APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Sosiologi

Ketimpangan Sosial sebagai Dampak Perubahan Sosial di tengah Globalisasi

MATERI

Ketimpangan Global


Sumber: https://www.nesabamedia.com 

Menurut Ulrich Beck, akses global hanya tersentuh oleh kaum kaya sedangkan kaum miskin tidak memiliki kemampuan dan kekuasaan untuk terlibat dalam kemajuan dunia global. Hal tersebut menunjukkan bahwa globalisasi dianggap sebagian pihak mengantar masyarakat di dunia menuju ketimpangan global.  Banyak teori untuk menerangkan ketimpangan global diantaranya adalah sebagai berikut:

Teori Kolonialisme
Teori kolonialisme mengeksploitasi rakyat dan sumber daya suatu bangsa demi keuntungan negara kapitalis.

Teori Sistem Dunia
Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein, di mana ia  menganalisis  bagaimana industrialisasi menghasilkan tiga kelompok bangsa,   yaitu 1)  Negara inti, yaitu negara yang lebih dulu melakukan industrialisasi dan mendominasi negara yang lemah; 2)  Negara semi periferi, yaitu  negara yang bergantung  pada perdagangan  negara inti; dan 3)  Negara Periferi  yaitu  negara pinggiran. 

Teori Ketergantungan (Dependensi)
Teori ketergantungan menganggap bahwa keterbelakangan sebagai akibat suatu sistem kapitalis internasional yang dominan dan bersekutu dengan elite lokal di Dunia Ketiga yang menggunakan kelebihan mereka yang istimewa untuk mempertahankan kedudukan mereka. Di sini Dunia Ketiga tidak dapat mengadakan industrialisasi dan pembangunan ekonomi selama masih dalam cengkraman suatu sistem internasional yang diskriminatif. 

Pendekatan Struktural
Pendekatan ini memandang bahwa kemiskinan dan ketergantungan Dunia Ketiga tidak disebabkan oleh keputusan kebijakan yang sengaja dibuat di Amerika, Inggris, atau Moskow.  Namun sebaliknya, ketergantungan ini berasal dari struktur sistem internasional yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga bangsa-bangsa pengekspor bahan mentah terpaksa kehilangan bagiannya dari keuntungan produksi. Tokoh teori ini adalah Raul Prebisch, ia mengatakan bahwa ketimpangan tidak berasal dari kejahatan negara pusat, tetapi disebabkan oleh struktur sistem ekonomi internasional itu sendiri. 

Teori Fungsionalis
Teori fungsionalis percaya bahwa ketidaksetaraan tidak bisa dihindari dan memainkan fungsi penting dalam masyarakat. Dalam teori ini, posisi-posisi dengan tanggung jawab lebih besar menuntut pertanggungjawaban yang lebih besar juga. Di sini ketimpangan sosial dan stratifikasi sosial menyebabkan meritokrasi yang berdasarkan kemampuan. 

Teori Konflik
Teori konflik melihat ketimpangan sebagai akibat dari kelompok dengan kekuatan mendominasi kelompok yang kurang kuat. Tokoh teori ini adalah Karl Marx, Lewis Coser, dan Ralf Dahrendorf. Di sini Marx memandang bahwa kapitalisme akan memperuncing perbedaan kelas antarindividu. Sedangkan menurut Lewis Coser, konflik adalah suatu perjuangan mengenai nilai serta tuntutan atas status, kekuasaan, dan sumber daya yang bersifat langka. Kemudian Ralf Dahrendoft menjelaskan bahwa masyarakat terdiri dari organisasi-organisasi yang didasarkan pada kekuasaan atau wewenang.

Teori Pertumbuhan Neoklasik
Teori pertumbuhan neoklasik dimunculkan oleh Douglas C. North. Teori ini memunculkan sebuah prediksi tentang hubungan antara tingkat pembangunan ekonomi nasional suatu negara dengan ketimpangan pembangunan antarwilayah. Menurut hipotesis neoklasik, ketimpangan di negara berkembang relatif lebih tinggi dibanding dengan ketimpangan di negara maju karena proses pembangunan di negara berkembang baru dimulai. 

Salah satu cara untuk melihat ketimpangan adalah melalui perekonomian negara tersebut. Bank Dunia menggunakan data dari pendapatan kotor sebuah negara atau Gross National Income (GNI). Bank Dunia mendefinisikan negara dengan pendapatan tinggi adalah negara-negara yang memiliki GNI paling tidak $12.476 per kapita. Kemudian negara dengan pendapatan menengah bawah adalah negara-negara yang memiliki GNI antara $1.026-$4.035 perkapita dan pendapatan menengah atas memiliki GNI antara $4.036-$12.475.

Hakikat Ketimpangan Sosial

Menurut Naidoo dan Wills, ketimpangan sosial merupakan perbedaan-perbedaan dalam pemasukan, sumber daya, kekuasaan, dan status di dalam dan antara masyarakat. Ketimpangan ini dipertahankan oleh orang-orang yang berkuasa melalui institusi dan proses-proses sosial. Ketimpangan sosial bukan lah suatu hal yang baru, ada banyak contoh ketimpangan sosial dalam sejarah. Sebagai contoh, pembangunan pada zaman Romawi yang menggunakan para budak. Sistem feodal kepemilikan tanah pun hadir, yaitu para budak mengolah tanah sementara raja memiliki tanah dan memerintah kerajaan. 

Kesenjangan sosial dapat dilihat oleh sosiolog sebagai masalah sosial yang mencakup tiga dimensi, yaitu kondisi struktural objektif, dukungan ideologis, dan reformasi sosial. Di sini kondisi struktural objektif terdiri atas hal-hal yang dapat diukur secara objektif dan berkontribusi terhadap ketimpangan sosial. Kemudian dukungan ideologis mencakup hal-hal yang mendukung ketimpangan sosial yang terdapat di masyarakat. Sedangkan reformasi sosial mencakup perlawanan terorganisasi, kelompok-kelompok perlawanan, dan gerakan-gerakan sosial. 

Bentuk-Bentuk Ketimpangan Sosial dan Faktor Penyebab Ketimpangan Sosial

Menurut Andrinof Chaniago, terdapat enam ketimpangan yang terjadi di masyarakat diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Ketimpangan desa dan kota
  • Kesenjangan pembangunan diri manusia Indonesia
  • Ketimpangan antar golongan sosial ekonomi
  • Ketimpangan penyebaran asset di kalangan swasta
  • Ketimpangan antar sektor ekonomi
  • Ketimpangan antar wilayah dan subwilayah

Kemudian faktor penyebab ketimpangan sosial dapat dilihat melalui faktor struktural dan kultural seperti berikut ini:

Faktor Struktural
Faktor struktural berkaitan erat dengan tata kelola yang merupakan kebijakan pemerintah dalam menangani masyarakat, baik yang bersifat legal formal maupun kebijakan-kebijakan dalam pelaksanaannya. Di sini pemerintah harus mampu menjadi dinamisator (memiliki rasa simpati), mediator (adil), dan katalisator (pengendali permasalahan). 

Faktor Kultural
Faktor kultural berkaitan dengan sifat atau karakter masyarakat dalam melaksanakan kehidupannya dan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat. 

1.

Jawablah pertanyaan berikut ini!

Immanuel Wallerstein menganalisis  bagaimana industrialisasi menghasilkan tiga kelompok bangsa, yaitu negara inti, negara semi periferi, dan negara periferi merupakan keluaran dari teori….


A. Sistem Dunia
B. Kolonialisme
C. Ketergantungan (Dependensi)
D. Fungsionalis
E. Konflik

JAWABAN BENAR

A.

Sistem Dunia

PEMBAHASAN

Teori sistem dunia dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein, di mana ia  menganalisis  bagaimana industrialisasi menghasilkan tiga kelompok bangsa, yaitu 1) Negara inti, yaitu negara yang lebih dulu melakukan industrialisasi dan mendominasi negara yang lemah; 2) Negara semi periferi, yaitu  negara yang bergantung  pada perdagangan  negara inti; dan 3) Negara Periferi  yaitu  negara pinggiran. 

2.

Jawablah pertanyaan berikut ini!

Pendekatan struktural memandang bahwa kemiskinan dan ketergantungan Dunia Ketiga tidak disebabkan oleh keputusan kebijakan yang sengaja dibuat di Amerika, Inggris, atau Moskow.  Namun sebaliknya, ketergantungan ini berasal dari struktur sistem internasional yang konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga bangsa-bangsa pengekspor bahan mentah terpaksa kehilangan bagiannya dari keuntungan produksi. Tokoh teori ini adalah….


A. Kingsley Davis
B. Raul Prebisch
C. Wilbert Moore
D. Karl Marx
E. Lewis Coser

JAWABAN BENAR

B.

Raul Prebisch

PEMBAHASAN

Tokoh teori pendekatan struktural adalah Raul Prebisch, ia mengatakan bahwa ketimpangan tidak berasal dari kejahatan negara pusat, tetapi disebabkan oleh struktur sistem ekonomi internasional itu sendiri. 

3.

Jawablah pertanyaan berikut ini!

Di bawah ini merupakan daftar negara-negara yang memiliki pendapatan perkapita yang tinggi kecuali….


A. Amerika Serikat
B. Kanada
C. Tiongkok
D. Jerman
E. Inggris

JAWABAN BENAR

C.

Tiongkok

PEMBAHASAN

Bank Dunia mendefinisikan negara dengan pendapatan tinggi adalah negara-negara yang memiliki GNI paling tidak $12.476 per kapita. Beberapa diantaranya adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman, dan Inggris. 

4.

Jawablah pertanyaan berikut ini!

  1. Ketimpangan kota
  2. Ketimpangan antar golongan sosial ekonomi
  3. Ketimpangan penyebaran asset di kalangan swasta
  4. Ketimpangan antar sektor budaya
  5. Ketimpangan antar wilayah dan subwilayah

Bentuk-bentuk ketimpangan sosial ditunjukkan oleh nomor….


A. 1); 2); dan 3)
B. 2); 3); dan 4)
C. 3); 4); dan 5)
D. 2); 3); dan 5)
E. 1); 3); dan 5)

JAWABAN BENAR

D.

2); 3); dan 5)

PEMBAHASAN

Bentuk-bentuk ketimpangan sosial adalah sebagai berikut:

  1. Ketimpangan desa dan kota
  2. Kesenjangan pembangunan diri manusia Indonesia
  3. Ketimpangan antar golongan sosial ekonomi
  4. Ketimpangan penyebaran asset di kalangan swasta
  5. Ketimpangan antar sektor ekonomi
  6. Ketimpangan antar wilayah dan subwilayah

5.

Jawablah pertanyaan berikut ini!

  1. Struktural
  2. Kultural
  3. Sosial
  4. Ekonomi
  5. Budaya

Faktor penyebab ketimpangan sosial ditunjukkan oleh nomor….


A. 2) dan 3)
B. 3) dan 4)
C. 4) dan 5)
D. 1) dan 5)
E. 1) dan 2)

JAWABAN BENAR

E.

1) dan 2)

PEMBAHASAN

Faktor penyebab ketimpangan sosial adalah sebagai berikut:

  1. Faktor Struktural: Faktor struktural berkaitan erat dengan tata kelola yang merupakan kebijakan pemerintah dalam menangani masyarakat, baik yang bersifat legal formal maupun kebijakan-kebijakan dalam pelaksanaannya. Di sini pemerintah harus mampu menjadi dinamisator (memiliki rasa simpati), mediator (adil), dan katalisator (pengendali permasalahan). 
  2. Faktor Kultural: Faktor kultural berkaitan dengan sifat atau karakter masyarakat dalam melaksanakan kehidupannya dan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat. 

redesain-navbar Portlet