Pestisida, Bagaimana Menggunakannya pada Tanaman?
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Photo by Markus Spiske on Unsplash
Pestisida adalah bahan kimia yang umum di gunakan untuk mengendalikan atau membunuh hama. Di rumah ada sepetak kebun, Sobat Pintar? Kalau ada lahan atau pot di rumah untuk bertanam sayuran, buah-buahan, bahkan tanaman hias, pestisida biasanya digunakan untuk melindungi tanaman-tanaman tersebut dari hama dan penyakit.
Meskipun bermanfaat, sayangnya pestisida juga punya dampak negatif. Bahkan kita juga bisa terkena dampak negatifnya, loh! Nah, bagaimana sebenarnya penggunaan pestisida itu? Yuk, kali ini kita belajar tentang pestisida! Baca sampai akhir biar kamu tahu alternatif pestisida yang aman digunakan, ya!
Â
Photo by Photos of Korea on Unsplash
Sebagaimana telah disebutkan di awal, pestisida adalah bahan kimia atau zat yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama. Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan, dan Penggunaan Pestisida, pengertian pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
Photo by liu xiaozhong on Pixabay
Dari pengertian di atas, dapat kita pahami bahwa pestisida digunakan secara luas, baik pada tanaman maupun hewan, baik di tanah maupun air. Tentunya, bahan yang digunakan disesuaikan dengan peruntukannya masing-masing. Berikut macam-macam pestisida yang digunakan berdasarkan targetnya.
Pestisida
Contoh
Target
Insektisida
malathion, permethrin, imidakloprid
serangga
Herbisida
glyphosate, atrazin, 2,4-D
gulma
Fungisida
mancozeb, chlorothalonil, copper sulfate
jamur
Rodentisida
warfarin, brodifacoum, bromadiolone
tikus dan hewan pengerat
Nematicida
aldicarb, fenamiphos, 1,3-dichloropropene
nematoda (cacing mikroskopis)
Bakterisida
streptomycin, copper compounds, oxytetracycline
bakteri
Avicedes
4-aminopyridine, chloralose
burung
Akarisida
abamectin, bifenthrin, dicofol
tungau dan kutu
Molluscicides
metaldehyde, methiocarb, ferric phosphate
siput dan keong
Algicides
copper sulfate, simazine
ganggang
Photo by Laura Arias on Pexels
Pestisida memang umum digunakan pada tanaman pertanian. Akan tetapi, seperti telah disinggung di awal, pestisida juga dapat digunakan untuk merawat tanaman di sekitar rumah. Makanya, kita juga perlu tahu tentang penggunaan pestisida agar dapat merawat tanaman yang sedang dibudidayakan di pekarangan rumah, Sobat Pintar.
Nah, apa saja kegunaan pestisida bagi tanaman yang sedang kamu rawat? Ini dia fungsi pestisida berdasarkan jenis-jenisnya.
Photo by Gustavo Fring on Pexels
Pestisida ada yang berupa cairan, butiran, serbuk, maupun gas. Penggunaannya berbeda-beda, tergantung target organisme atau hama yang ingin dikendalikan. Bagaimana menggunakannya, Sobat? Berikut penjelasan cara kerja pestida yang banyak digunakan.
Insektisida, seperti permethrin, membunuh serangga melalui kontak langsung. Saat bersentuhan langsung dengan insektisida, sistem saraf serangga akan diserang.
Serangga juga dapat memakan insektisida yang telah diserap oleh tanaman, seperti pada penggunaan imidakloprid. Racun yangg telah ditelan kemudian akan mematikan serangga.
Cara kerja insektisida yang lain adalah dengan menolak serangga. Tanaman yang telah diberi jenis pestisida ini akan dijauhi oleh serangga.
Gulma adalah tumbuhan rumput-rumputan yang mengganggu tanaman. Ada herbisida, seperti 2,4-D, yang bekerja secara selektif menyasar gulma tertentu. Ada pula herbisida, seperti glyphosate, yang membunuh semua jenis tanaman dengan menghambat enzim penyintesis protein.
Herbisida dapat diberikan sebelum gulma berkecambah, sehingga mencegah pertumbuhan gulma sejak awal. Herbisida juga dapat diberikan setelah gulma tumbuh.
Cara mengendalikan jamur menggunakan fungisida adalah dengan membunuh spora atau mencegahnya berkecambah. Chlorothalonil, misalnya, membunuh spora jamur ketika bersentuhan langsung dengan permukaan tanaman.
Di samping kontak langsung, fungisida dapat bekerja secara sistemik. Triazole, misalnya, menghambat biosintesis ergosterol jamur dengan bergerak melalui jaringan tanaman dan memberi perlindungan dari dalam.
Fungisida juga dapat diberikan sebelum infeksi jamur terjadi. Dengan begitu, fungisida dapat mencegah serangan jamur pada tanaman.
Ada dua cara kerja rotentisida pada tikus. Pertama, bahan kimia seperti warfarin akan menghambat kemampuan darah pada tikus untuk menggumpal. Akibatnya, tikus akan mengalami pendarahan internal yang fatal. Kedua, racun lain seperti bromethalin akan mengganggu fungsi sistem saraf pusat. Akibatnya, tikus akan mengalami kelumpuhan dan kematian.
Nematicida ada yang berbentuk gas dan nongas. Nematicida gas contohnya 1,3-dichloropropene, sedangkan yang nongas contohnya adalah oxamyl. Sesuai dengan sifat zatnya masing-masing, bahan kimia dalam nematicida membunuh nematoda yang ada di dalam tanah maupun yang menyerang akar.
Bakterisida dapat bekerja melalui kontak langsung dengan bakteri maupun secara sistemik pada tanaman. Senyawa tembaga, misalnya, merusak membran sel bakteri melalui kontak langsung. Sementara itu, streptomycin mengendalikan bakteri dengan memberikan perlindungan pada tanaman dari dalam.
Dengan mengetahui cara kerjanya masing-masing, kita dapat menggunakan pestisida dengan tepat dan benar, Sobat Pintar. Ada pestisida yang harus disemprotkan pada daun tanaman, dicampur dengan tanah, atau disebarkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman.
Photo by Leopictures on Pixabay
Untuk memaksimalkan efektivitasnya, kita harus membaca petunjuk dan peraturan penggunaan pestisida dengan teliti. Dengan penggunaan yang tepat, kita dapat mengendalikan dampak dari pestisida terhadap lingkungan maupun kesehatan diri kita sendiri.
Jangan heran ya, Sobat. Meskipun manfaatnya melimpah, bahan kimia dalam pestisida tetap dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Kita mulai dari dampak positifnya dahulu, deh. Manfaat penggunaan pestisida pada tanaman antara lain sebagai berikut.
Lantas apa dampak buruk penggunaan pestisida? Berikut sejumlah dampak negatif dari bahan kimia yang terkandung dalam pestisida, Sobat.
Photo by Silvia on Pixabay
Seiring dengan tumbuhnya kesadaran lingkungan dan kesehatan, penggunaan pestisida dengan bahan kimia yang berisiko semakin ditinggalkan. Pertanian organik, misalnya, secara khusus menggunakan pestisida organik ataupun pestisida alami.
Pestisida organik diolah dari bahan-bahan alami dan sintetis, sedangkan pestisida alami berasal dari sumber alam tanpa melalui proses sintetis. Pestisida alami bisa diekstrak dari tumbuhan, yang disebut juga pestisida nabati.
Pestisida nabati adalah jenis pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati yang alami lebih ramah lingkungan dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman dibandingkan pestisida kimia sintetis.
Pyrethrum adalah contoh pestisida alami yang diekstrak dari tumbuhan, yakni bunga krisan. Untuk mendapatkan ekstrak pyrethrin, bunga krisan dikeringkan kemudian digiling sampai menjadi serbuk. Setelah melalui serangkaian proses ekstraksi, purifikasi, dan sintesis, dihasilkanlah pyrethrin yang merupakan insektisida alami dengan tingkat toksisitas yang rendah pada manusia. Pyrethrum juga ramah lingkungan karena mudah didegradasi.
Contoh lainnya adalah pengendalian tungau dan kutu dengan menggunakan akarisida alami. Akarisida adalah jenis pestisida yang digunakan untuk membasmi kutu dan tungau. Minyak mimba, minyak kelapa, minyak cengkeh, minyak pepermin, ekstrak bawang putih, dan saponin dari buah lerak adalah akarisida alami yang efektif digunakan dalam pertanian organik maupun pengelolaan hama rumah tangga.
Bioteknologi juga turut memberikan sumbangsih dalam pengembangan pestisida alami. Bacillus thuringiensis (Bt), misalnya, adalah salah satu alternatif pembasmi hama tanpa risiko pencemaran ekosistem maupun kesehatan manusia.
Pestisida dapat melindungi tanaman dari berbagai ancaman hama dan penyakit, serta membantu meningkatkan produktivitas dan hasil panen. Meski begitu, pestisida harus digunakan dengan hati-hati demi meminimalkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan adalah penggunaan pestisida alami.
Dampak dari pestisida juga dibahas dalam materi Kerusakan Flora dan Fauna. Kamu bisa belajar tentang Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati dengan lebih lengkap menggunakan aplikasi Aku Pintar.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog