APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

IPS

Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Praaksara, Hindhu-Budha, dan Islam

MATERI

Proses Masuknya Islam ke Indonesia



Sumber: hot.liputan6.com

 

Proses Masuknya Islam ke Indonesia

Hingga saat ini, proses masuknya Islam ke Indonesia masih menjadi perdebatan. Ada beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai proses masuknya Islam ke Indonesia beserta asal usul tempatnya. Berikut ini merupakan beberapa pendapat para ahli tentang proses masuknya Islam ke Indonesia:

1. Teori Mekah
Pencetus teori ini adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka). Menurut teori ini bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7M dan berasal dari Arab atau Mesir. Bukti ini didukung karena terdapat perkampungan Islam (Arab) di barat Sumatera pada tahun 674. Selain itu, Kerajaan Samudera Pasai menganut mazhab Syafi’i yang dianut banyak penduduk Mesir dan Mekah. Raja-raja Samudera Pasai juga menggunakan gelar al-malik seperti yang terdapat di Mesir. Tokoh lain yang berpendapat bahwa Islam berasal dari Arab adalah Anthony H. Johns. Menurutnya, proses islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke Indonesia

2. Teori Gujarat
Teori Gujarat dikemukakan oleh Snouck Hurgronje. Menurut teori ini bahwa penyebar Islam di wilayah Indonesia berasal dari Gujarat (India). Para pedagang Gujarat menyebarkan agama Islam di Indonesia sekitar abad ke-13 M. Tokoh lain yang berpendapat bahwa Islam berasal dari Gujarat adalah Mouquette yang merupakan seorang ilmuwan Belanda. Ia menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13-14M. Bukti tersebut dikuatkan dengan adanya berita perjalanan Marco Polo dan batu nisan Sultan Samudera Pasai, Malik as-Saleh yang berangka tahun 1297 yang bercorak Gujarat.

3. Teori Persia
Teori Persia dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat. Menurutnya, Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia atau Parsi (saat ini menjadi negara Iran). Agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang Persia pada abad ke-13 M. Pendapat ini didasarkan pada kesamaan tradisi budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia. Tradisi tersebut yaitu peringatan 10 Muharam atau hari Asyura di Iran yang berkembang dalam bentuk upacara Tabuik di Sumatera Barat, Tabot di Bengkulu, dan pembuatan bubur suro di Jawa.

4. Teori Cina
Teori Cina menyatakan bahwa agama Islam di Indonesia disebarkan oleh para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam berkembang di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha orang Cina telah berbaur dengan penduduk Indonesia, terutama melalui kontak dagang. Bahkan ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M saat Islam sedang berkembang. 
 

Kerajaan Islam di Indonesia


Kerajaan Islam di Indonesia
 

1. Kerajaan Samudera Pasai


Sumber: suara.com

Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia, terletak di Lhokseumawe-Aceh. Kerajaan ini berdiri antara tahun 1270 –1275 M. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang setelah memeluk Agama Islam berganti nama menjadi Sultan Malik Al Saleh. Pada masa pemerintahan Sultan Malik Al Saleh Kerajaan Samudera Pasai mencapai kejayaanya. Raja-raja lain yang pernah memerintah Samudera Pasai adalah Sultan Malik At-Thahir dan Sultan Mahmud Malik Az Zahir.

Barang dagangan yang diperdagangkan di Samudera Pasai antara lain lada, sutera dan kapur barus. Selain sebagai pusat perdagangan Samudera Pasai juga berperan sebagai pusat penyebaran Agama Islam di Asia Tenggara sampai ke wilayah Patani yang berada di Negara Thailand bagian selatan. Pada tahun 1521 M kerajaan Samudera Pasai dikuasai oleh Portugis. Tiga tahun kemudian wilayah tersebut dikuasai oleh Kerajaan Aceh dibawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah.

2. Kerajaan Aceh


Sumber: kompas.com

Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1513 M. Kerajaan ini terletak di Banda Aceh. Pada awal berdirinya kerajaan berkembang dengan pesat. Namun, kerajaan ini mengalami kemunduran karena dikuasainya Malaka oleh Portugis pada tahun 1511 M.

Untuk memperkuat kedudukannya, Kerajaan Aceh membangun armada laut yang kuat. Selain itu Aceh juga menjalin hubungan dengan kesultanan Islam di Timur Tengah, seperti Kesultanan Turki Usmani, Abessinia dan Mesir. Dengan kekuatan yang dimilikinya Aceh memperluas kekuasaanya dengan mengambil alih kekuasaan kerajaan Daya pada tahun 1520 M dan Pedir pada tahun 1524 M.

Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Iskandar Muda yang memerintah pada tahun 1607-1636 M. Pada waktu itu wilayah kekuasaan Aceh meliputi wilayah pesisir timur dan barat pulau Sumatera, serta pesisir barat Semenanjung Melayu, seperti Johor dan Pahang.

3. Kerajaan Demak


Sumber: salamadian.com

Kerajaan Demak berpusat di Demak, Jawa Tengah. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Fatah pada abad ke-15 M. Demak pada awalnya adalah wilayah kekuasaan Majapahit. Sejak Majapahit mengalami kemunduran, Demak kemudian menjadi wilayah yang berdiri sendiri dan berkembang menjadi Kerajaan Islam. Wilayah pantai utara Pulau Jawa yang sebagian masyarakatnya sudah memeluk Agama Islam berada di bawah kekuasaan Kerajaan Demak. 

Kerajaan Demak mencapai kejayaanya pada masa Sultan Trenggana pada tahun 1521-1546 M. Pada masa kekuasaanya, wilayah Kerajaan Demak meliputi sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur. Setelah Sultan Trenggana wafat, Kerajaan Demak mengalami konflik perebutan tahta kerajaan Demak yang akhirnya jatuh ke tangan Jaka Tingkir menantu Sultan Trenggana dan merupakan Adipati Pajang. Ia berhasil menyisihkan Arya Penangsang yang menginginkan tahta Kerajaan Demak. Setelah menduduki tahta kerajaan Demak, Jaka Tingkir memindahkan kerajaan ke daerah Pajang.
 

4. Kerajaan Banten


Sumber: jogja.suara.com

Perkembangan Kerajaan Banten tidak dapat dilepaskan dari kemajuan perdagangan pada abad ke-16. Pada awalnya Banten merupakan kota pelabuhan di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda. Akan tetapi, pada 1526 Fatahillah dari Kerajaan Demak berhasil merebut Banten dari Kerajaan Sunda. Perebutan kekuasaan tersebut disebabkan Kerajaan Sunda menjalin kerjasama politik dan ekonomi dengan Portugis. Setelah merebut Sunda Kelapa Fatahillah kemudian membangun Benteng Surosowan yang kemudian menjadi pusat Kerajaan Banten. Fatahillah juga berusaha mengembangkan Banten menjadi pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam.

Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa yang memerintah pada tahun 1651-1682 M. Pada masa pemerintahannya, berkembang menjadi pusat perdagangan yang ramai didatangi para pedagang dari berbagai bangsa. Para pedagang dari Arab, Turki, Persia, Gujarat, Cina dan bahkan Eropa banyak yang datang berlabuh di Banten.

Kerajaan Banten mengalami kemunduran setelah terjadi perselisihan dalam keluarga kerajaan. Akibat perselisihan tersebut, timbul perang saudara antara pasukan Sultan Ageng Tirtayasa dengan pasukan yang dipimpin Sultan Haji. Dengan Bantuan pasukan VOC, pasukan Sultan Haji berhasil mengalahkan pasukan Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Haji berhasil merebut tahta kerajaan Banten, namun hal itu tidak berlangsung lama, akhirnya VOC menurunkan Sultan Haji dari tahta kerajaan Banten. Selanjutnya Banten dikuasai oleh VOC.

5. Kerajaan Makassar


Sumber: rumusbilangan.com

Kerajaan Makassar adalah kerajaan Islam yang terletak di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini terbentuk dari dua kerajaan yang bersatu, yaitu kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Setelah bersatu kerajaan ini diberi nama Kerajaan Gowa-Tallo. Kemudian setelah menjadi kerajaan Islam, Kerajaan ini bernama Kerajaan Makassar. Kerajaan berkembang menjadi kerajaan besar yang menjadi pusat perdagangan di Indonesia Timur karena berada pada jalur perdagangan rempah-rempah antara daerah penghasil rempah- rempah terbesar yaitu Maluku dengan pusat pusat perdagangan di pulau Jawa.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin pada tahun 1653-1669 M. Pada masa itu ia berhasil membangun Makassar sebagai pusat perdagangan dan penguasa jalur pelayaran. Pada tahun 1660 M terjadi perselisihan antara Kerajaan Makassar dengan Kerajaan Bone. VOC memanfaatkan perselisihan tersebut untuk mewujudkan keinginannya. Dalam perang antara Kerajaan Bone dengan Makassar, VOC membantu Kerajaan Bone. Pasukan Makasar akhirnya terdesak dan terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya, yang isinya merugikan Makassar. Sejak saat itu Kerajaan Makassar mengalami kemunduran.

6. Kerajaan Mataram


Sumber: kumparan.com

Kerajaan Mataram didirikan oleh Sutawijaya pada tahun 1575 M. Ia menjadi raja pertama Mataram dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga. Hasil pertanian utama Mataram adalah beras. Selain itu dihasilkan pula kayu, gula, kapas, kelapa dan palawija. Dalam bidang kebudayaan, di kerajaan mataram berkembang kebudayaan yang merupakan perpaduan pengaruh Islam dengan pengaruh budaya sebelumnya, yaitu budaya Hindu-Jawa. Hal tersebut nampak pada tradisi Sekaten dan Upacara Grebeg. Sultan Agung wafat pada tahun 1645 M dan dimakamkan di puncak bukit di Imogiri.

Kerajaan Mataram mulai mengalami kemunduran pada masa pemerintahan Amangkurat I yang berkuasa pada tahun 1647-1677 M. Kemunduran Mataram dimanfaatkan oleh Belanda yang berambisi untuk menguasai wilayah-wilayah subur strategis di Pulau Jawa. Pada masa itu pengaruh Belanda masuk ke dalam keraton Mataram sehingga berakibat timbulnya perpecahan dalam keluarga raja Mataram. Pada tahun 1755 M, dibuat perjanjian Giyanti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta yang masih ada sampai sekarang.

7. Kerajaan Ternate dan Tidore


Sumber: pelajaran.co.id

Pada abad ke 15 M, para pedagang muslim dan ulama dari Jawa dan Malaka, menyebarkan agama Islam ke Maluku. Sejak kedatangan pengaruh Islam, di Maluku berdiri kerajaan-kerajaan kecil yang dipimpin oleh raja-raja yang beragama Islam seperti Ternate, Tidore, Hitu dan Bacan. Diantara empat kerajaan tersebut Ternate merupakan kerajaan yang paling maju. Ternate menghasilkan banyak rempah-rempah, sehingga banyak pedagang yang datang ke sana. 

Pada tahun 1521 M datanglah bangsa Portugis ke Maluku, tidak lama setelah itu datang pula bangsa Spanyol. Akibatnya timbulah perseteruan antara Portugis-Ternate dan Spanyol-Tidore. Perseteruan tersebut bisa diselesaikan dengan ditandatanganinya Perjanjian Saragosa pada tahun 1529. Berdasarkan perjanjian tersebut Bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku.

8. Kerajaan Banjar


Sumber: coinone.co.id

Kerajaan Banjar terletak di Kalimantan Selatan. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Samudera yang bergelar Pangeran Suryanullah. Ia memerintah pada tahun 1526-1545 M. Kerajaan Banjar memperoleh kejayaannya pada abad ke-17 M. Raja raja yang memerintah pada waktu itu adalah Sultan Mustain Billah (1595-1620), Sultan Inayatullah (1620-1637), dan Sultan Saidullah (1637–1642).

Pada masa itu, kegiatan perdagangan di Kerajaan Banjar mengalami perkembangan. Hal itu didukung oleh letaknya yang strategis berada pada jalur pelayaran perdagangan. Komoditas perdagangan utama dari kerajaan Banjar adalah lada. Ramainya perdagangan berdampak pada berkembangnya kerajaan Banjar menjadi kerajaan besar dan kuat. Pada masa pemerintahan Sultan Adam, Kerajaan Banjar mengalami kemunduran. Hal itu terjadi karena adanya campur tangan Belanda.
 

1.

Pilihlah jawaban yang tepat dari soal di bawah ini!
Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan salah satu kerajaan yang berada di wilayah Indonesia Timur tepatnya di Maluku. Wilayah Maluku sangat kaya dengan hasil rempah-rempahnya. Hal tersebut melatar belakangi beberapa negara untuk datang ke wilayah ini. Berikut ini adalah negara yang pernah datang ke Maluku karena kekayaan rempah-rempahnya adalah…


A. Portugis dan Inggris
B. Portugis dan Jepang
C. Inggris dan Jepang
D. Portugis dan Spanyol

JAWABAN BENAR

D.

Portugis dan Spanyol

PEMBAHASAN

Negara yang pernah datang ke wilayah Ternate dan Tidore adalah Portugis dan Spanyol. Portugis datang ke Maluku pada tahun 1512 M dan tidak lama setelah itu Portugis menyusulnya. Kedua negara ini berseteru dengan kerajaan Ternate dan Tidore sehingga dibuatlah kesepakatan dimana Spanyol harus meninggalkan tanah Maluku.

2.

Pilihlah jawaban yang tepat dari soal di bawah ini!
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) dalam Teori Arab berpendapat bahwa perkembangan Islam di Indonesia berasal dari Arab atau Mesir. Hal tersebut didasarkan pada beberapa fakta-fakta yang ada di lapangan. Berikut ini merupakan fakta pendukung Teori Mekah adalah…


A. Terdapat perkampungan Arab di Jawa Tengah pada 676 M
B. Kerajaan Samudera Pasai menganut mazhab Hambali
C. Raja-Raja Samudera Pasai menggunakan gelar al-malik
D. Adanya catatan dari Mouquette seorang ilmuwan Belanda

JAWABAN BENAR

C.

Raja-Raja Samudera Pasai menggunakan gelar al-malik

PEMBAHASAN

Fakta pendukung Teori Arab adalah ditemukannya perkampungan Arab di barat Sumatera pada 674 M, Kerajaan Samudera Pasai menganut mazhab syafi’i, dan Raja-Raja Samudera Pasai menggunakan gelar al-malik.

redesain-navbar Portlet