APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Bahasa Indonesia

Tajuk Rencana

MATERI

Struktur Tajuk Rencana

Sobat Pintar Mari Simak Struktur Tajuk Rencana

Setiap jenis teks yang ingin dituliskan biasanya memiliki sebuah struktur untuk mencirikan teks tersebut. Begitu halnya dengan teks editorial sendiri. Karena struktur teks merupakan sebuah bagian yang dapat membangun sebuah teks untuk menjadikan kumpulan teks yang utuh. Tajuk Rencana memiliki struktur yang hampir sama dengan teks eksposisi. Unsur pembangun tersebut antara lain; pengenalan isu (tesis), penyampaian argumen, dan kesimpulan/penegasan ulang pendapat (reiteration).

1. Pengenalan isu (tesis) sebagai pendahuluan teks, yakni berupa sorotan peristiwa yang mengandung suatu persoalan aktual. Bagian ini berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Istilah ini mengacu ke suatu bentuk pernyataan atau bisa juga sebuah teori yang nantinya akan diperkuat oleh argumen.

2. Penyampaian argumentasi sebagai pembahasan, yakni berupa tanggapan-tanggapan redaktur dari suatu media yang bersangkutan berkenaan dengan peristiwa, kejadian atau persoalan aktual. Argumentasi merupakan bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk mempekuat pernyataan dalam tesis walaupun dalam pengertian umum, argumentasi juga dapat digunakan untuk menolak suatu pendapat. Argumentasi dapat berupan pernyataan umum (generalisasi) atau dapat juga berupa data hasil penelitian, pernyataan para ahli, atau fakta-fakta yang didasari atas referensi yang dapat dipercaya.

3. Kesimpulan/Penegasan ulang pendapat (reiteration) sebagai penutup, bagian ini berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Terdapat pada bagian akhir teks.

Struktur Tajuk Rencana

Jenis-jenis Tajuk Rencana

Apa Saja Ya Jenis-Jenis Tajuk Rencana ?

Jenis-jenis Tajuk Rencana Secara umum, tajuk rencana yang dibagi menjadi beberapa jenis. Mari kita lihat satu per satu.

1. Tajuk rencana yang memberikan informasi yang jarang dijumpai.

2. Tajuk rencana yang bersifat menjelaskan hampir sama dengan interpretasi berita. Tujuan dari editorial ini lebih berupa esai yang berisi penjelasan. Redaksi berusaha untuk menafsirkan atau menginformasikan fakta atau isu yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat. Dalam lingkup ini, redaksi sering menggunakan editorial untuk menjelaskan cara media itu menanggapi subjek berita yang sensitif dan kontroversial.

3. Tajuk rencana yang bersifat memberikan argumentasi analitis, berisi sebab-akibat suatu persitiwa. Tujuan editorial ini adalah untuk menilai atau mengkritik. Ini editorial konstruktif mengkritik tindakan, keputusan atau situasi sambil memberikan solusi untuk masalah identifikasi.

4. Tajuk rencana yang menjuruskan timbulnya aksi. Editorial sebagai persuader merupakan tujuan yang ketiga. Tujuan ini terlihat ketika editorial yang mengajak atau menawarkan solusi spesifik untuk suatu masalah yang sedang dihadapi. Maksud dari editorial jenis ini mengajak pembaca untuk segera melihat kepada solusinya, bukan kepada masalah. Dari paragraf pertama, pembaca akan didorong untuk mengambil tindakan dan sikap positif. Salah satu contoh editorial persuasi adalah dukungan terhadap kinerja politik.

5. Tajuk rencana yang bersifat jihad, pada umumnya datang berturut-turut dan dengan sikap yang jelas

6. Tajuk rencana yang bersifat membujuk untuk mengambil tindakan atau pendapat umum

7. Tajuk rencana yang bersifat memuji. Jenis editorial yang terakhir adalah editorial yang berbentuk pujian. Editorial ini bermaksud untuk memuji seseorang atau organisasi yang telah memiliki prestasi atau kinerja yang baik. Dalam editorial ini pun perlu dicantumkan alasan tertentu mengapa orang atau organisasi pantas untuk dipuji.

8. Tajuk rencana yang bersifat menghibur

Contoh Salah Satu Jenis Tajuk Rencana

Contoh Tajuk Rencana

Contoh Teks Tajuk Rencana

Rekomendasi BPJS, Mari Lihat Sisi Baiknya

MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) baru-baru ini mengeluarkan rekomendasi bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan belum sesuai dengan syariah. Wajar jika kemudian banyak reaksi terhadap rekomendasi yang mengejutkan ini, mengingat program yang diwajibkan untuk tiap warga negara ini, sudah berjalan satu tahun d tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim.

Dalam wawancara dengan Riau Pos, Wasekjen MUI Pusat Amirsyah Tambunan menegaskan, menyusul, ijtima’ ulama merekomendasikan dibentuknya semacam BPJS Kesehatan yang sesuai syariah Islam, serta mendorong pemerintah segera merumuskan langkah-langkah untuk membuat sistemnya yang sesuai syariah, dengan menyempurnakan sistem yang kini sudah berjalan.

Di daerah kita sendiri, seperti di Pekanbaru, kendati telah ada rekomendasi seperti itu, belum memengaruhi minat masyarakat untuk terus mendaftarkan diri sebagai pesertanya. Simak pula pendapat Kabid Umum dan Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Cabang Pekanbaru Saiban Sidauruk misalnya, yang menilai apa yang disampaikan MUI itu sebagai saran atau masukan dari pihak internal.

Kita tentu tak menginginkan kontroversi ini berkembang menjadi sesuatu yang justru membingungkan masyarakat dan tergiring ke situasi yang dilematis. Masyarakat tentunya tidak begitu saja mengabaikan apa yang direkomendasi MUI sebagai lembaga yang memang berkewajiban untuk bertindak dengan tetap mengacu kepada kebenaran syariah, yang berguna untuk panduan umat.

Kita mengapresiasi usulan MUI melalui Wasekjennya Amirsyah Tambunan, bahwa ada baiknya masyarakat diberi pilihan, sebagaimana perbankan misalnya, ada yang konvensional dan perbankan yang syariah. Begitu pula BPJS Kesehatan. Kita berharap pemerintah segera mengambil sikap, mengajak pihak terkait berdialog dan memutuskan langkah terbaik sehingga masyarakat punya panduan.

Lepas dari ijtima’ tersebut, pemerintah harus mengakui bahwa sistem BPJS masih memiliki kelemahan. Tudingan unsur gharar, maisir, dan merugikan masyarakat banyak, semestinya dianggap sebagai masukan untuk memperbaiki produk. Masih banyak keluhan masyarakat yang terkait dengan BPJS. Soal berbelitnya birokrasi untuk mengurus ketika sakit, tidak mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya, atau pasien yang ditolak rumah sakit. Ya, banyak yang harus terus disempurnakan dari sistem BPJS Kesehatan ini.

1.

Satu lagi budaya Indonesia yang dicuri Malaysia yaitu tari pendet. Tari pendet yang sangat dicintai masyarakat Bali telah digunakan negeri jiran itu untuk promosi pariwisatanya. Manuver ini menambah panjang daftar pencaplokan budaya Indonesia. Sebelumnya, negeri serumpun itu mengakui lagu “Rasa Sayange”, batik, musik angklung, dan reog Ponorogo sebagai budayanya. Kita marah dan menuntut Malaysia menyampaikan permohonan maaf serta menarik kembali iklan itu.

Ketika kasus tari pendet ramai dipersoalkan Indonesia, seorang produser iklan pariwisata Malaysia dengan enteng menjawab,"Tidak ada salahnya kami mempromosikan tarian Indonesia. Karena tema yang kami angkat adalah The Truly Asia." Akan tetapi, si produser itu lupa bahwa triknya terlalu mudah dibaca. Penjelasan tentang tari pendet berasal dari Indonesia tidak ada di bawah iklan.

Kita sebagai bangsa besar dengan kekayaan budaya tiada tara boleh saja kesal dan marah, tetapi itu semua tidak menyelesaikan masalah. Besok atau lusa, hanya soal waktu, Malaysia akan mengklaim lagi budaya Indonesia sebagai budayanya. Jika Indonesia ribut, mereka tinggal melayangkan permohonan maaf. Yang penting, citra sebagai The Trully Asia sudah terbentuk.

Indonesia harus menyikapi pengakuan tari pendet oleh Malaysia dengan serius, sistematis, dan komprehensif. Pariwisata harus dikelola dengan lebih gencar, memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki, terutama kekayaan budaya. Tiada guna kita berang terhadap ulah si Trully Asia tanpa langkah nyata untuk membangun martabat bangsa.

Gagasan utama tajuk tersebut adalah ....


A. Indonesia kurang serius dalam menyikapi pendakuan Malaysia terhadap tari pendet
B. Malaysia mendaku lagu Rasa Sayange, batik, musik angklung, dan reog Ponorogo
C. Keributan Indonesia ketika Malaysia dengan enteng meminta maaf kepada Indonesia
D. Kita adalah bangsa yang besar dengan kekayaan yang tiada tara boleh marah
E. Pariwisata di Indonesia harus dikelola dengan lebih gencar

JAWABAN BENAR

A.

Indonesia kurang serius dalam menyikapi pendakuan Malaysia terhadap tari pendet

PEMBAHASAN

Pembahasan :

Tajuk atau tajuk rencana adalah tulisan opini dari redaktur suatu surat kabar. Kata kunci dalam tajuk tersebut adalah tari pendet. Paragraf keempat merupakan sikap yang harus diambil oleh Indonesia terhadap persoalan yang diutarakan pada paragraf I,II, dan III. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa gagasan yang paling umum dari keempat paragraf tersebut adalah pilihan A, sedangkan pilihan B,C, dan D merupakan salah satu gagasan rincian paragraf yang lingkupnya sempit.

2. Letak kalimat fakta pada tajuk di nomor 1 adalah ....
A. Paragraf pertama kalimat kedua
B. Paragraf kedua kalimat kedua
C. Paragraf ketiga kalimat kedua
D. Paragraf keempat kalimat kedua
E. Paragraf ktetiga kalimat pertama

JAWABAN BENAR

A.

Paragraf pertama kalimat kedua

PEMBAHASAN

Pembahasan :

Fakta adalah peristiwa yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Bukti fakta: Tari pendet yang sangat dicintai masyarakat Bali telah digunakan negeri jiran itu untuk promosi pariwisatanya. (paragraf pertama kalimat kedua)

redesain-navbar Portlet