APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Mahasiswa FTP Buat Inovasi Pestisida Aman Berbahan Bakteri

avatar penulis

Merriam Merriam

8 January 2024

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Maraknya pengggunaan pestisida berbahan dasar kimiawi berbahaya, seperti arbofuran, endosulfan, terbofus, zeta-cypermethrin, aldicarb, methyl bromide, paraquat, triazhopos, dan glyphosate kian membuat resah. Menurut studi yang dilakukan oleh Boedeker et al. (2020) yang diterbitkan dalam jurnal Public Health, 385 juta orang di bidang pertanian jatuh sakit karena keracunan pestisida akut setiap tahun. Terlebih bagi petani atau pekerja yang berkontak langsung dengan pestisida mampu mengalami gangguan kesehatan, seperti keracunan masal bersumber dari makanan yang dikonsumsi dan terpapar penyakit kronis seperti kanker, diabetes, Parkinson’s, asma, ataupun leukemia.

Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara agraris dengan sumber perekonomian yang salah satunya berasal dari bidang pertanian perlu adanya perhatian khusus. Oleh karena itu, kelima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) menciptakan sebuah inovasi Bioinsektisida dan Biofertilizer Berbasis Konsorsium Bacillus thuringiensisPseudomonas fluorescens, dan Pseudomonas putida Terimobilisasi Alginat.

Lima mahasiswa tersebut terdiri atas 4 mahasiswa FTP UB Angkatan 2021, yaitu Achmad Fauzi Kusuma, Lamia Hanifa, Marcella Chika Nathania dan Rizkyta Kartika, serta 1 mahasiswa FTP UB Angkatan 2022, yaitu Clive Nathan Pangestu di bawah bimbingan Bapak Jaya Mahar Maligan, STP. MP.

“Bioinsektisida dan biofertilizer berbasis konsorsium Bacillus thuringiensis, Pseudomonas fluorescens, dan Pseudomonas putida merupakan inovasi yang solutif dan ramah lingkungan dalam membasmi hama tanpa meningkatkan resiko pencemaran ekosistem maupun kerugian bagi kesehatan manusia. Hasil produk inovasi ini berupa rendemen fermentasi yang kemudian disemprotkan pada tanaman dengan tingkat efektivitasnya sebesar 100% pada bioinsektisida untuk membunuh ulat grayak dan 33% pada biofertilizer untuk meningkatkan laju pertumbuhan tanaman sawi. Produk ini merupakan hasil pendanaan riset dari program ASIC (Agritech Science and Innovation Competition) yang diselenggarakan pada tahun 2023 oleh ARSC (Agritech Research and Study Club) FTP UB,” kata Achmad Fauzi. (*/OKY/Humas UB).