Belajar Pintar Materi SMP, SMA, SMK
BelajarPintarV3
UTBK - SNBT
Pemahaman Bacaan dan Menulis
MATERI
Penggunaan Huruf Kapital
Sering kali kita masih ragu dalam penggunaan huruf kapital atau huruf besar, termasuk saat menjawab soal UTBK. Sebenarnya, aturan dalam menggunakan huruf kapital ada banyak, tetapi yang akan kita pelajari berikut ini adalah aturan penggunaan huruf kapital yang paling umum, di antaranya
- Huruf Pertama Awal Kalimat
Setiap awal kalimat, baik itu kalimat berita, kalimat seruan, atau kalimat tanya, pastikan huruf pertamanya menggunakan huruf kapital, tidak terkecuali pada awal kalimat dalam petikan (kalimat langsung), misalnya
Pagi tadi, ia bertanya, “Apa yang akan kamu lakukan hari ini?”
- Huruf Pertama Unsur Nama Orang
Penggunaan huruf kapital juga dilakukan saat menulis nama seseorang, hal ini juga berlaku untuk julukan. Jadi, pada saat menuliskan nama orang, wajib memakai huruf besar di awal seluruh unsur namanya, kecuali pada unsur nama yang menunjukkan makna ‘anak dari’ seperti bin atau binti.
Misalnya : Sultan Hasanuddin, Ayam Jantan dari Timur.
- Huruf Pertama Gelar atau Jabatan
Setiap kata yang menunjukkan nama gelar atau jabatan perlu ditulis menggunakan huruf awal kapital jika :
- Diikuti nama orang
- Diikuti pengganti nama orang, seperti nama lembaga atau instansi
- Digunakan untuk sapaan
Misalnya : Prof. Farida Kurniawati, M.Sp.Ed., Ph.D., Guru Besar Ilmu Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia.
- Huruf Pertama Unsur Nama Geografis
Setiap kata yang menunjukkan nama tempat atau geografis, perlu ditulis menggunakan huruf awal kapital.
Misalnya: Sungai Ciliwung dan Jalan Diponegoro, kecuali pada nama jenis. Misalnya : jeruk bali.
Untuk membedakan apakah kata tersebut menunjukkan nama jenis atau geografis, Sobat bisa menggunakan dua cara berikut
- Ketahui nama ilmiah atau latinnya sebab setiap nama yang memiliki nama latin, jelas dia menunjukkan nama jenis.
- Bandingkan dengan jenis lainnya. Ketika kita bandingkan, ada jeruk bali, jeruk nipis, jeruk lemon. Tidak ada yang sama-sama merujuk pada nama geografis. Artinya, kata bali memang tidak merujuk pada nama tempat atau pulau, tetapi nama jenis yang tidak perlu menggunakan huruf kapital.
- Huruf Pertama Nama Lembaga, Badan, atau Organisasi
Huruf kapital juga digunakan untuk menulis huruf pertama setiap unsur nama lembaga, badan, negara, dan organisasi, kecuali jika di dalamnya terdapat kata tugas, seperti kata depan atau konjungsi.
Misalnya : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Huruf Pertama Unsur dalam Judul
Huruf besar juga dipakai ketika menyebutkan judul, seperti judul bab, buku, surat kabar, majalah, karangan, lagu, album, dan lain-lain, kecuali pada kata tugas. Namun, jika kata tugas berada pada awal judul, penulisannya tetap menggunakan huruf awal kapital.
Misalnya : Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
- Huruf Pertama Nama Bangsa, Suku, Bahasa, dan aksara
Yang perlu ditulis menggunakan huruf awal kapital adalah nama bangsa, suku, bahasa, dan akasara. Misalnya : suku Jawa, aksara Melayu.
- Huruf Pertama Nama Tahun, Bulan, Hari, dan Perayaan
Huruf besar juga dipakai untuk menulis awal nama tahun, bulan, dan juga hari serta perayaan. Misalnya : bulan Muharram, hari Rabu, tahun Hijriyah.
- Huruf Pertama Nama Agama, Kitab Suci, dan Tuhan
Huruf besar juga digunakan pada saat menyebut agama, kitab suci,Tuhan, beserta kata ganti yang merujuk pada Tuhan. Misalnya : agama Budha, kasih sayang-Nya.
Penggunaan Huruf Miring
- Judul Karangan dalam Tulisan
Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu, judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya : Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Untuk judul karangan yang merupakan bagian kecil, seperti artikel dalam sebuah jurnal atau lagu dalam sebuah album, tidak perlu ditulis menggunakan huruf miring, cukup diapit menggunakan tanda petik dua.
Misalnya : saya mendengarkan lagu “Naik Kereta Api” pada album Lagu Anak-Anak Terpopuler.
- Mengkhususkan atau Menegaskan Bagian
Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya: Huruf terakhir kata respons adalah s.
- Istilah atau Ungkapan dalam Bahasa Asing
Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya: Pada aplikasi tersebut, konten video yang ada dapat kita download.
Untuk kata asing yang menunjukkan nama diri, seperti nama orang, lembaga, organisasi, atau merek dagang tidak ditulis dengan huruf miring.
Misalnya : WHO atau World Health Organization menyarankan untuk mencuci tangan menggunakan sabun.
Penulisan Kata
Penulisan kata dalam Bahasa Indonesia memiliki sejumlah aturan lho, Sobat! Berikut di antaranya
- Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Misalnya : orang tua dan ibu kota.
- Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan ambiguitas makna, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan makna yang dimaksud. Misalnya: alat pandang-dengar.
- Gabungan kata yang mendapat konfiks (awalan dan akhiran) secara bersamaan, ditulis serangkai. Contoh: pertanggungjawaban. Namun, jika hanya mendapatkan awalan atau akhiran saja, penulisannya terpisah. Misalnya : bertanggung jawab.
- Di- atau ke- yang berfungsi sebagai preposisi atau kata depan ditulis terpisah. Contoh: di dalam dan ke tengah. Sementara itu, di- dan ke- yang berfungsi sebagai imbuhan ditulis serangkai. Misalnya : dijual di pasar.
- Bentuk -pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti berikut ditulis serangkai. Misalnya : adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, jikapun, kalaupun, kendatipun, maupun, sementangpun, sekalipun, meskipun, sungguhpun, walaupun.
- Partikel per- yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, ‘mulai’, atau ‘melalui’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, sedangkan partikel per- yang menunjukkan makna ‘bagian dari’ atau berfungsi sebagai imbuhan, penulisannya dirangkai. Misalnya : Pendaftaran itu akan dibuka per April 2025.
- Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian. Misalnya : Ibu memasak nasi itu dua kali dalam sehari. Di antara 10 anggota yang hadir, 6 orang setuju dan 4 orang tidak setuju.
- Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Misalnya : Tujuh siswa mendapatkan piagam.
- Jika bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu kata, susunan kalimatnya diubah atau diberikan kata keterangan di depannya. Misalnya : Piagam itu diberikan kepada 17 siswa atau sebanyak 17 siswa mendapatkan piagam.
- Singkatan dan akronim yang menunjukkan nama diri ditulis menggunakan huruf kapital pada seluruh hurufnya. Akan tetapi, jika singkatan atau akronim tersebut memiliki jumlah yang berbeda dengan kepanjangannya, cukup huruf pertama pada singkatan atau akronim yang ditulis menggunakan huruf kapital. Misalnya : UGM (Universitas Gadjah Mada), Unair (Universitas Airlangga).
Penggunaan Tanda Baca
Sobat pintar sudah tahu gak apa itu tanda baca? Tanda baca merupakan tanda yang dipakai dalam sistem ejaan, seperti titik, koma, tanda hubung. Tanda baca berfungsi menunjukkan struktur serta intonasi dalam pembacaan. Berikut merupakan jenis tanda baca dalam Bahasa Indonesia beserta fungsinya.
- Tanda titik (.)
- Akhir kalimat pernyataan. Misalnya : V-BTS akan mengadakan konser di Surabaya.
- Pemisah angka jam, menit, dan detik. Misalnya : 01.20.50 (1 jam, 20 menit, 50 detik).
- Akhir singkatan gelar atau jabatan. Misalnya : Ir. Soekarno.
- Pemisah unsur dalam daftar Pustaka, yakni antara unsur nama penulis, tahun, judul tulisan dan tempat terbit. Misalnya: Teguh Triwiyanto. (2014). Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
- Pemisah bilangan ribuan. Misalnya: Jumlah pendaftar mencapai 20.000 orang.
- Tanda Koma (,)
- Pemisah rincian yang jumlahnya lebih dari dua. Misalnya : Lisa menanam apel, mangga, jambu, dan rambutan di kebunnya.
- Sebelum kata penghubung tertentu, yakni : padahal, sedangkan, bahkan, kecuali, melainkan, seperti, yaitu, yakni, misalnya, contohnya, di antaranya, antara lain, dan tetapi. Misalnya : pelakunya bukan Deni, tetapi Agus.
- Pemisah anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Misalnya : Agar lolos UTBK, rajinlah belajar di Akupintar!
- Setelah konjungsi antarkalimat. Misalnya : oleh karena itu, jadi, dan dengan demikian
- Pemisah bilangan desimal atau pecahan. Misalnya : Berat alat itu adalah 10,5 kg.
- Tanda seru (!)
Akhir pernyataan atau kalimat seruan serta pernyataan yang menunjukkan kesungguhan. Misalnya : Merdeka!
- Tanda Tanya (?)
- Akhir kalimat tanya. Misalnya: Kapan kamu datang?
- Dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang masih disangsikan. Misalnya: Ia lahir 1997 (?).
- Tanda Titik Dua (:)
- Akhir pernyataan lengkap yang diikuti perincian. Misalnya : Ia menjual barang bekas : kipas angin, kompor, dan televisi.
- Penujuk pelaku dan dialog dalam drama. Misalnya : Ibu : “Belajarlah dengan giat, Nak!”
- Tanda Titik Koma (;)
- Pengganti konjungsi koordinatif. Misalnya : Hari sudah malam; adik-adikku masih menonton televisi.
- Pemisah rincian yang sudah menggunakan tanda koma. Misalnya: Kakak membeli buku, pensil, dan tinta; baju, rok, dan kaus.
- Tanda Hubung (-)
- Perangkai bentuk terikat, seperti imbuhan dengan kata berawalan kapital atau kata bercetak miring. Misalnya : men-download, di-PHK.
- Penyambung unsur kata ulang. Misalnya : menari-nari.
- Tanda Petik Dua (“…”)
- Mengapit kalimat langsung. Misalnya : “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
- Mengapit judul karangan yang lebih kecil, seperti judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya: Marilah kita menyanyikan lagu “Indonesia Raya”!
- Tanda Petik Tunggal (‘…’)
- Mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya: Tadi, dia bertanya, “Kamu dengar bunyi ‘tok-tok’ tadi?”
- Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan. Misalnya: download ‘mengunduh’
- Tanda Kurung ((…))
- Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya: Sila baru saja memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
- Tanda Pisah (—)
- Mengapit keterangan aposisi, keterangan yang berada di luar bangun kalimat. Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai— diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
- Pengganti makna kata ‘sampai dengan’. Misalnya : Dia bekerja di perusahaan itu dari tahun 2022—2024.
- Tanda Elipsis (…)
- Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat ada bagian yang dihilangkan. Misalnya: Penyebab kegagalan … akan diteliti lebih lanjut.
- Tanda Kurung Siku ([…])
- Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi. Misalnya: ia berkata, “Meng[k]ritik seseorang tidak boleh sembarangan”.
- Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
- Mengganti bagian kata atau angka yang dihilangkan dalam konteks tertentu. Misalnya : Mereka sudah pulang, ‘kan? (‘kan = bukan)
- Tanda Garis Miring (/)
- Penomoran surat, alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: Nomor: 9/PK/III/2021
- Pengganti kata dan, atau, serta setiap. Misalnya: Mahasiswa/mahasiswi
Kata Baku dan Kalimat Baku
Soal mengenai kata baku selalu hadir dalam subtes Pemahaman Bacaan dan Menulis. Lalu, apasih sebenarnya kata baku itu sendiri? Kata baku adalah kata yang bersumber pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dan sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Jadi, sebuah kata disebut sebagai kata baku jika kata tersebut terdapat dalam KBBI atau kamus besar Bahasa Indonesia. Berikut merupakan contoh kata baku dan tidak baku yang sering tertukar.
Sementara itu, Kalimat baku adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, termasuk dalam struktur kalimat, diksi, dan ejaan. Kalimat baku juga disebut sebagai kalimat efektif karena mampu menyampaikan gagasan utama dengan tepat. Akan tetapi, cakupan dari kalimat baku lebih luas dibandingkan kalimat efektif. Kalimat baku memiliki ciri-ciri :
- Penggunaan ejaan yang sesuai
- Penggunaan tanda baca yang tepat
- Penggunaan struktur kalimat yang sistematis
- Penggunaan kata-kata baku
Misalnya : Kebijakan pembelajaran daring perlu dikaji kembali yang sudah berjalan dua tahun.
Kalimat di atas tidak baku karena struktur kalimat yang rancu. Seharusnya, kalimat di atas diperbaiki menjadi kebijakan pembelajaran daring yang sudah berjalan dua tahun perlu dikaji Kembali.
1.
Kerjakan soal di bawah ini dengan cermat!
Penulisan gabungan kata yang benar terdapat dalam kalimat…
A. Peningkatan masalah tuna wisma di kota besar harus segera ditangani.
B. Perkelahian antar pelajar makin sering terjadi.
C. Pak Agus Widjojo menjadi duta besar di Filipina.
D. Progran Keluarga Berencana menekankan terbentuknya catur warga.
E. Kegiatan ekstra kurikuler dapat meningkatkan potensi siswa.
JAWABAN BENAR
C.
Pak Agus Widjojo menjadi duta besar di Filipina.
PEMBAHASAN
Gabungan kata duta besar penulisannya sesuai dengan aturan dalam Bahasa Indonesia, yakni dipisah.
Penulisan gabungan kata pada opsi A, B, D, dan E salah karena penulisannya perlu digabung.
2.
Pilihlah jawaban yang tepat!
Berikut ini adalah penggunaan tanda koma (,) yang tepat, kecuali ….
A. Saya datang, karena mendapatkan undangan.
B. Untuk mendapatkan nilai yang tinggi, kita perlu belajar dengan giat.
C. Karena tidak sombong, ia memiliki teman.
D. Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”
E. Jisoo membeli baju, tas, dan celana baru.
JAWABAN BENAR
A.
Saya datang, karena mendapatkan undangan.
PEMBAHASAN
Kata hubung karena tidak perlu didahului oleh tanda baca koma (,).
3.
Tentukan jawaban yang paling tepat!
Sejarah mengatakan perang terbesar di Indonesia adalah perang Diponegoro.
Penulisan yang benar adalah ....
A. Sejarah mengatakan Perang terbesar di Indonesia adalah Perang Diponegoro.
B. Sejarah mengatakan perang terbesar di Indonesia adalah perang Diponegoro.
C. Sejarah mengatakan perang terbesar di Indonesia adalah Perang Diponegoro.
D. Sejarah mengatakan perang terbesar di Indonesia adalah perang diponegoro.
E. Sejarah mengatakan Perang Terbesar di Indonesia adalah Perang Diponegoro.
JAWABAN BENAR
C.
Sejarah mengatakan perang terbesar di Indonesia adalah Perang Diponegoro.
PEMBAHASAN
Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf pertama pada unsur nama peristiwa sejarah, seperti Perang Diponegoro.
4.
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
Kalimat yang mengandung penulisan sesuai kaidah EYD adalah ….
A. Guru itu menjelaskan bab “Perubahan Makna” dalam buku “Semantik”.
B. Guru itu menjelaskan bab “Perubahan Makna” dalam buku Semantik.
C. Guru itu menjelaskan bab “Perubahan Makna” dalam buku “Semantik”.
D. Guru itu menjelaskan bab Perubahan Makna dalam buku “Semantik”.
E. Guru itu menjelaskan bab Perubahan Makna dalam buku “Semantik”.
JAWABAN BENAR
B.
Guru itu menjelaskan bab “Perubahan Makna” dalam buku Semantik.
PEMBAHASAN
Tanda petik dua digunakan untuk mengapit judul yang merupakan bagian lebih kecil, seperti judul bab dalam sebuah buku. Sementara itu, huruf miring digunakan untuk menulis judul yang merupakan lebih besar, seperti halnya buku.
5.
Tentukan jawaban yang paling benar!
Kalimat yang mengandung penulisan per- sesuai dengan aturan adalah …
A. Harga pensil itu Rp2.000,00 per buah.
B. Harga apel itu Rp12.000,00 perkilo.
C. Mereka diperiksa satu persatu sebelum ujian.
D. Perjanuari ini, gaji akan naik.
E. Rapat itu dihadiri oleh dua per empat anggota.
JAWABAN BENAR
A.
Harga pensil itu Rp2.000,00 per buah.
PEMBAHASAN
Per- yang menunjukkan makna ‘demi, mulai, tiap’ penulisannya dipisah, sedangkan per- yang menunjukkan makna ‘bagian’ serta berfungsi sebagai imbuhan, penulisannya digabung. Per buah menunjukkan makna ‘tiap buah’ sehingga penulisannya memang dipisah.
Oops!!!
Yah, jawaban kamu meleset nih. Ingin melihat pembahasan soal ini?
BENAR!!!
Selamat!
Jawaban kamu benar. Ingin lihat pembahasan soal ini?
footer_v3
Bersama Aku Pintar temukan jurusan kuliah yang tepat
sesuai minat dan bakatmu.
Aku Pintar memiliki visi membuat pendidikan merata, mudah dijangkau, dan terjangkau dengan Program Journey Pintar yang merupakan sebuah program persiapan lengkap bagi siswa SMA/SMK/sederajat yang ingin masuk ke perguruan tinggi impiannya.
Kontak Kami
Grand Slipi Tower Lt. 42
Jl. S. Parman Kav 22-24
Jakarta Barat
© 2024 Aku Pintar. All Rights Reserved