APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Sosiologi

Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas

MATERI

Hakikat Kearifan Lokal


Sumber: http://www.forshei.org

Dalam keragaman bangsa Indonesia, pada umumnya setiap masyarakatnya memiliki nilai-nilai yang menjadi pedoman hidupnya dan nilai-nilai tersebut akan menjadi sebuah kearifan yang menjadi ciri khas daerah masing-masing. Kearifan lokal masyarakat merupakan hasil dari proses adaptasi turun-menurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap suatu lingkungan alam tempat mereka tinggal. Kearifan lokal menjadi tata nilai kehidupan yang diwarisi antargenerasi.

Kearifan lokal merupakan suatu pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan kebutuhan komunitas tersebut. Di sini masyarakat beradaptasi terhadap lingkungan budaya, dan adat istiadat. Dalam hal ini masyarakat beradaptasi terhadap lingkungan tempat tinggalnya dengan mengembangkan suatu kearifan dalam wujud pengetahuan atau ide, nilai budaya, serta peralatan yang dipadukan dengan nilai dan norma adat dalam aktivitas mengelola lingkungan untuk mencukupi kebutuhan hidup. Ciri-ciri kearifan lokal adalah sebagai berikut:

  • Mampu bertahan terhadap budaya luar
  • Memiliki kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
  • Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
  • Mempunyai kemampuan mengendalikan
  • Mampu memberi arah pada perkembangan budaya

Kemudian, fungsi dan makna kearifan lokal menurut Sirtha adalah sebagai berikut:

  • Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
  • Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia 
  • Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
  • Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan
  • Bermakna sosial
  • Bermakna etika dan moral
  • Bermakna politik

Bentuk Kearifan Lokal dan Potensi Kearifan Lokal di Indonesia

Menurut Teezi Marchettini, dan Rarosini hasil akhir dari sedimentasi kearifan lokal adalah berbentuk tradisi atau agama. Dia mengatakan bahwa kemunculan kearifan lokal dalam masyarakat merupakan hasil dari proses trial and error dari berbagai macam pengetahuan empiris/non empiris ataupun estetik/intuitif. Kearifan lokal ini menggambarkan fenomena yang akan menjadi ciri khas komunitas kelompoknya. Kemudian terdapat pendapat lain yang mengklasifikasikan kearifan lokal ke dalam dua aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:

Berwujud Nyata (Tangible)
Tekstual, seperti nilai, tata cara, dan aturan yang dituangkan dalam bentuk catatan tertulis.
Benda cagar budaya/tradisional (karya seni)
Bangunan/arsitektual

Tidak Berwujud (Intangible), misalnya adalah petuah yang disampaikan secara verbal dan seni suara berupa nyanyian, pantun, cerita yang sarat nilai-nilai ajaran tradisional. 

Kemudian, potensi kearifan lokal di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat
  • Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
  • Kearifan lokal dalam bidang pertanian
  • Kearifan lokal dalam mitos masyarakat
  • Kearifan lokal dalam cerita budaya, petuah, dan sastra

Pemberdayaan Komunitas

Kearifan lokal tidak terlepas dari nilai-nilai yang dipertahankan di suatu daerah atau komunitas tertentu. Nilai-nilai tersebut tidak akan mudah diubah paradigma atau sudut pandangnya. Maka diperlukan strategi pemberdayaan komunitas agar pengaruh positif dari kearifan lokal tetap terjaga namun masyarakat atau komunitas dapat mempelajari dan mengubah hal-hal yang dianggap perlu diubah. Pemberdayaan adalah suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kekuatan/kemampuan, atau proses pemberian daya/kekuatan/kemampuan kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Sedangkan komunitas merupakan sekelompok masyarakat yang terikat dalam identitas yang sama. 

Menurut Wilkinson, pemberdayaan komunitas adalah sebuah upaya atau perubahan yang sengaja dilakukan atau dikembangkan oleh para anggota sebuah komunitas itu sendiri. Di mana mereka merumuskan masalah, menyusun rencana serta menentukan arah perubahan menurut keyakinan dan persepsi mereka sendiri dan perubahan itu diyakini sebagai perbaikan sebagaimana layaknya membangun sebuah bangunan, maka upaya perbaikan tersebut utamanya diarahkan kepada perbaikan dan pengokohan struktur-struktur penopang komunitas yang bersangkutan. 

Tujuan dari pemberdayaan komunitas adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri dalam bertindak, berpikir, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Pemberdayaan komunitas orientasinya menunjuk kepada komunitas yang kurang berdaya atau tidak berdaya. Pemberdayaan juga dapat dilakukan kepada komunitas yang telah berdaya, namun dengan tujuan untuk mengantisipasi terhadap ancaman dan hambatan yang dapat mengubah komunitas itu sendiri. Kemudian untuk melengkapi komunitas yang lebih baik, kompetensi yang harus ada dalam masyarakat antara lain sebagai berikut:

  1. Mampu mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas.
  2. Mampu mencapai kesempatan tentang sasaran yang hendak dicapai dan skala prioritas.
  3. Mampu menemukan dan menyepakati cara dan alat untuk mencapai sasaran yang telah disetujui.
  4. Mampu bekerja sama secara rasional dalam bertindak untuk mencapai tujuan. 

Menurut Herbert Rubin, ada lima prinsip pemberdayaan komunitas, yaitu: 1) Pemberdayaan melakukan break-even dalam setiap kegiatan yang dikelolanya; 2) Pemberdayaan selalu melibatkan partisipasi masyarakat; 3) Dalam melaksanakan program pemberdayaan, kegiatan pelatihan merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik; 4) Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber daya; 5) Kegiatan pemberdayaan harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara kepentingan pemerintah dengan kepentingan masyarakat. 

Menurut Terry Wilson, terdapat tujuh tahapan dalam siklus pemberdayaan komunitas, yaitu 1) Keinginan untuk berubah; 2) Melepaskan halangan-halangan; 3) Rasa memiliki bertambah; 4) Mengembangkan peran dan batas tanggung jawab; 5) Pencapaian hasil dan target yang lebih besar; 6) Perubahan perilaku dan kesan terhadap dirinya; 7) Merasa tertantang untuk upaya lebih besar. Kemudian tahapan-tahapan yang harus dilalui supaya kegiatan pemberdayaan dapat berjalan secara optimal adalah sebagai berikut:

  1. Tahap penyadaran dan perilaku menuju kesadaran serta kepedulian.
  2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan.
  3. Peningkatan kemampuan intelektual.

Aktor pemberdayaan komunitas terdiri dari 1) Pemerintah sebagai penentu rambu-rambu kebijakan dan pengontrol peran swasta; 2) Swasta sebagai implementasi penentuan langkah bersama dengan masyarakat; dan 3) Masyarakat sebagai partisipan. Kemudian faktor yang memengaruhi keberhasilan pemberdayaan komunitas adalah sebagai berikut:

  • Kesediaan suatu komunitas untuk menerima pemberdayaan bergantung pada situasi yang dihadapi.
  • Adanya pemikiran bahwa pemberdayaan tidak untuk semua orang.
  • Ketergantungan adalah budaya. 
  • Dorongan dari para pemimpin setiap komunitas untuk tidak mau melepaskan kekuasannya.
  • Adanya batas pemberdayaan.
  • Adanya kepercayaan dari para pemimpin komunitas untuk mengembangkan pemberdayaan dan mengubah persepsi mereka tentang anggota komunitasnya. 
  • Pemberdayaan tidak kondusif bagi perubahan yang cepat.
  • Pemberdayaan membutuhkan dukungan dukungan sumber daya yang besar.

1.

Jawablah pertanyaan berikut ini!

  1. Mampu bertahan terhadap budaya luar
  2. Tidak memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
  3. Tidak memiliki kemampuan untuk mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
  4. Mempunyai kemampuan mengendalikan
  5. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya

Ciri-ciri kearifan lokal ditunjukkan oleh nomor….


A. 1); 2); dan 3)
B. 2); 3); dan 4)
C. 3); 4); dan 5)
D. 1); 4); dan 5)
E. 1); 2); dan 5)

JAWABAN BENAR

D.

1); 4); dan 5)

PEMBAHASAN

Ciri-ciri kearifan lokal adalah sebagai berikut:

  1. Mampu bertahan terhadap budaya luar
  2. Memiliki kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
  3. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
  4. Mempunyai kemampuan mengendalikan
  5. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya

2.

Jawablah pertanyaan berikut ini!

Di bawah ini yang bukan termasuk fungsi kearifan lokal menurut Sirtha adalah….


A. Untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
B. Untuk pengembangan sumber daya manusia
C. Untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
D. Untuk petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan
E. Untuk penguatan etika dan moral

JAWABAN BENAR

E.

Untuk penguatan etika dan moral

PEMBAHASAN

Fungsi kearifan lokal menurut Sirtha adalah sebagai berikut:

  1. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam
  2. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia 
  3. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
  4. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra, dan pantangan

3.

Jawablah pertanyaan berikut ini!

Di bawah ini yang bukan merupakan bentuk kearifan lokal tangible adalah….


A. Petuah
B. Primbon
C. Keris
D. Rumah Gadang
E. Kalender

JAWABAN BENAR

A.

Petuah

PEMBAHASAN

Bentuk kearifan lokal tangible atau berwujud nyata merupakan suatu kearifan lokal yang memiliki wujud nyata, seperti primbon, keris, bangunan, benda cagar budaya, dan sebagainya. Jadi petuah tidak termasuk bentuk kearifan lokal tangible karena tidak berwujud. 

4.

Jawablah pertanyaan berikut ini!

Batik merupakan salah satu potensi kearifan lokal di Indonesia yang berasal dari….


A. Sumber daya alam
B. Karya masyarakat
C. Pertanian
D. Mitos
E. Cerita budaya

JAWABAN BENAR

B.

Karya masyarakat

PEMBAHASAN

Batik merupakan salah satu potensi kearifan lokal di Indonesia yang berasal dari karya masyarakat.

5.

Jawablah pertanyaan berikut ini!

  1. Pemberdayaan melakukan break-even dalam setiap kegiatan yang dikelolanya
  2. Pemberdayaan selalu melibatkan partisipasi masyarakat
  3. Dalam melaksanakan program pemberdayaan, kegiatan pelatihan merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik
  4. Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber daya
  5. Kegiatan pemberdayaan harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara kepentingan pemerintah dengan kepentingan masyarakat 

Poin di atas merupakan prinsip pemberdayaan komunitas yang dikemukakan oleh….


A. Talcott Parsons
B. Jim Ife
C. Herbert Rubin
D. Mardikanto
E. Dharma dan Bhatnagar

JAWABAN BENAR

C.

Herbert Rubin

PEMBAHASAN

Menurut Herbert Rubin, ada lima prinsip pemberdayaan komunitas diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Pemberdayaan melakukan break-even dalam setiap kegiatan yang dikelolanya
  2. Pemberdayaan selalu melibatkan partisipasi masyarakat
  3. Dalam melaksanakan program pemberdayaan, kegiatan pelatihan merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik
  4. Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber daya
  5. Kegiatan pemberdayaan harus dapat berfungsi sebagai penghubung antara kepentingan pemerintah dengan kepentingan masyarakat 

redesain-navbar Portlet