APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Biologi

Pewarisan Sifat

MATERI

Istilah dalam Genetika



Pernahkah Sobat Pintar melihat kucing yang memiliki warna, panjang bulu, bentuk mata dan hidung yang beragam?

Ternyata perbedaan warna dan panjang bulu, warna mata dan warna hidung  yang kita lihat pada kucing dipengaruhi oleh gen (yang nanti akan kita pelajari di halaman selanjutnya). Kita juga dapat memperoleh koleksi kucing dengan bulu atau warna mata sesuai dengan yang kita inginkan lho, sobat! Caranya dengan mengawinkan dua kucing yang mempunyai sifat (warna bulu atau warna mata) seperti yang kita harapkan.

Nah, bagaimana bisa sifat-sifat dari induk kucing tersebut dapat diturunkan ke anak-anaknya? Sobat pintar akan mengetahuinya setelah mempelajari materi berikut.

Konsep pewarisan sifat ini pertama kali ditemukan oleh Gregor Mendel. Mendel merupakan ilmuwan asal Austria yang terkenal setelah percobaan tanaman kacang ercis (Pisum sativum)  menjelaskan bagaimana pewarisan sifat diturunkan dari generasi ke generasi, hingga ia akhirnya dijuluki sebagai Bapak Genetika.


Keputusan Mendel untuk menggunakan kacang ercis sebagai bahan percobaannya sangat tepat, karena tanaman ini kuat dan tumbuh dengan cepat. Daun bunga seluruhnya menutupi organ-organ seksnya sehingga serangga jarang dapat masuk ke dalam organ-organ seksnya dan akan terjadi penyerbukan sendiri.

Agar dapat terjadi penyerbukan silang, Mendel membuka kuncup-kuncupnya dan membuang benang sari sebelum masak, kemudian menyapu-nyapukan serbuk sari dari tanaman lain pada putik.

Keuntungan yang lain adalah kacang ercis ini banyak menghasilkan keturunan varietas yang berlainan secara nyata. Di antara varietas kacang ercis memiliki pasangan sifat beda yang menonjol.  

P (Parental) digunakan untuk sebutan induk, F (Filius) untuk sebutan keturunan, misalnya F1 berarti keturunan pertama, F2 berarti keturunan kedua, yang artinya keturunan dari hasil persilangan antara F1 dan seterusnya.

Sobat, Mendel juga mengemukakan bahwa pada pasangan sifat dengan genotipe dominan-dominan atau dominan-resesif akan muncul fenotipe dominan, hanya individu yang mempunyai sifat resesif-resesif akan muncul fenotipe resesif.

Seperti yang telah Sobat Pintar pelajari sebelumnya, bahwa genotipe BB dan Bb menunjukkan fenotipe bulat, sedangkan genotipe bb akan menunjukkan fenotipe keriput.

Genotipe merupakan sifat yang ditentukan oleh gen, dapat dikatakan sebagai sifat yang menurun dan diwariskan kepada keturunannya.

Pengaruh genotipe ini bergantung pada lingkungannya.

Fenotipe merupakan paduan antara genotipe dengan lingkungannya, jadi sifat yang tampak dari luar.

Seperti contohnya seseorang mempunyai bakat menjadi pemain sepak bola, bakat tersebut tidak akan menampakkan hasilnya jika tidak pernah berlatih sepak bola.

Sifat Intermediet

Sobat Pintar, mendel tidak hanya berhenti melakukan satu percobaan, tetapi selalu mengadakan percobaan lainnya.

Ketika mencoba menyilangkan bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) merah dan putih menghasilkan keturunan F1 merah muda. Setelah dilakukan persilangan sesama F1 ternyata menghasilkan keturunan F2 yaitu merah, merah muda, dan putih dengan perbandingan 1 : 2 : 1.

Dari hasil percobaan tampak dihasilkan keturunan dengan perpaduan sifat dari kedua induknya yaitu merah muda, warna ini disebut dengan sifat intermediet. Warna tersebut terjadi karena dominasi yang tidak sempurna dari warna merah tetapi masih menampakkan tanda warna merah dominan terhadap warna putih.

Dari diagram dan tabel dapat dilihat perbandingan fenotipe dan F2 adalah 1 : 2 : 1 = merah : merah muda : putih, sedangkan perbandingan genotipenya F2 dapat dilihat 1 : 2 : 1 = RR : Rr : rr

Hukum I Mendel

Perlu Sobat Pintar ketahui, sebelum Mendel melakukan percobaannya, tanaman kacang ercis (Pisum sativum) melakukan penyerbukan sendiri sehingga mendapatkan varietas galur murni.

Setelah mendapatkan galur murni, Mendel baru melakukan percobaannya dengan satu sifat beda untuk setiap persilangannya.

Misalnya, mempersilangkan antara kacang ercis berbiji bulat dengan berbiji keriput. Hasil persilangannya menghasilkan keturunan kacang ercis berbiji bulat, dan hasilnya terlihat muncul satu sifat beda kemudian seterusnya dilakukannya lagi persilangan dengan sifat beda lainnya dan menghasilkan 7 macam sifat beda.

Dari hasil pengamatannya pada keturunan pertama (F1) menunjukkan ciri-ciri yang sama dengan salah satu induknya.

Setelah mendapatkan hasil seperti pada tabel di atas, kemudian Mendel mengulang percobaannya dengan menyilangkan keturunan pertama (F1) yang dijadikan sebagai induk (P2), ternyata menghasilkan keturunan F2 yang beraneka ragam. Dari hasil pengamatannya, sifat resesif yang tidak muncul pada keturunan F1 akan muncul di keturunan F2.

Mendel beranggapan sifat resesif muncul karena sifat beda yang dimiliki induknya adalah berpasangan. Jadi, dalam persilangannya masing-masing induknya akan memberikan satu fakta sifat beda kepada keturunannya sehingga akan menerima 2 fakta sifat beda dari masing-masing induknya.

Untuk mempermudah dalam memahami, Sobat Pintar coba perhatikan tabel.

Dari diagram dan tabel dapat kita lihat perbandingan fenotipe dari F2 = 3 : 1 = bulat : keriput. Sedangkan untuk perbandingan genotipe F2 = 1 : 2 : 1 = BB : Bb : bb.

Dengan demikian gen faktor bulat (B) adalah dominan terhadap faktor keriput (b) dan Bb adalah individu yang mempunyai fenotipe biji bulat. Mendel melakukan percobaannya berulang kali, ternyata hasilnya sama seperti dapat dilihat tabel berikut ini:

Dari data tersebut dapat dilihat pada F2 memiliki perbandingan rata-rata sifat dominan : resesif = 3 : 1.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan Mendel dengan fakta-fakta yang ada, maka muncullah Hukum I Mendel yang disebut juga Hukum Segregasi yang berbunyi

“Pada peristiwa pembentukan gamet, gen yang merupakan pasangannya memisah secara bebas”

Setiap sel gamet akan memperoleh satu gen dari pasangan tersebut. Kemudian Mendel membuat suatu kesimpulan seperti berikut.

  1. Setiap sifat suatu organisme dikendalikan oleh satu pasang faktor keturunan yang dinamakan gen (pada waktu itu Mendel belum mengenal gen); yaitu satu faktor dari induk jantan dan satu faktor dari induk betina.
  2. Setiap pasangan faktor keturunan menunjukkan bentuk alternatif sesamanya, misalnya bulat atau kisut. Kedua bentuk alternatif ini disebut alel.
  3. Apabila pasangan faktor keturunan terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, faktor dominan akan menutup faktor resesif.
  4. Pada saat pembentukan gamet, yaitu pada proses meiosis, pasangan faktor atau masing-masing alel akan memisah secara bebas.
  5. Individu galur murni mempunyai pasangan sifat (alel) yang sama, yaitu dominan atau resesif saja.

Selain tumbuhan, sifat dominan dan resesif juga terjadi pada manusia, seperti yang dimiliki dalam keluarga Sobat Pintar. Dalam satu keluarga akan tampak sifat-sifat dominan dan sifat-sifat yang dapat tampak atau tidak tampak (resesif).

Hukum II Mendel


Pada saat periode yang sama Mendel menyelidiki pewarisan, ia juga menyilangkan tanaman ercis yang berbeda dalam dua sifat, persilangan ini dinamakan persilangan dihibrid. Mendel menyilangkan varietas ercis berbiji bulat berwarna hijau dengan varietas ercis berbiji keriput berwarna kuning.

Keturunan pertama (F1) menghasilkan keturunan berbiji bulat warna kuning. Kemudian Mendel menyilangkan antara F1 yang menghasilkan keturunan F2 sebagai berikut:

Sehingga perbandingannya menghasilkan bulat kuning : bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1.Jika Sobat Pintar perhatikan dan amati percobaan di atas, gen yang telah terpisah tersebut akan bergabung dengan gen dari induk lain pada saat perkawinan.

Penggabungan tersebut terjadi secara acak dan bebas. Pada perkawinan ini tampak jelas bahwa gen-gen dapat berpasangan membentuk kombinasi yang beragam. Hal tersebut dituangkan dalam Hukum II Mendel atau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas (The Law Independent Assortment of Genes) yang berbunyi:

“Bila individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka akan diturunkan sifat yang sepasang tak tergantung dari pasangan sifat yang lain”.

Apakah sobat pintar sudah paham? kalau belum paham bisa kita diskusikan di kolom komentar yaa...

1.

Jawablah soal di bawah ini!

Tanaman gandum bulir banyak kulit keriput (AAbb) disilangkan dengan tanaman gandum bulir sedikit kulit halus (aaBB) disilangkan sesamanya didapatkan keturunan F1 bulir banyak kulit halus (AaBb), kemudian antar F1 disilangkan dihasilkan F2. Berapa persen individu yang memiliki genotipe double heterozigot (AaBb)?


A. 6,25%
B. 18,75%
C. 25%
D. 50%
E. 56,25%

JAWABAN BENAR

C.

25%

PEMBAHASAN

Jumlah genotip keseluruhan yang dihasilkan pada F2 adalah 16, sedangkan genotipe double heterozigot (AaBb) ada sebanyak 4. Jadi, persentase individu yang memiliki genotipe double heterozigot (AaBb) adalah
4/16 x 100% = 25%

2.

Jawablah soal di bawah ini!

Tikus tanah hitam ekor panjang (HHPP) disilangkan dengan tikus rambut putih ekor pendek (hhpp). Pada F2, berapa kemungkinan munculnya tikus yang mempunyai fenotip yang sama dengan induk yang dominan apabila F1 dikawinkan dengan sesamanya?


A. 6,25%
B. 18,75%
C. 25%
D. 56,25%
E. 100%

JAWABAN BENAR

D.

56,25%

PEMBAHASAN

Diperoleh hasil keturunan F2 yang mungkin adalah:

  • Hitam Panjang (HHPP, HHPp, dan HhPp) : 9
  • Hitam Pendek (HHpp dan Hhpp) : 3
  • Putih Panjang (hhPP dan hhPp) : 3
  • Putih Pendek (hhpp) : 1

Perbandingan fenotip yang sama dengan induk yang dominan apabila F1 dikawinkan dengan sesamanya adalah keturunan hitam panjang (HHPP, HHPp, dan HhPp) yaitu dengan perbandingan sebanyak 9.
Jadi, kemungkinan munculnya tikus yang mempunyai fenotip yang sama dengan induk yang dominan apabila F1 dikawinkan dengan sesamanya adalah
9/16 x 100% = 56,25%

3.

Jawablah soal di bawah ini!

Untuk mendapatkan varietas unggul dilakukan penyilangan padi dengan kualitas beras pulen, tetapi tidak tahan hama (PPhh) dengan padi kualitas beras pera tahan hama (ppHH). Hasil persilangannya tampak pada diagram berikut. Jika F1 disilangkan dengan padi bergenotipe dan fenotip tertentu akan menghasilkan keturunan (F2) dengan kualitas beras pulen tahan hama (PPHH, PPHh, PpHH, dan PpHh), kemungkinan genotip dan fenotip yang disilangkan dengan F1 tersebut adalah....


A. pphh – pera tidak tahan hama
B. ppHH – pera tahan hama
C. PpHh – pulen tahan hama
D. PpHH – pulen tahan hama
E. PPHH – pulen tahan hama

JAWABAN BENAR

E.

PPHH – pulen tahan hama

PEMBAHASAN

Hasil keturunan yang diperoleh pada F2 adalah PPHH, PPHh, PpHH, dan PpHh. Induk satu memiliki genotipe PpHh. Untuk menghasilkan keturunan seperti itu, induk yang satunya tidak mungkin memiliki sifat resesif atau membawa sifat resesif. Genotipe yang mungkin adalah sifat dominan homozigot. Jadi, kemungkinan genotip dan fenotip yang disilangkan dengan F1 tersebut adalah PPHH – pulen tahan hama.

4.

Jawablah soal di bawah ini!

Fahmi menyilangkan galur murni kacang kapri berbiji bulat warna kuning (BBKK) dan biji keriput warna hijau (bbkk). Persilangan dilakukan sampai mendapat keturunan F2 menghasilkan biji sejumlah 3.200 buah. Secara berurutan, jumlah biji bulat warna kuning dan biji keriput warna hijau adalah....


A. 200 dan 600
B. 200 dan 1.200
C. 200 dan 1800
D. 600 dan 200
E. 1.800 dan 200

JAWABAN BENAR

E.

1.800 dan 200

PEMBAHASAN

Dari persilangan tersebut dapat diperoleh kacang kapri dengan perbandingan fenotip sebagai berikut
Perbandingan fenotip = Bulat kuning (BBKK) : Bulat hijau : keriput kuning : keriput hijau
Perbandingan fenotip = 9 : 3 : 3 : 1
Perbandingan jumlah biji = 1800 : 600 : 600 : 200

5.

Jawablah soal di bawah ini!

Perkawinan antara kuda betina dan keledai jantan tidak dapat menghasilkan spesies baru, karena....


A. hibrid yang dihasilkan fertile
B. adanya isolasi reproduksi
C. adanya isolasi perilaku
D. hibrid yang dihasilkan steril
E. hibrid yang dihasilkan letal

JAWABAN BENAR

D.

hibrid yang dihasilkan steril

PEMBAHASAN

Kuda betina dan keledai jantan mengalami isolasi reproduksi yang berarti hambatan dua spesies berbeda untuk melakukan reproduksi. Isolasi reproduksi yang terjadi merupakan isolasi post zigot yang mengakibatkan hibrid bersifat steril.

6.

Jawablah soal berikut ini!

Dalam sebuah persilangan antara dua tanaman dengan genotip heterozigot (Aa), berapa rasio fenotip yang diharapkan untuk sifat dominan dan resesif?


A. 1:1
B. 2:1
C. 3:1
D. 1:2:1
E. 9:3:3:1

JAWABAN BENAR

C.

3:1

PEMBAHASAN

Persilangan antara dua individu heterozigot (Aa x Aa) menghasilkan kombinasi alel berikut:

  • AA (1/4) - Dominan
  • Aa (1/2) - Dominan
  • aa (1/4) - Resesif

Rasio fenotipnya adalah 3 bagian dominan (AA dan Aa) terhadap 1 bagian resesif (aa). Jadi, rasio fenotipnya adalah 3:1.

7.

Jawablah soal berikut ini!

Jika seorang tanaman dengan bunga merah (RR) disilangkan dengan tanaman dengan bunga putih (rr), dan hasilnya adalah semua keturunan berwarna merah muda (Rr), ini merupakan contoh dari:


A. Dominansi penuh
B. Recessive trait
C. Kodominansi
D. Sifat intermediet
E. Poligenik

JAWABAN BENAR

D.

Sifat intermediet

PEMBAHASAN

Ketika persilangan antara dua individu dengan genotip homozigot berbeda menghasilkan keturunan dengan fenotip yang merupakan campuran dari kedua sifat tersebut, ini adalah contoh sifat intermediet. Dalam hal ini, bunga merah (RR) dan bunga putih (rr) menghasilkan bunga merah muda (Rr) karena alel dominan tidak sepenuhnya menutupi alel resesif.

redesain-navbar Portlet