Belajar Pintar Materi SMP, SMA, SMK
BelajarPintarV3
Sejarah Indonesia (Wajib)
Di bawah Tirani Jepang
MATERI
Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang


Sumber: https://panduansoal.blogspot.com/
Jepang membentuk beberapa organisasi untuk mendukung Perang Asia Timur Raya. Namun, organisasi-organisasi tersebut oleh para pemimpin Indonesia dijadikan alat untuk mempersiapkan kemerdekaan. Organisasi-organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
Putera
Putera terdiri dari kalangan nasionalis yang oleh Jepang dibentuk untuk mempropagandakan politik hakko ichiu kepada rakyat Indonesia. Para kalangan nasionalis tersebut diberi kesempatan berbicara di hadapan umum. Dengan diberi kesempatan tersebut, maka mereka mempunyai peluang mengumpulkan massa yang lebih besar. Dalam rapat-rapat raksasa dan siaran radio, pembicaraan mereka terarah pada upaya penyiapan rakyat menyambut kemerdekaan dan melakukan koordinasi nasional rakyat Indonesia.
Barisan Pelopor
Panglima Bala Tentara Jepang di Jawa mengumumkan pembentukan Jawa Hokokai sebagai pengganti Putera. Salah satu bagian dari Jawa Hokokai adalah gerakan pemuda yang dikenal sebagai Barisan Pelopor yang dipimpin oleh Ir. Soekarno yang dibantu oleh beberapa tokoh nasionalis lainnya.
Perjuangan Melalui Gerakan Bawah Tanah


Sumber: https://bumirakyat.wordpress.com/
Perjuangan bawah tanah adalah perjuangan yang dilakukan secara tertutup dan rahasia. Umumnya perjuangan bawah tanah dilakukan oleh bangsa Indonesia yang bekerja pada instansi-instansi pemerintahan Jepang. Di balik kepatuhannya terhadap pemerintahan Jepang, tersembunyi kegiatan-kegiatan yang bertujuan menghimpun dan mempersatukan rakyat untuk meneruskan perjuangan dalam rangka mencapai kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan yang dilakukan para tokoh gerakan bawah tanah dilakukan secara sembunyi-sembunyi antara lain sebagai berikut:
- Menjalin komunikasi untuk memelihara semangat nasionalisme.
- Menyiapkan kekuatan yang diperlukan untuk menyambut kemerdekaan Indonesia
- Mempropagandakan semangat dan kesiapan untuk merdeka di kalangan rakyat.
- Memantau perkembangan Perang Asia Timur Raya melalui radio luar negeri.
Perjuangan melalui gerakan bawah tanah tersebut dilakukan di berbagai tempat seperti:Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan. Adapun tokoh-tokoh yang melakukan gerakan bawah tanah seperti dilakukan oleh kelompok Sukarni, kelompok Ahmad Subarjo, dan kelompok Sutan Syahrir.
Kelompok Sukarni
Bersama Adam Malik, Kusnaeni, Pandu Wiguna, dan Maruto Nitimihardjo. Sukarni menggembleng para pemuda untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia, menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan, menghimpun orang-orang yang berjiwa revolusioner, serta mengungkapkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh Jepang
Kelompok Ahmad Subarjo
Ahmad Subarjo pada masa pendudukan Jepang menjabat sebagai kepala Biro Riset Kaigun Bukanfu (Kantor Penghubung Angkatan Laut). Sambil melakukan tugas di kantor penghubung AL, Ahmad Subarjo berusaha menghimpun tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang bekerja di Angkatan Laut Jepang dan mendirikan asrama pemuda yang bernama "asrama Indonesia Merdeka". Di asrama tersebut, para pemuda Indonesia diberi pelajaran-pelajaran untuk menanamkan semangat nasionalisme.
Kelompok Sutan Syahrir
Dalam mengadakan perlawanan dengan Jepang, Sutan Syahrir membangun jaringan gerakan bawah tanah anti-Fasis. Sutan Syahrir percaya bahwa Jepang tidak mungkin memenangkan Perang Asia Timur Raya. Oleh karena itu, kaum pergerakan terus menyiapkan diri untuk merebut kemerdekaan pada saat yang tepat.
Perlawanan Bersenjata


Sumber: https://www.kakakpintar.id/
Perlawanan di Aceh
Rakyat Aceh dibawah pimpinan seorang guru mengaji (Tengku Abdul Jalil) melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang di Cot Plieng. Perlawanan terjadi pada tanggal 10 November 1942. Perlawanan berawal dari tindakan yang sewenang-wenang yang dilakukan oleh pemerintah pendudukan Jepang. Usaha perundingan juga dilakukan tetapi mengalami kegagalan. Karena gagal berunding, kemudian Jepang menyerang Cot Plieng. Tengku Abdul Jalil bersama para pengikutnya ditembak pada waktu mencoba melarikan diri dari kepungan Jepang. Dalam Perlawanan di Cot Plieng ini menewaskan 90 tentara Jepang dan 3000 rakyat Cot Plieng.
Perlawanan di Singaparna
Perlawanan meletus pada bulan Februari, 1944. Perlawanan dipimpin oleh Kiai Zainal Mustafa, seorang ajengan di Sukamanah, Singaparna. Ia adalah pendiri Pesantren Sukamanah. Pendiri pesantren Sukamanah ini tidak mau kerja sama dengan Jepang. Ia sangat menentang kebijakan-kebijakan Jepang yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan Zainal Mustafa secara diam-diam telah membentuk “Pasukan Tempur Sukamanah” yang dipimpin oleh ajengan Najminudin. Kiai Zainal Mustafa memulai pertempuran pada salah satu hari Jumat di bulan Februari 1944.
Hari berikutnya datang kembali rombongan utusan Jepang ke Sukamanah untuk mengadakan kembali perundingan dengan Zainal Mustafa. Akan tetapi, utusan Jepang itu bersikap congkak dan sombong untuk menunjukkan bahwa Jepang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan lebih kuat. Hal ini menyulut kemarahan pengikut Zainal Mustafa, sehingga utusan Jepang itu pun dilucuti senjatanya dan ditangkap bahkan ada yang dibunuh, sementara ada juga yang berhasil melarikan diri. Setelah kejadian ini, Jepang mengirimkan pasukan ke Sukamanah
Pertempuran terjadi lebih kurang satu jam di kampung Sukamanah. Pihak rakyat menyerang dengan mempergunakan pedang dan bambu runcing yang diikuti dengan teriakan takbir. Tentara Jepang berhasil mengalahkan pasukan Zainal Mustafa. Dalam pertempuran ini banyak berguguran para pejuang Indonesia. Kiai Zainal Mustafa ditangkap Jepang bersama gurunya Kiai Emar. Selanjutnya Kiai Zainal Mustafa bersama 27 orang pengikutnya diangkut ke Jakarta. Pada tanggal 25 Oktober 1944, mereka dihukum mati. Sementara Kiai Emar disiksa oleh polisi Jepang dan akhirnya meninggal.
Perlawanan Rakyat Indramayu
Perlawanan rakyat Indramayu antara lain terjadi di Desa Kaplongan, Distrik Karangampel pada bulan April 1944. Kemudian pada bulan Juli, muncul pula perlawanan rakyat di Desa Cidempet, Kecamatan Lohbener. Perlawanan tersebut terjadi karena rakyat merasa tertindas dengan adanya kebijakan penarikan hasil padi yang sangat memberatkan. Rakyat yang baru saja memanen padinya harus langsung dibawa ke balai desa. Setelah itu, pemilik mengajukan permohonan kembali untuk mendapat sebagian padi hasil panennya.
Rakyat tidak dapat menerima cara-cara Jepang yang demikian. Rakyat protes dan melawan. Mereka bersemboyan “lebih baik mati melawan Jepang daripada mati kelaparan”. Setelah kejadian tersebut, maka terjadilah perlawanan yang dilancarkan oleh rakyat. Namun, sekali lagi rakyat tidak mampu melawan kekuatan Jepang yang didukung dengan tentara dan peralatan yang lengkap. Rakyat telah menjadi korban dalam membela bumi tanah airnya.
Perlawanan Rakyat Kalimantan
Perlawanan rakyat terhadap kekejaman Jepang terjadi di banyak tempat. Begitu juga di Kalimantan, terjadi peristiwa yang hampir sama dengan yang terjadi di Jawa dan Sumatera. Rakyat melawan Jepang karena himpitan penindasan yang dirasakan sangat berat. Salah satu perlawanan di Kalimantan adalah perlawanan yang dipimpin oleh Pang Suma, seorang pemimpin Suku Dayak. Pemimpin Suku Dayak ini memiliki pengaruh yang luas di kalangan orang-orang atau suku-suku dari daerah Tayan, Meliau, dan sekitarnya.
Pang Suma dan pengikutnya melancarkan perlawanan terhadap Jepang dengan taktik perang gerilya. Namun, harus dipahami bahwa di kalangan penduduk juga berkeliaran para mata-mata Jepang yang berasal dari orang-orang Indonesia sendiri. Adanya mata-mata inilah yang sering membuat perlawanan para pejuang Indonesia dapat dikalahkan oleh penjajah. Demikian juga perlawanan rakyat yang dipimpin Pang Suma di Kalimantan ini akhirnya mengalami kegagalan.
Perlawanan Peta
Perlawanan peta terjadi hingga tiga kali, yaitu sebagai berikut:
Perlawanan Peta di Blitar
Pada tanggal 14 Februari 1945, terjadi pemberontakan Peta di bawah pimpinan Supriyadi (Putra bupati Blitar). Dalam memimpin perlawanan ini Supriyadi tidak sendirian, tetapi dibantu oleh teman-temannya seperti dr. Ismail, Mudari, dan Suwondo. Peta melakukan perlawanan karena sudah tidak tahan lagi melihat penderitaan rakyat. Perlawanan juga disebabkan oleh persoalan pengumpulan padi, romusha, dan heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar batas perikemanusiaan. Perlawanan di Blitar ini benar-benar mengejutkan Jepang karena banyak orang Jepang yang ada di Blitar dibinasakan, terlebih lagi pada saat itu Kepang terus-menerus mengalami kekalahan di Perang Asia Timur Raya dan Perang Pasifik.
Jepang mengepung kependudukan Supriyadi, tetapi pasukan Supriyadi tetap mengadakan perlawanan. Setelah itu, Jepang melakukan suatu tipu muslihat dengan menyerukan agar para pejuang menyerah saja dan akan dijamin keselamatannya serta akan dipenuhi segala tuntutannya. Tipuan Jepang tersebut ternyata berhasil dan akibatnya banyak para anggota Peta yang menyerah. Pasukan Peta yang menyerah mendapat hukuman mati seperti Ismail dan kawan-kawannya. Disamping itu, ada pula yang meninggal karena siksaan Jepang.
Perlawanan Peta di Meureueh, Aceh (November 1944)
Perlawanan di Meureueh ini dipimpin oleh Perwira Giyugun T. Hamid. Adapun latar belakang perlawanan karena sikap Jepang yang kejam terhadap rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia khususnya.
Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap (April 1945)
Perlawanan di Gumilir dipimpin oleh regu (bundanco) Kusaeri dan teman-temannya. Rencana perlawanan dimulai tanggal 21 April 1945, tetapi diketahui oleh Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri divonis hukuman mati, tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh Sekutu.
Perlawanan Rakyat Papua
Perlawanan rakyat Papua terjadi di beberapa daerah, yaitu sebagai berikut:
Perlawanan Rakyat di Biak (1944)
Perlawanan dipimpin oleh L. Rumkorem, pimpinan gerakan "Koreri" yang bertugas di Biak. Adapun latar belakang perlawanan adalah adanya penderitaan rakyat yang diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Biak merupakan pusat pergolakan untuk melawan pendudukan Jepang. Rakyat Irian memiliki semangat juang pantang menyerah, sekalipun Jepang sangat kuat, sedangkan rakyat hanya menggunakan senjata seadanya untuk melawan.Dalam perlawanan ini banyak jatuh korban, tetapi rakyat tetap melawan dengan gigih.
Padahal kalau ada rakyat yang tertangkap, Jepang tidak segan-segan memberi hukuman pancung di depan umum. Namun, rakyat Irian tidak gentar menghadapi semua itu. Mereka melakukan taktik perang gerilya. Tampaknya, Jepang cukup kewalahan menghadapi keberanian dan taktik gerilya orang-orang Irian. Akhirnya Jepang meninggalkan Biak. Oleh karena itu, dapat dikatakan Pulau Biak ini merupakan daerah bebas dan merdeka yang pertama di Indonesia.
Perlawanan di Pulau Yapen Selatan
Perlawanan di Pulau Yapen Selatan dipimpin oleh Nimrod. Oleh Jepang, Nimrod dihukum pancung dengan tujuan menakut-nakuti rakyat. Namun, rakyat tidak takut dan muncullah seorang pemimpin gerilya bernama S. Papare. Perlawanan di daerah ini berlangsung sangat lama bahkan sampai kemudian tentara Jepang dikalahkan Sekutu. Setelah berjuang bergerilya dalam waktu yang sangat lama, rakyat Yapen Selatan mendapatkan bantuan senjata dari Sekutu, bantuan senjata itu membantu rakyat Yape Selatan untuk mengalahkan Jepang. Hal tersebut menunjukkan bagaimana keuletan rakyat Irian dalam menghadapi kekejaman pendudukan Jepang.
Perlawanan Rakyat di Tanah Besar, Daratan Irian (Papua)
Perlawanan di Tanah Besar dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan ini, rakyat di Papua terjadi hubungan kerja sama antara gerilyawan dan pasukan penyusup Sekutu sehingga rakyat .mendapatkan modal senjata dari Sekutu.
1.
Pilihlah jawaban yang tepat!
Perlawanan atas penderitaan dan kesengsaraan rakyat Aceh terhadap Jepang dipimpin oleh......
A. Cut Nyak Dien
B. Cut Mutia
C. Tengku abdul Mustafa
D. Tengku Abdul Jalil
E. Tengku Umuh Muchtar
JAWABAN BENAR
D.
Tengku Abdul Jalil
PEMBAHASAN
Rakyat Aceh dibawah pimpinan seorang guru mengaji (Tengku Abdul Jalil)
2.
Pilihlah jawaban yang tepat!
Perlawanan rakyat Indramayu disebabkan oleh adanya ....
A. Kewajiban menyerahkan sebagian hasil padi yang memberatkan penduduk.
B. Perlakuan sewenang-wenang dari tentara Jepang.
C. Kewajiban seikerei.
D. Pengibaran bendera Hinomaru di balai desa.
E. Penculikan paksa para pemudah untuk kebutuhan romusha.
JAWABAN BENAR
A.
Kewajiban menyerahkan sebagian hasil padi yang memberatkan penduduk.
PEMBAHASAN
Kewajiban menyerahkan sebagian hasil padi yang memberatkan penduduk.
3.
Pilihlah jawaban yang tepat!
Sikap bangsa Indonesia dalam menghadapi Jepang lama-kelamaan bangsa Indonesia melakukan perlawanan, perlawanan yang terbesar di lakukan oleh....
A. Tengku Abdul Jalil di Aceh
B. Supriyadi di Blitar
C. Zainal Mustofa di Singaparna Tasikmalaya
D. Diponegoro di Yogyakarta
E. Teungku Umar di Aceh
JAWABAN BENAR
B.
Supriyadi di Blitar
PEMBAHASAN
Sikap bangsa Indonesia dalam menghadapi Jepang lama-kelamaan bangsa Indonesia melakukan perlawanan, perlawanan yang terbesar di lakukan oleh Supriadi di Blitar
4.
Pilihlah jawaban yang tepat!
Kelompok tokoh nasional yang menyambut dengan baik kedatangan Jepang ke Indonesia dilandasi dengan adanya optimisme akan kemerdekaan yang akan diberikan Jepang kepada Indonesia. Lain halnya dengan kelompok non kooperatif yang perjuangannya dilakukan melalui gerakan bawah tanah. Strategi perjuangan non kooperatif gerakan bawah tanah yang dimaksud adalah ….
A. Bersifat radikal dan menolak kerjasama dengan penjajah.
B. Kegiatan organisasi kebangsaan bersifat lunak dan terbuka.
C. Kegiatan organisasi dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
D. Kegiatan organisasi dilakukan secara masif dan ekstrimis.
E. Organisasi dengan terang-terangan menggalang persatuaan.
JAWABAN BENAR
C.
Kegiatan organisasi dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
PEMBAHASAN
Kegiatan organisasi dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
5.
Pilihlah jawaban yang tepat!
Sambil melakukan tugas di kantor penghubung Angkatan Laut, berusaha menghimpun tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang bekerja di Angkatan Laut Jepang dan mendirikan asrama pemuda. Tokoh yang melakukan gerakan bawah tanah tersebut adalah . . .
A. Amir Syarifudin
B. Ahmad Subardjo
C. Sutan Syahrir
D. Wikana
E. Sukarni
JAWABAN BENAR
B.
Ahmad Subardjo
PEMBAHASAN
Ahmad Subardjo berusaha menghimpun tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang bekerja di Angkatan Laut Jepang dan mendirikan asrama pemuda yang bernama "Asrama Indonesia Merdeka".
Oops!!!
Yah, jawaban kamu meleset nih. Ingin melihat pembahasan soal ini?
BENAR!!!
Selamat!
Jawaban kamu benar. Ingin lihat pembahasan soal ini?
footer_v3
Bersama Aku Pintar temukan jurusan kuliah yang tepat
sesuai minat dan bakatmu.
Aku Pintar memiliki visi membuat pendidikan merata, mudah dijangkau, dan terjangkau dengan Program Journey Pintar yang merupakan sebuah program persiapan lengkap bagi siswa SMA/SMK/sederajat yang ingin masuk ke perguruan tinggi impiannya.
Kontak Kami
Grand Slipi Tower Lt. 42
Jl. S. Parman Kav 22-24
Jakarta Barat
© 2024 Aku Pintar. All Rights Reserved