APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

UTBK - SNBT

Literasi Bahasa Indonesia

MATERI

Identifikasi Tokoh dan Penokohan


Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur intrinsik cerita. 
Tokoh 
Tokoh merupakan unsur penting dalam suatu cerita karena suatu novel atau cerita berpusat pada Nasib tokoh.  Secara umum, tokoh dalam novel terbagi ke dalam empat, yaitu protagonis, antagonis, tritagonis, dan figuran.

Tokoh Utama 
Tokoh sentral yang menjadi fokus cerita

Tokoh Pendukung
Tokoh yang mendukung peran tokoh utama. Mereka membantu mengembangkan cerita tetapi tidak menjadi pusat perhatian.

Tokoh Protagonis
Tokoh yang menjadi "pahlawan" atau pihak yang menghadapi konflik dalam cerita.

Tokoh Antagonis 
Tokoh yang menjadi "lawan" protagonis dan sering menciptakan konflik.

Penokohan
Penokohan disebut juga sebagai karakterisasi. Penokohan adalah gambaran watak atau karakter yang diberikan oleh pengarang terhadap tokoh-tokoh dalam cerita. Penokohan berkaitan dengan sikap, keinginan, ketertarikan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh dalam cerita.
Adapun beberapa teknik penokohan diantaranya :
Berdasarkan Penyampaian 

  • Analitik ( Penokohan Secara Langsung )

Pengarang langsung menjelaskan sifat tokoh melalui narasi.

  • Dramatik ( Penokohan Secara Tidak Langsung )

Sifat tokoh ditunjukkan melalui:
Ucapan : Dialog atau monolog tokoh
Tindakan : Perilaku tokoh dalam cerita
Pemikiran : Pikiran atau perasaan tokoh yang diungkapkan
Penilaian tokoh lain : Sifat tokoh digambarkan melalui pendapat tokoh lain. 

Berdsarkan Sifat 

  • Round Character ( Tokoh Bulat )

Tokoh yang kompleks, memiliki berbagai sisi sifat, dan berkembang sepanjang cerita.

  • Flat Character ( Tokoh Datar )

Tokoh dengan sifat yang sederhana dan cenderung konsisten dari awal hingga akhir cerita.

Analisis Alur Cerita

Alur cerita adalah rangkaian peristiwa yang membentuk jalan cerita dalam sebuah karya sastra, seperti cerpen, novel, drama, atau film. Alur berfungsi sebagai kerangka yang menghubungkan setiap peristiwa sehingga cerita menjadi runtut dan menarik.
Jenis Alur Cerita 

  • Alur Maju (Progresif)

Cerita bergerak secara kronologis dari awal ke akhir.

  • Alur Mundur (Regresif)

Cerita dimulai dari akhir atau Tengah, kemudian Kembali ke masa lalu.

  • Alur Campuran 

Perpaduan antara alur maju dan mundur. 

Struktur Alur Cerita 

  • Pengenalan (Eksposisi)

Bagian awal cerita yang memperkenalkan tokoh, latar, dan situasi.

  • Pemunculan Konflik 

Masalah atau tantangan mulai muncul 

  • Peningkatan Konflik 

Ketegangan cerita meningkat karena upaya tokoh menyelesaikan masalah.

  • Klimaks 

Puncak konflik atau momen paling menegangkan dalam cerita.

  • Antiklimaks 

Ketegangan mulai menurun; masalah mendekati penyelesaian.

  • Penyelesaian (Resolusi)

Akhir cerita; konflik selesai.


Langkah-langkah Analisis Alur Cerita 

  • Membaca Dan Memahami Cerita 

Baca dengan saksama untuk menangkap inti cerita.

  • Mengidentifikasi Struktur Alur 

Tentukan bagian pengenalan, konflik, klimaks, hingga penyelesaian.

  • Menentukan Jenis Alur 

Mengamati jenis alur yang tepat.

  • Menghubungkan Alur dengan Tema dan Tokoh

- Analisis bagaimana alur mendukung tema cerita

- Perhatikan bagaimana alur memengaruhi perkembangan tokoh

  • Menarik Kesimpulan 
     

Identifikasi Amanat Cerita

Amanat adalah pesan moral, nilai, atau pelajaran yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar melalui karyanya. Amanat dapat bersifat eksplisit (disampaikan langsung) atau implisit (tersirat dalam cerita).

Jenis Amanat dalam Cerita 

  • Amanat Moral 

Mengajarkan nilai-nilai moral, seperti kejujuran, kerja keras, atau kesabaran.

  • Amanat Sosial 

Berkaitan dengan nilai-nilai kemasyarakatan, seperti pentingnya gotong royong atau toleransi.

  • Amanat Religius 

Berisi pesan-pesan keagamaan atau spiritual. 

  • Amanat Ekologis 

Berkaitan dengan pelestarian lingkungan dan alam. 

Langkah-langkah mengidentifikasi amanat cerita

  • Membaca cerita dengan seksama

Memahami alur, tokoh, dan tema cerita secara keseluruhan 

  • Mengidentifikasi konflik dan penyelesaian 

Analisis masalah yang dihadapi tokoh dan cara mereka menyelesaikannya. Amanat biasasnya muncul dalam proses ini.

  • Menganalisis dialog dan Tindakan tokoh 

Perhatikan ucapan atau Tindakan tokoh yang mencerminkan nilai atau Pelajaran tertentu.

  • Menyimpulkan pesan yang disampaikan pengarang

Mengambil Kesimpulan dari keseluruhan cerita untuk menemukan amanat utama. 
 

Analisis Tema Karya Fiksi


Tema adalah gagasan utama atau ide pokok yang menjadi dasar pengembangan cerita dalam karya fiksi. Tema mencerminkan inti dari pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui cerita.

Jenis-Jenis Tema dalam Karya Fiksi 

  • Tema Utama 

Ide sentral yang mendasari keseluruhan cerita

  • Tema Tambahan 

Ide pendukung yang memperkaya cerita, namun tidak menjadi fokus utama

Langkah-langkah Menganalisis Tema 

  • Membaca cerita dengan seksama 

Pahami jalan cerita secara keseluruhan untuk menangkap ide pokok 

  • Mengidentifikasi konflik utama

Cari tahu permasalahan utama yang dihadapi oleh tokoh 

  • Menganalisis perilaku tokoh 

Amati Tindakan, dialog, dan Keputusan tokoh utama untuk menemukan pesan yang tersirat

  • Menyimpulkan tema 

Berdasarkan konflik, penyelesaian, dan pesan moral, simpulkan gagasan utama cerita.
 

1.

Bacalah teks berikut dengan saksama!

Kira-kira sepuluh hari sebelum Lebaran tiba, gerobak-gerobak berwarna putih itu akan muncul di berbagai sudut kota kami, seperti selalu terjadi dalam bulan puasa tahun-tahun belakangan ini. Gerobak itu tidak ada bedanya dengan gerobak pemulung, atau bahkan gerobak sampah lainnya, dengan roda karet dan pegangan kayu untuk dihela kedua lengan di depan. Hanya saja gerobak ini ternyata berisi manusia. Dari balik dinding gerobak berwarna putih itu akan tampak sejumlah kepala yang menumpang gerobak tersebut, biasanya seorang ibu dengan dua atau tiga anak yang masih kecil, dengan seorang bapak bertenaga kuat yang menjadi penghela gerobak tersebut. Karena tidak pernah betul-betul mengamati, aku hanya melihat gerobak-gerobak itu selintas pintas, ketika sedang berjalan merayapi berbagai sudut kota. Dari mana dan mau ke mana? Aku tidak pernah berada di batas kota dan melihat gerobak-gerobak itu masuk kota. Mereka seperti tiba-tiba saja sudah berada di dalam kota, kadang terlihat berhenti di berbagai tanah lapang, memasang tenda plastik, menggelar tikar, dan tidur-tiduran dengan santai. Tidak ketinggalan menanak air dengan kayu bakar dan masak seperlunya. Apabila tanah lapang sudah penuh, mereka menginap di kaki lima, dengan plastik menutup gerobak dan mereka tidur di dalamnya. Tidak jarang mereka memasang juga tenda di depan rumah-rumah gedung bertingkat. Salah satu dari gerobak itu berhenti pula di depan rumah gedung kakekku. “Kakek, siapakah orang-orang yang datang dengan gerobak itu Kek? Dari manakah mereka datang?” Kakek menjawab sambil menghela napas. “Oh, mereka selalu datang selama bulan puasa, dan nanti menghilang setelah Lebaran. Mereka datang dari Negeri Kemiskinan.” Cerpen Gerobak karya Seno Gumira Ajidarma

Watak tokoh aku dalam cerpen di atas adalah ....


A. Peduli
B. Cerdas
C. Penyayang
D. Mudah bergaul
E. Pekerja Keras

JAWABAN BENAR

A.

Peduli

PEMBAHASAN

Watak tokoh "aku" dalam cerita ini menunjukkan rasa ingin tahu terhadap orang-orang yang datang dengan gerobak tersebut. Berdasarkan dialog dan deskripsinya, sifat "aku" cenderung peduli

2.

Bacalah teks berikut dengan saksama!

Kira-kira sepuluh hari sebelum Lebaran tiba, gerobak-gerobak berwarna putih itu akan muncul di berbagai sudut kota kami, seperti selalu terjadi dalam bulan puasa tahun-tahun belakangan ini. Gerobak itu tidak ada bedanya dengan gerobak pemulung, atau bahkan gerobak sampah lainnya, dengan roda karet dan pegangan kayu untuk dihela kedua lengan di depan. Hanya saja gerobak ini ternyata berisi manusia. Dari balik dinding gerobak berwarna putih itu akan tampak sejumlah kepala yang menumpang gerobak tersebut, biasanya seorang ibu dengan dua atau tiga anak yang masih kecil, dengan seorang bapak bertenaga kuat yang menjadi penghela gerobak tersebut. Karena tidak pernah betul-betul mengamati, aku hanya melihat gerobak-gerobak itu selintas pintas, ketika sedang berjalan merayapi berbagai sudut kota. Dari mana dan mau ke mana? Aku tidak pernah berada di batas kota dan melihat gerobak-gerobak itu masuk kota. Mereka seperti tiba-tiba saja sudah berada di dalam kota, kadang terlihat berhenti di berbagai tanah lapang, memasang tenda plastik, menggelar tikar, dan tidur-tiduran dengan santai. Tidak ketinggalan menanak air dengan kayu bakar dan masak seperlunya. Apabila tanah lapang sudah penuh, mereka menginap di kaki lima, dengan plastik menutup gerobak dan mereka tidur di dalamnya. Tidak jarang mereka memasang juga tenda di depan rumah-rumah gedung bertingkat. Salah satu dari gerobak itu berhenti pula di depan rumah gedung kakekku. “Kakek, siapakah orang-orang yang datang dengan gerobak itu Kek? Dari manakah mereka datang?” Kakek menjawab sambil menghela napas. “Oh, mereka selalu datang selama bulan puasa, dan nanti menghilang setelah Lebaran. Mereka datang dari Negeri Kemiskinan.” Cerpen Gerobak karya Seno Gumira Ajidarma

Kata penghela di paragraf pertama memiliki makna ….


A. Sopir
B. Penarik
C. Pengarah
D. Pendorong
E. Pekerja

JAWABAN BENAR

B.

Penarik

PEMBAHASAN

kata “penghela” merujuk pada seseorang yang menarik atau menggerakkan sesuatu, dalam hal ini gerobak yang disebutkan dalam cerita

3.

Bacalah teks berikut dengan saksama!

Kira-kira sepuluh hari sebelum Lebaran tiba, gerobak-gerobak berwarna putih itu akan muncul di berbagai sudut kota kami, seperti selalu terjadi dalam bulan puasa tahun-tahun belakangan ini. Gerobak itu tidak ada bedanya dengan gerobak pemulung, atau bahkan gerobak sampah lainnya, dengan roda karet dan pegangan kayu untuk dihela kedua lengan di depan. Hanya saja gerobak ini ternyata berisi manusia. Dari balik dinding gerobak berwarna putih itu akan tampak sejumlah kepala yang menumpang gerobak tersebut, biasanya seorang ibu dengan dua atau tiga anak yang masih kecil, dengan seorang bapak bertenaga kuat yang menjadi penghela gerobak tersebut. Karena tidak pernah betul-betul mengamati, aku hanya melihat gerobak-gerobak itu selintas pintas, ketika sedang berjalan merayapi berbagai sudut kota. Dari mana dan mau ke mana? Aku tidak pernah berada di batas kota dan melihat gerobak-gerobak itu masuk kota. Mereka seperti tiba-tiba saja sudah berada di dalam kota, kadang terlihat berhenti di berbagai tanah lapang, memasang tenda plastik, menggelar tikar, dan tidur-tiduran dengan santai. Tidak ketinggalan menanak air dengan kayu bakar dan masak seperlunya. Apabila tanah lapang sudah penuh, mereka menginap di kaki lima, dengan plastik menutup gerobak dan mereka tidur di dalamnya. Tidak jarang mereka memasang juga tenda di depan rumah-rumah gedung bertingkat. Salah satu dari gerobak itu berhenti pula di depan rumah gedung kakekku. “Kakek, siapakah orang-orang yang datang dengan gerobak itu Kek? Dari manakah mereka datang?” Kakek menjawab sambil menghela napas. “Oh, mereka selalu datang selama bulan puasa, dan nanti menghilang setelah Lebaran. Mereka datang dari Negeri Kemiskinan.” Cerpen Gerobak karya Seno Gumira Ajidarma

Apa perbedaan gerobak putih dengan gerobak pemulung? 


A. Gerobak putih beroda karet, sedangkan gerobak pemulung beroda kayu.
B. Gerobak putih dihela dari depan, sedangkan gerobak pemulung dihela dari belakang.
C. Gerobak putih berpegangan kayu, sedangkan gerobak pemulung berpegangan karet.
D. Gerobak putih mengangkut manusia, sedangkan gerobak pemulung membawa benda.
E. Gerobak putih terletak di depan rumah gedung, sedangkan gerobak pemulung di sudut kota

JAWABAN BENAR

D.

Gerobak putih mengangkut manusia, sedangkan gerobak pemulung membawa benda.

PEMBAHASAN

Perbedaan utama yang disorot dalam teks adalah fungsi gerobak, di mana gerobak putih digunakan untuk mengangkut manusia, sementara gerobak pemulung membawa benda seperti barang bekas.

4.

Bacalah teks berikut dengan saksama!

Delisa dengan bangga memamerkan kalung itu (setelah membujuk Ummi habis-habisan agar ia bisa memperlihatkan kalung tersebut kepada kakak-kakaknya). Kalung itu biasa saja sebenarnya. Kalung emas 2 gram. Sama seperti milik Fatimah, Zahra, juga Aisyah. Yang membuatnya berbeda, karena kalung itu diberikan gantungan huruf. Huruf D. “D untuk Delisa!” Delisa riang berseru (menirukan Koh Acan tadi pagi). Aisyah menatap sirik. Ia benar-benar cemburu. Kalung milik Delisa jelas-jelas lebih bagus dibandingkan miliknya. Kan nggak ada huruf A. A untuk Aisyah. Aisyah diam saja sepanjang sisa sore. Ia hanya datar melihat Fatimah, Zahra dan Delisa bermain bulu tangkis di halaman rumput sebelah rumah. Harusnya permainan itu berempat. Ganda. Fatimah berpasangan dengan Delisa lawan Zahra dan Aisyah. Biar seimbang. “Kakiku sakit!” Itu kata Aisyah pendek menolak ajakan bermain. Lantas duduk di ayunan. Benci melihat Delisa yang tertawa-tawa mengejar kok kesana-kemari. Bahkan Aisyah tidak bergerak sedikitpun saat kok terjatuh dekat kakinya. Ia kan bisa bantu lempar balik ke lapangan? Cuma menggapai sedikit, kok bulu tangkis itu sudah bisa terambil tangannya. Petikan novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye.

Topik penggalan novel di atas adalah …. 


A. kalung emas milik Delisa
B. kecemburuan kakak-beradik
C. konflik antara Delisa dengan Aisyah
D. permainan bulu tangkis antarsaudara
E. Aisyah yang tidak senang dengan Delisa

JAWABAN BENAR

B.

kecemburuan kakak-beradik

PEMBAHASAN

Penggalan novel tersebut menceritakan bagaimana Aisyah merasa cemburu terhadap Delisa karena kalung milik Delisa terlihat lebih istimewa dibandingkan miliknya. Kecemburuan itu tergambar dari sikap Aisyah yang menatap "sirik," memilih diam sepanjang sore, dan menolak bermain bulu tangkis dengan alasan "kakiku sakit." Hal ini menunjukkan adanya rasa iri yang menjadi fokus cerita dalam kutipan tersebut.

5.

Bacalah teks berikut dengan saksama!

Delisa dengan bangga memamerkan kalung itu (setelah membujuk Ummi habis-habisan agar ia bisa memperlihatkan kalung tersebut kepada kakak-kakaknya). Kalung itu biasa saja sebenarnya. Kalung emas 2 gram. Sama seperti milik Fatimah, Zahra, juga Aisyah. Yang membuatnya berbeda, karena kalung itu diberikan gantungan huruf. Huruf D. “D untuk Delisa!” Delisa riang berseru (menirukan Koh Acan tadi pagi). Aisyah menatap sirik. Ia benar-benar cemburu. Kalung milik Delisa jelas-jelas lebih bagus dibandingkan miliknya. Kan nggak ada huruf A. A untuk Aisyah. Aisyah diam saja sepanjang sisa sore. Ia hanya datar melihat Fatimah, Zahra dan Delisa bermain bulu tangkis di halaman rumput sebelah rumah. Harusnya permainan itu berempat. Ganda. Fatimah berpasangan dengan Delisa lawan Zahra dan Aisyah. Biar seimbang. “Kakiku sakit!” Itu kata Aisyah pendek menolak ajakan bermain. Lantas duduk di ayunan. Benci melihat Delisa yang tertawa-tawa mengejar kok kesana-kemari. Bahkan Aisyah tidak bergerak sedikitpun saat kok terjatuh dekat kakinya. Ia kan bisa bantu lempar balik ke lapangan? Cuma menggapai sedikit, kok bulu tangkis itu sudah bisa terambil tangannya. Petikan novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye.

Berdasarkan penggalan novel tersebut, bagian dari cerita yang menjadi bukti bahwa watak tokoh Aisyah adalah pencemburu adalah ….


A. Aisyah diam saja sepanjang sisa sore.
B. “Kakiku sakit!” Itu kata Aisyah pendek menolak ajakan bermain.
C. Aisyah tidak bergerak sedikitpun saat kok terjatuh dekat kakinya.
D. Kalung milik Delisa jelas-jelas lebih bagus dibandingkan miliknya.
E. Ia hanya datar melihat Fatimah, Zahra dan Delisa bermain bulu tangkis

JAWABAN BENAR

D.

Kalung milik Delisa jelas-jelas lebih bagus dibandingkan miliknya.

PEMBAHASAN

Watak pencemburu pada tokoh Aisyah ditunjukkan melalui perasaannya terhadap kalung milik Delisa. Kutipan "Kalung milik Delisa jelas-jelas lebih bagus dibandingkan miliknya" secara langsung menggambarkan alasan cemburu Aisyah, yaitu keistimewaan kalung Delisa yang memiliki gantungan huruf. Hal ini menjadi pemicu perasaan iri dan cemburu Aisyah, yang kemudian tercermin dalam sikapnya sepanjang cerita.

redesain-navbar Portlet