APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Geografi

Interaksi Desa dan Kota

MATERI

Definisi Kota

Sobat Pintar, kali ini kita akan mendiskusikan tentang pengertian kota!

Kota merupakan salah satu kenampakan di permukaan bumi sebagai tempat permukiman penduduk dengan beraneka ragam kegiatan. Jika ditinjau dari sejarah kelahirannya, sebetulnya kota berasal dari wilayah pedesaan.

Akibat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, kebutuhan sandang, pangan, dan perumahan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi wilayah pedesaan makin lama semakin berkembang dan meluas. Bahkan dengan terjadi penggabungan beberapa desa dihubungkan melalui jaringan jalan raya.

Ada beberapa istilah yang sering digunakan dalam membahas pengertian kota, antara lain:

  1. urban adalah suatu bentuk yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan yang modern,
  2. city adalah pusat kota,
  3. town kota kabupaten,
  4. township adalah kota kecamatan.

Struktur Ruang Kota

Struktur ruang kota berbeda dengan desa. Struktur ruang kota keadaannya lebih kompleks dan teratur. Struktur ruang kota mengatur pemanfaatan ruang atau lahan untuk keperluan tertentu sehingga tidak terjadi pemanfaatan yang tumpang tindih.

Pola penggunaan lahan merupakan salah satu bentuk interaksi antara manusia dengan lingkungan sebagai tempat hidupnya. Melalui perencanaan sistem penggunaan lahan yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungannya, diharapkan kita dapat memanfaatkan ruang muka bumi secara maksimal. Apabila kita perhatikan sistem pemanfaatan lahan serta penataan ruang wilayah perkotaan, ternyata pola penggunaan lahan kota memperlihatkan bentuk-bentuk tertentu.

Secara umum struktur penggunaan lahan kota dapat dibedakan menjadi tiga bentuk sebagai berikut.

Teori Konsentrik

Model Konsentris Burgess

Dikembangkan oleh E.W. Burgess (1920), pola penggunaan lahan kota memperlihatkan zona-zona konsentrik (melingkar). Pusat dari zona tersebut merupakan inti kota, tempat paling ramai sebagai pusat kegiatan ekonomi. Semakin ke tepi, zona kegiatan ekonomi semakin sedikit. Sebaliknya, wilayah permukiman semakin banyak. 

 

Teori Sektoral

Model Sektoral Hoyt

Dikembangkan oleh Homer Hoyt (1930), pola penggunaan lahan kota cenderung berkembang berdasarkan sektor-sektor. Pusat daerah kegiatan (CBD) terletak di pusat kota, namun pola-pola penggunaan lahan lainnya berkembang menurut sektor-sektor yang bentuknya menyerupai irisan kue tart. Sektor-sektor yang memanjang menyerupai kue tersebut disebabkan faktor geografi, yaitu bentuk lahan dan pengembangan jalan sebagai prasarana rute, komunikasi, dan transportasi.

Di daerah-daerah yang datar, bentuk jalan umumnya lurus dan sistem penggunaan lahan kota secara sektoral lebih banyak terlihat karena lokasi permukiman penduduk mengikuti jalan-jalan tersebut untuk memudahkan transportasi dan pengangkutan. 

 

Teori inti berganda

Model Inti Berganda Harris dan Ullman

Dikembangkan oleh CD Harris dan E.L Ullman (1949). Pola penggunaan lahan di kota tidaklah sederhana seperti yang dikemukakan oleh teori konsentrik dan teori sektoral, sebab dapat terjadi pada suatu kota di mana terdapat tempat- tempat tertentu yang berfungsi sebagai inti-inti kota dan pusat pertumbuhan baru.

Tempat-tempat yang berfungsi sebagai inti kota, antara lain kompleks perindustrian, pelabuhan, dan jaringan jalan kereta api, kompleks perguruan tinggi dan kota-kota kecil di sekitar kota besar.

Yuk lanjut di materi berikutnya !

Sejarah Pertumbuhan Kota

Kota-kota yang terdapat di negara kita tumbuh dan berkembang berdasarkan latar belakang atau sejarah masing-masing.

Berikut sejarah pertumbuhan kota ditinjau dari asal berkembangnya.

Kota pusat perdagangan

Kota-kota yang berkembang sebagai pusat perdagangan, biasanya terletak di tepi pantai atau jalur pelayaran dan tempat persinggahan kapal-kapal dari wilayah atau negara lain yang sedang melakukan perjalanan atau bertransaksi jual beli barang-barang niaga. Kota jenis ini merupakan kota pelabuhan yang ramai, serta memiliki fasilitas sosial yang lengkap.

Kota-kota di Indonesia yang perkembangannya dari pusat perdagangan, antara lain Surabaya, Medan, dan Cirebon.

Kota pusat administrasi

Beberapa kota berkembang berdasarkan sejarah sebagai pusat kerajaan/ pemerintahan. Misalnya, kota Palembang sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya, Yogyakarta dan Surakarta sebagai pusat Kerajaan Mataram, Jakarta sebagai pusat pemerintahan Republik Indonesia serta kota-kota lain yang merupakan ibu kota provinsi, kota madya atau kabupaten. 

Kota pusat pertambangan

Persebaran sumber daya alam baik yang bersifat organik maupun anorganik banyak ditemukan di beberapa tempat di wilayah Indonesia. Lokasi penemuan bahan tambang memberikan pengaruh terhadap gejala pemusatan penduduk sebagai tenaga kerja.

Pemusatan penduduk berarti menuntut pemenuhan fasilitas yang diperlukan yang menjadikan daerah pertambangan tersebut berkembang menjadi desa dan jika perkembangannya pesat akan menjadi wilayah kota. Sebagai contoh adalah kota Cepu, Cilacap, Sawahlunto, Tanjung Enim, Plaju, Dumai, Bangka, dan Belitung.

Kota pusat perkebunan

Banyak wilayah di Indonesia memiliki tanah luas, subur, dan iklim yang baik untuk usaha perkebunan sehingga banyak didatangi penduduk untuk mengusahakan perkebunan. Jika wilayah tersebut banyak menghasilkan komoditi, daerah itu akan menjadi pemusatan penduduk yang selanjutnya akan berkembang menjadi wilayah kota. Kota jenis ini, antara lain, Bogor, Lampung, Bengkulu, Palembang, dan Jambi.

Tahap Perkembangan Kota

Tahap perkembangan kota berdasarkan bentuk dan persebaran bangunan dibedakan menjadi empat.

  1. Stadia Infantile, yaitu tidak ada pemisah antara toko dan rumah.
  2. Stadia Juvenile, yaitu ada pemisah antara toko dan rumah, bentuk rumah kuno diganti menjadi rumah baru.
  3. Stadia Mature, yaitu timbulnya area-area baru, seperti kawasan industri, kawasan perdagangan, serta perumahan-perumahan yang sudah diatur penyusunannya.
  4. Stadia Senile, yaitu kemunduran pada zona masing-masing karena kurangnya pemeliharaan.

Menurut N.R. Saxena, tahapan pemusatan penduduk kota sebagai berikut:

  1. Infant town dengan jumlah penduduk 5.000 – 10.000 orang.
  2. Township yang terdiri atas adolescent township, mature township, dan specialized township dengan jumlah penduduk antara 10.000 – 50.000.
  3. Township city yang terdiri atas adolescent town, mature town, dan specialized city dengan jumlah penduduk antara 100.000 – 1.000.000 orang.

Pemerintah Indonesia membuat penggolongan kota berdasarkan jumlah penduduk:

  • Kota kecil, jumlah penduduk 20.000 – 50.000 orang. Contoh: Padang Panjang (32.104 orang).
  • Kota sedang, jumlah penduduk 50.000 – 100.000 orang. Contoh: Bukittinggi (71.093 orang), Sibolga (71.559 orang), Mojokerto (96.626 orang), dan Palangkaraya (99.693 orang). 
  • Kota besar, jumlah penduduk 100.000 – 1.000.000 orang. Contoh: Cirebon (244.906 orang), Pontianak (387.441 orang), dan Banjarmasin (649.766 orang).
  • Kota metropolis, jumlah penduduk di atas 1.000.000 orang. Contoh: Medan (1.685.272 orang, Bandung (2.025.157 orang), dan Jakarta (8.225.515 orang).

1.

Jawablah soal berikut ini!

Wilayah sekitar suatu kota yang merupakan tempat tinggal penduduk yang melakukan mobilitas harian tanpa menginap disebut….


A. Suburban
B. Suburban fringe
C. Urban fringe
D. Rural urban fringe
E. Rural

JAWABAN BENAR

C.

Urban fringe

PEMBAHASAN

Urban fringe adalah suatu lokasi yang berada di luar selaput inti kota dan inti kota, penduduk daerah ini biasa bekerja di daerah inti kota maupun selaput inti kota tanpa menginap (commuter).

2.

Jawablah soal berikut ini!

Salah satu kota peninggalan kolonial Belanda yang berasal dari kegiatan perkebunan adalah….


A. Magelang
B. Semarang
C. Yogyakarta
D. Subang
E. Padang

JAWABAN BENAR

D.

Subang

PEMBAHASAN

Subang berkembang sebagai pusat perkebunan kopi pada masa Hindia Belanda.

3.

Jawablah soal berikut ini!

Pemukiman di perkotaan merupakan pemukiman padat. Dampak negatif kondisi tersebut, yaitu….


A. ruang gerak semakin terbatas
B. estetika bentuk rumah menurun
C. keamanan lingkungan berkurang
D. antarpenduduk tidak saling kenal
E. kebersihan lingkungan kurang terjaga

JAWABAN BENAR

E.

kebersihan lingkungan kurang terjaga

PEMBAHASAN

Perkotaan merupakan wilayah yang memiliki penduduk padat sehingga kebersihan pemukiman jadi kurang terjaga yang menyebabkan estetika bentuk rumah menurun dan ruang gerak semakin terbatas.

4.

Jawablah soal berikut ini!

Bentuk pemekaran kota yang berasal dari perkembangan berbagai macam kegiatan disebut menggunakan pola….


A. Konsentris
B. Sektoral
C. Pusat kegiatan ganda
D. Linear
E. Random

JAWABAN BENAR

C.

Pusat kegiatan ganda

PEMBAHASAN

Menurut Haris Ullman dalam Teori Pusat Kegiatan Ganda (Multiple Nuclei Theory), kota tidak hanya berkembang dari satu titik, tetapi berkembang dari beberapa titik yang menjadi pusat pertumbuhan.

5.

Jawablah soal berikut ini!

Berikut ini adalah kota-kota yang berkembang dari pusat pertambangan, kecuali….


A. Soroako
B. Tembagapura
C. Singkep
D. Bontang
E. Banjarmasin

JAWABAN BENAR

E.

Banjarmasin

PEMBAHASAN

  • Soroako, berasal dari pusat pertambangan nikel
  • Tembagapura, berasal dari pusat tambangan tembaga
  • Singkep, berasal dari pusat pertambangan timah.
  • Bontang, berasal dari pusat pertambangan gas alam.

redesain-navbar Portlet