Cara Mengajar Efektif Pada Pembelajaran Offline Terbatas
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Max Fischer dari Pexels
Di awal tahun 2021, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, telah memberikan wacana dibukanya sekolah-sekolah setelah lebih dari satu tahun siswa belajar di rumah. Meskipun demikian, di beberapa daerah kegiatan pembelajaran offline atau lebih dikenal dengan istilah pertemuan tatap muka terbatas ini baru dapat dilaksanakan 2 atau 3 bulan terakhir.
Meskipun sudah boleh melakukan pembelajaran offline terbatas, pemerintah tetap waspada terhadap penularan virus covid 19 sehingga menetapkan beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh sekolah, siswa, dan orang tua. Pembatasan dari pemerintah terkait dengan jumlah siswa dan guru yang masuk di sekolah dan lama pembelajaran offline terbatas di sekolah.
Mengajar luar jaringan atau luring secara terbatas rupanya memunculkan permasalahan baru bagi guru dan siswa terutama berkaitan dengan kegiatan mengajar. Guru Pintar harus berusaha mencari cara supaya pembelajaran tetap efektif meskipun dalam banyak keterbatasan terutama keterbatasan waktu. Cara mengajar efektif untuk mengurangi terjadinya learning loss sangat dibutuhkan. Di kelas offline Guru Pintar harus menguasai teknik mengajar offline terbatas sehingga tujuan pembelajaran tetap dapat dicapai.
Berikut ini adalah cara mengajar efektif pada pembelajaran offline terbatas (PTMT)
Foto oleh Julia M Cameron dari Pexels
Metode mengajar yang tepat sangat penting dalam kegiatan mengajar offline terbatas ini. Karena tidak semua siswa dapat masuk sekolah dalam waktu yang bersamaaan, Guru Pintar harus memikirkan metode mengajar offline dan juga online yang dapat memfasilitasi seluruh siswa baik yang sedang belajar di sekolah maupun di rumah.
Saat ini metode yang sedang populer diterapkan oleh sekolah-sekolah adalah blended learning dan Hybrid Learning. Metode blended learning diterapkan dengan cara saat siswa yang berada di sekolah mendapatkan pengajaran secara langsung oleh guru, siswa yang ada di rumah dapat belajar secara mandiri melalui LMS seperti google classroom atau platfom pembelajaran lainnya. Sedangkan metode hybrid learning memungkinkan semua siswa baik yang ada di sekolah maupun di rumah belajar secara bersamaan. Biasanya hybrid learning membutuhkan alat dan aplikasi penunjang seperti webcam. Speaker, dan aplikasi video konferensi. Pemilihan metode yang sesuai dapat mempertimbangkan beberapa hal diantaranya kesiapan sekolah, kesiapan guru, dan juga kesiapan siswa di rumah.
Foto oleh Katerina Holmes dari Pexels
Meskipun sudah menggunakan kurikulum darurat, beberapa guru dan juga siswa masih mengeluhkan banyaknya pelajaran yang didapatkan saat pembelajaran tatap muka. Guru resah dan sibuk memikirkan cara semua materi tersampaikan, sedangkan siswa merasa lelah dengan tumpukan tugas yang seolah-olah tak habis-habis.
Di sini Guru Pintar harus membuat skala prioritas. Tidak semua materi harus disampaikan saat pertemuan offline terbatas. Pilih materi mana saja yang sekiranya harus disampaikan secara langsung, dan materi mana yang dapat siswa pelajari secara mandiri. Atau Guru Pintar dapat menyiasati dengan cara memberikan materi secara asinkron dan memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi membahas materi tersebut secara sinkron.
Cara mengajar di kelas offline terbatas akan lebih efektif jika ditunjang dengan adanya media pembelajaran. Media pembelajaran dapat membantu Guru Pintar menyampaikan konsep dengan lebih optimal. Ada berbagai macam jenis media pembelajaran yang dapat Guru Pintar buat misalnya, board game, video, power point, alat peraga, media berbasis aplikasi dan lain sebagainya.
Yang penting bukan secanggih apa media yang Guru Pintar buat, tetapi seefektif apa media pembelajaran tersebut dapat menunjang proses belajar mengajar. Media pembelajaran harus dibuat dengan mempertimbangkan karakter siswa, kebutuhan siswa, dan materi yang akan diberikan. Supaya dapat merancang media pembelajaran yang tepat, Guru Pintar dapat memulai dengan membuat peta empati untuk mengetahui keadaan dan kendala yang siswa hadapi. Setelah itu definisikan masalah yang dihadapi siswa, dan kemudian dilanjutkan dengan mencari ide bentuk media sesuai dengan peta empati dan definisi masalah yang sudah ditemukan. Langkah selanjutnya setelah menemukan ide pembuatan media adalah membuat prototype atau purwarupa. Setelah jadi, lakukan uji coba pada purwarupa media tersebut. Feedback atau umpan balik yang didapatkan baik dari siswa maupun teman sejawat dapat dijadikan sebagai panduan untuk melakukan perbaikan-perbaikan untuk menyempurnakan media pembelajaran.
Tugas adalah hal yang tidak dapat ditinggalkan dalam setiap proses pembelajaran baik itu secara online maupun offline. Miskonsepsi yang terjadi selama ini adalah tugas itu dibuatnya belakangan dan terpisah dari proses belajar mengajar itu sendiri. Kebanyakan tugas yang diberikan dalam bentuk menjawab soal-soal. Hal ini membuat tugas yang diberikan tidak efektif mengukur perkembangan belajar siswa.
Sebenarnya bentuk tugas harus Guru Pintar tentukan setelah menentukan tujuan pembelajaran. Mengetahui bentuk tugas yang akan diberikan di awal pembelajaran dapat membantu Guru Pintar merancang kegiatan pembelajaran yang dapat membantu siswa mencapai target yang ditetapkan. Dengan kata lain tugas yang diberikan pada siswa harus dapat menjawab apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan kegiatan pembelajaran dapat dioibaratkan sebagai kendaraan yang dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Mengajar di kelas offline terbatas terkadang membuat Guru Pintar lupa bahwa siswa tetap harus menikmati proses belajar. Karena waktu yang terbatas, guru-guru hanya fokus pada menyampaikan materi dan memberikan tugas-tugas saja. Jangan sampai hal ini terjadi di kelas Guru Pintar, ya.
Meskipun hanya sebentar di sekolah, ciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Sisipkan permainan-permainan edukatif yang menunjang pembelajaran tanpa melanggar protokol kesehatan. Guru Pintar juga dapat menghias kelas semenarik mungkin sehingga siswa merasa senang berada di kelas. Atur jarak dan juga sirkulasi udara sehingga siswa merasa nyaman saat belajar.
Demikian cara mengajar efektif pada pembelajaran offline terbatas. Meskipun dalam keterbatasan, jangan sampai siswa tidak memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan dan juga bermakna.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog