APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Geografi

Konsep Wilayah dan Tata Ruang

MATERI

Pembangunan Wilayah

Pengertian pembangunan menurut para ahli:

Siagian (1994)
Pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.

Rogers

Pembangunan adalah suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya kebebasan, keadilan dan kualitas lainnya yang dihargai) untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka.

Inayatullah

Pembangunan ialah perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungan dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan pada warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.

Shoemaker 

Pembangunan merupakan suatu jenis perubahan sosial dimana ide-ide baru diperkenalkan kepada suatu sistem sosial untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modernisasi pada tingkat sistem sosial.

Kleinjans

Pembangunan yaitu suatu proses pencapaian pengetahuan dan keterampilan baru, perluasan wawasan manusia, tumbuhnya suatu kesadaran baru, meningkatnya semangat kemanusiaan dan suntikan kepercayaan diri.

Dari pengertian pembangunan yang diungkapkan para pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik dalam lingkungan masyarakat.

Indikator Pembangunan

Indikator pembangunan, yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi:

Variabel sebagai indikator ekonomi :

  1. GNP dibagi dengan jumlah penduduk. GNP/GDP adalah nilai akhir barang dan jasa yang berhasil diproduksi oleh suatu perekonomian (masyarakat) pada suatu periode waktu tertentu (biasanya satu tahun).Jika GNP/GDP tersebut dibagi dengan jumlah penduduk maka didapatkan GNP/GDP per kapita.
  2. Growth (pertumbuhan), yaitu perubahan output (GNP/GDP) yang terjadi selama satu kurun waktu tertentu (satu tahun).
  3. GDP per Kapita dengan Purchasing Power Parity Perbandingan antar negara berdasarkan GNP/GDP per kapita seringkali menyesatkan.
  4. Perubahan Struktur Ekonomi Mengukur tingkat kemajuan struktur produksi (Pertanian, manufaktur, dan jasa-jasa). Peranan sektor pertanian akan menurun untuk memberi kesempatan bagi tampilnya sector-sektor manufaktur dan jasa, yang secara sengaja senantiasa diupayakan agar terus berkembang.
  5. Kesempatan Kerja Rendahnya sifat kewirausahaan penduduk di negara-negara berkembang, memaksa pemerintah di negara-negara tersebut untuk menyiapkan dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya.
  6. Pengangguran Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi di negara-negara berkembang, pada akhirnya menjadi bom waktu sekitar 15 sampai dengan 20 tahun kemudian, pada saat mereka masuk sebagai angkatan kerja.

Variabel yang termasuk dalam indikator sosial:

  1. Indeks Mutu Hidup (IMH) merupakan indeks gabungan dari 1) Harapan hidup pada usia 1 tahun, angka kematian, dan tingkat melek huruf.
  2. Human Development Index (HDI), mencoba merangking semua negara dalam skala 0 (sebagai tingkatan pembangunan manusia yang terendah) hingga 1 (Pembangunan manusia yang tertinggi) berdasarkan atas 3 tujuan atau produk pembangunan, yaitu:
  • Tingkat Harapan Hidup,
  • Pengetahuan yang diukur dengan rata-rata tertimbang dari jumlah orang dewasa yang dapat membaca (diberi bobot dua pertiga) dan rata-rata tahun sekolah (diberi bobot sepertiga), dan
  • Penghasilan yang diukur dengan pendapatan per kapita riil yang telah disesuaikan, yaitu disesuaikan menurut daya beli mata uang masing-masing negara dan asumsi menurunnya utilitas marginal penghasilan dengan cepat.

Teori Pertumbuhan Wilayah

Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral dikemukakan oleh Walter Christaller (1933), seorang ahli geografi dari Jerman. Teori ini didasarkan pada lokasi dan pola persebaran permukiman dalam ruang. Dalam suatu ruang kadang ditemukan persebaran pola permukiman desa dan kota yang berbeda ukuran luasnya. Teori pusat pertumbuhan dari Christaller ini diperkuat oleh pendapat August Losch (1945) seorang ahli ekonomi Jerman.

Keduanya berkesimpulan, bahwa cara yang baik untuk menyediakan pelayanan berdasarkan aspek keruangan dengan menempatkan aktivitas yang dimaksud pada hierarki permukiman yang luasnya meningkat dan lokasinya ada pada simpul-simpul jaringan heksagonal.

Lokasi ini terdapat pada tempat sentral yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah maksimum, baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang yang dihasilkannya.

Tempat-tempat tersebut diasumsikan sebagai titik simpul dari suatu bentuk geometrik berdiagonal yang memiliki pengaruh terhadap daerah di sekitarnya. Hubungan antara suatu tempat sentral dengan tempat sentral yang lain di sekitarnya membentuk jaringan sarang lebah.

Menurut Walter Christaller, suatu tempat sentral mempunyai batas-batas pengaruh yang melingkar dan komplementer terhadap tempat sentral tersebut. Daerah atau wilayah yang komplementer ini adalah daerah yang dilayani oleh tempat sentral. Lingkaran batas yang ada pada kawasan pengaruh tempat-tempat sentral itu disebut batas ambang (threshold level).

Teori Kerucut permintaan

August Losch telah mengetengahkan suatu model keseimbangan regional spasial. Menurut Losch terdapat tiga jenis wilayah ekonomi, yaitu wilayah pasar sederhana, jaringan wilayah pasar dan sistem wilayah pasar. Wilayah pasar individual tersebut tampaknya sangat sederhana dan sangat tergantung pada perdagangan, sedangkan sistem wilayah pasar sangat kompleks, walaupun merupakan bentuk ideal yang menekankan pada swasembada, akan tetapi sulit dijumpai dalam kenyataan.

Kenyataan menunjukkan bahwa banyak komoditas diproduksikan dan diperdagangkan mencapai diluar lingkup sistem, maka terjadilah wilayah-wilayah yang saling tumpah tindih. Wilayah ekonomi lebih mencerminkan peristiwa-peristiwa yang berlangsung seperti apa adanya daripada sekedar pembagian alamiah wilayah-wilayah suatu Negara.

Teori Kutub Pertumbuhan

Menurut Perroux, pertumbuhan ataupun pembangunan tidak dilakukan di seluruh tata ruang, tetapi terbatas pada beberapa tempat atau lokasi tertentu. Tata ruang diidentifikasikannnya sebagai arena atau medan kekuatan yang didalamnya terdapat kutub-kutub atau pusat-pusat.

Setiap kutub mempunyai kekuatan pancaran pengembangan keluar dan kekuatan tarikan ke dalam. Teori ini menjelaskan tentang pertumbuhan ekonomi dan khususnya mengenai perusahaan-perusahaan dan industri-industri serta saling ketergantungannya, dan bukan mengenai pola geografis dan pergeseran industri baik secara intra maupun secara inter, pada dasarnya konsep kutub pertumbuhan mempunyai pengertian tata ruang ekonomi secara abstrak.

1.

Jawablah soal berikut ini!

Perhatikan indikator berikut ini !

  1. wilayah kompleks instansi pemerintahan
  2. wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi
  3. wilayah pusat perdagangan
  4. wilayah pusat pendidikan
  5. wilayah kaya sumber daya alam

Wilayah yang berkembang menjadi pusat pertumbuhan harus memiliki daya dukung yang memadai. Indikator yang mendukung suatu wilayah dapat dapat berkembang sebagai pusat pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...


A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 5)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 3), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)

JAWABAN BENAR

E.

3), 4), dan 5)

PEMBAHASAN

Indikator perkembangan wilayah yaitu:

  • wilayah pusat perdagangan
  • wilayah pusat pendidikan
  • wilayah kaya sumber daya alam

2.

Jawablah soal berikut ini!

Menurut tempat sentral, ciri kota yang dapat menjadi pusat pertumbuhan adalah...


A. miskin dan terbelakang
B. terletak di daerah gersang
C. alami dan baru terbentuk
D. memiliki banyak penduduk
E. sebagai ibu kota pemerintahan

JAWABAN BENAR

E.

sebagai ibu kota pemerintahan

PEMBAHASAN

Kota yang dapat menjadi pusat pertumbuhan adalah kota sebagai ibu kota pemerintahan

3.

Jawablah soal berikut ini!

Suatu negara yang kota-kotanya memiliki pusat pertumbuhan yang merata, berpengaruh kepada jumlah….


A. kelahiran yang relatif seimbang
B. kematian yang relatif seimbang
C. urbanisasi yang relatif seimbang
D. ekspor yang relatif seimbang
E. tenaga kerja yang relatif seimbang

JAWABAN BENAR

C.

urbanisasi yang relatif seimbang

PEMBAHASAN

dengan pertumbuhan kota-kota yang merata maka pertumbuhan ekonomi, industri, dan sebagainya relatif sama sehingga angka urbanisasi dari satu titik ke titik yang lain relatif seimbang.

4.

Jawablah soal berikut ini!

Kota Sorong lebih berpotensi menjadi pusat pertumbuhan di Papua daripada Kota Oksibil. Kota Oksibil berada di Pegunungan Bintang, sedangkan Kota Sorong berada dekat pesisir. Pernyataan tersebut menunjukkan pusat pertumbuhan dipengaruhi oleh….


A. sumber daya alam
B. aksesibilitas wilayah
C. pola pikir masyarakat
D. sumber daya manusia
E. pendapatan masyarakat

JAWABAN BENAR

B.

aksesibilitas wilayah

PEMBAHASAN

Salah satu faktor penentu pusat pertumbuhan adalah topografi, dataran rendah umumnya memiliki aksesibilitas yang memadai seperti di wilayah Sorong yang merupakan daerah pesisir. Pelabuhan Sorong menjadi pintu gerbang menuju daerah Papua.

5.

Jawablah soal berikut ini!

Dampak negatif interaksi pusat pertumbuhan terhadap lingkungan di wilayah sekitarnya yaitu….


A. ruang terbuka hijau makin luas
B. ruas jalan utama makin ramai
C. kebutuhan tenaga kerja menurun
D. pencemaran oleh sampah meningkat
E. luas daerah pinggiran makin menyempit

JAWABAN BENAR

D.

pencemaran oleh sampah meningkat

PEMBAHASAN

Dampak negatif interaksi pusat pertumbuhan terhadap lingkungan di wilayah sekitarnya yaitu pencemaran oleh sampah yang semakin meningkat dikarenakan penduduk semakin padat dan kebutuhan akan konsumsi semakin banyak sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan semakin tinggi.

redesain-navbar Portlet