan maritim karena letaknya di sekitar muara Sungai Musi

4.

Jawablah pertanyaan dengan benar!

Diantara prasasti-prasasti berikut, yang bukan merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya adalah ...


A. Prasasti Talang Tuo
B. Prasasti Karang Berahi
C. Prasasti Kedukan Bukit
D. Prasasti Kebon Kopi
E. Prasasti Kota Kapur

JAWABAN BENAR

D.

Prasasti Kebon Kopi

PEMBAHASAN

Prasasti Kebon Kopi merupakan prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara

redesain-navbar Portlet