5 Etika Dasar Berinteraksi dengan Dosen
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Etika Dasar Berinteraksi dengan Dosen, image via www.coursehero.com
Bertemu dan berinteraksi dengan guru bukan lagi hal yang baru. Iya, kita sudah terbiasa berinteraksi dengan guru selama bersekolah. Tapi bagaimana dengan dosen? Dosen memang berperan sebagai guru kita saat kuliah, tapi intensitas interaksi mahasiswa dan dosen secara umum berbeda dari interaksi siswa dan guru.
Itulah sebabnya kita perlu mengetahui tentang etika interaksi dengan dosen. Eitts, bukan berarti etika ini tidak bisa diterapkan dengan guru, ya! Tips berikut ini dapat diterapkan kapanpun kita berinteraksi dengan orang lain.
Â
1. Perhatikan Apa yang Diinginkan Dosen
Pada pertemuan pertama di kelas, biasanya dosen menyampaikan poin-poin penting apa saja yang perlu diperhatikan selama perkuliahan. Bila dosen menyampaikan dengan jelas bagaimana beliau lebih suka dihubungi atau diperlakukan, perhatikan dan usahakan untuk mengikuti petunjuk tersebut.
Misalnya, ada dosen yang lebih suka dihubungi via email, ada pula yang tak keberatan bercakap pesan melalui aplikasi ponsel pintar. Sementara itu, ada pula dosen yang tak menyebutkan secara eksplisit bagaimana cara komunikasi dengan mahasiswa yang diinginkan. Maka, kita sendiri yang harus pandai-pandai mempelajari preferensi dosen tersebut.
2. Selalu Perkenalkan Diri Terlebih Dulu
Bagi kita sebagai mahasiswa, dosen yang kita temui terbatas sesuai dengan jumlah matakuliah dan berbagai keperluan akademis yang lain. Bagi dosen, apalagi yang sudah mengajar bertahun-tahun, jumlah mahasiswa yang dihadapinya sudah tak dapat dihitung lagi.
Bila berinteraksi secara langsung, mungkin dosen sudah mengenali wajah kita. Tapi bila komunikasi dilakukan melalui email, message, atau telpon, wajib bagi kita untuk menyebutkan identitas. Secara umum, awali dengan mengucapkan salam kemudian sebutkan nama, jurusan atau prodi, dan tahun angkatan.
Misalnya, "Selamat pagi, Bapak. Nama saya Putra, mahasiswa Teknik Informatika angkatan 2019, semester ini mengambil matakuliah Pengantar Teknologi Informasi dikelas Bapak."
3. Waktu adalah Sesuatu yang Berharga
Every one of us has something to do. Maka ketika ada interupsi, wajar bila kita merasa terganggu. Begitu pula dengan dosen. Adalah bagian dari etika ketika kita menyampaikan permohonan maaf seperti "Mohon maaf mengganggu waktu Bapak/ Ibu."
Untuk alasan yang sama, kita lebih beretika ketika membuat janji temu dengan dosen – alih-alih mendadak menyita waktu beliau semau kita. Bahkan, lebih baik bila kita dapat menerapkan etika ini kepada semua orang. Karena bagi masing-masing kita, waktu adalah sesuatu yang berharga.
4. Berhati-Hati dengan Komunikasi Tak Langsung
Untuk membuat janji temu, kita bisa menggunakan berbagai kanal komunikasi seperti email, message, maupun telepon. Karena kita hanya bisa menerka-nerka bagaimana situasi atau keadaan dosen, ada baiknya kita bersikap lebih hati-hati. Semakin besar kemungkinan interupsi yang kita lakukan, semakin besar pula sebaiknya sikap kehati-hatian kita.
Contohnya, telepon lebih berpotensi menginterupsi kegiatan daripada email. Bila kita dapat mengirim email jam 9 malam, misalnya, telepon berpeluang besar lebih mengganggu pada jam yang sama. Pesan singkat atau message juga sebaiknya ditulis tanpa singkatan dan menggunakan bahasa formal yang baik.
Gaya bahasa juga perlu diperhatikan. Sampaikan keperluan kita dengan jelas tanpa bernada menentukan atau memerintah. Misalnya, "Saya ingin menyerahkan daftar kelompok yang sudah dibentuk untuk kelas Bapak/ Ibu. Kapan saya dapat menemui Bapak/ Ibu untuk menyerahkan daftar tersebut?"
5. Pastikan Segala Keperluan Sudah Disiapkan
Pada contoh diatas, pastikan untuk datang menemui dosen dengan membawa daftar kelompok yang dimaksud. Jangan menyita waktu dosen dengan mendadak mengerjakan sesuatu yang seharusnya sudah disiapkan sebelumnya. In fact, just don't take anyone's time as much as you want.
Akhiri setiap interaksi dengan dosen dengan mengucapkan terima kasih. Baik dalam komunikasi langsung maupun tak langsung, ucapan terima kasih menjadi penutup interaksi yang sopan. Tak ada ruginya mengucapkannya, bukan?
Pada dasarnya, etika seperti ini dapat diterapkan dalam interaksi kita dengan setiap orang: selalu perkenalkan diri terlebih dahulu, bertenggang rasa karena telah menyita waktu atau menginterupsi kegiatan orang lain, tidak bernada memerintah, dan ucapkan terima kasih. Rumus yang mudah untuk diikuti kan, Sobat?
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog