Fobia Gagal? Cermati 4 Tanda Ini
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Fobia Gagal, image www.b-x.com.au
Berbagai ujian sudah menunggu didepan mata. Jadwal ujian padat hingga pertengahan tahun ini. Bukan hanya USBN, UNBK dan UTBK, tapi sebagian kita juga sudah bersiap menghadapi Seleksi Mandiri. Ditengah belajar, adakalanya muncul rasa kecut, "Bagaimana kalau aku nanti gagal?"
Nah, seberapa sehatkah rasa takut gagal ini? Sedikit rasa khawatir mampu mendorong kita berjuang lebih keras, belajar lebih giat untuk mempersiapkan ujian. But a little too much of fear will be counterproductive. Kapan kita harus waspada ketika rasa takut akan kegagalan sudah menjadi berlebihan?
Â
1. Merasa Tak Mampu
Rasa takut melakukan sesuatu karena risiko gagal dapat disebabkan oleh faktor internal – dari dalam diri kita sendiri. Misalnya Sobat ingin mengikuti SNMPTN di Arsitektur UI. Dengan ketetatan masuk pada SNMPTN 2019 sebesar 7,29% dan daya tampung SNMPTN 2020 hanya 12 kursi, seketika Sobat merasa takkan lolos seleksi.
Boleh jadi kita merasa tak punya kapabilitas untuk bersaing dengan peserta SNMPTN lain atau merasa tak punya cukup banyak keberuntungan untuk mencoba. Yang pasti, kita menghindari peluang-peluang yang berpotensi gagal karena kita merasa tak layak untuk berhasil disitu – feeling as if we didn't have what it takes to win the battle.
2. Dunia Terlalu Kejam
Bayangkan seseorang meniti seutas tali pada sebuah pertunjukan sirkus. Ketika terjatuh dari tali, ia menyalahkan tali yang terlalu kecil, terlalu kendor, petugas yang mengaitkan talinya, lampu penerangan sirkus yang terlalu redup, dan seribu satu kesalahan lain – diluar dirinya.
Urung mengikuti SNMPTN Arsitektur UI? "Ya, karena daya tampungnya hanya 12! Angka ini terlalu kecil!" Begitulah kita mengkambinghitamkan berbagai faktor eksternal sehingga tak mau mencoba sesuatu yang berpotensi gagal. Semakin tak bisa diprediksi hasilnya, semakin kita menghindarinya.
3. Selalu Sempurna
Life isn't perfect – life can't be perfect. Lebih tidak mungkin lagi kalau definisi sempurna itu harus sesuai dengan selera kita.
Anggaplah, misalnya, Pendidikan Dokter UI menjadi idaman mayoritas peserta SBMPTN. Maka, Sobat pun mengejar skor UTBK untuk lolos SBMPTN Pendidikan Dokter UI. Tak ada opsi jurusan dan PTN lain, termasuk Pendidikan Dokter UB sekalipun – hanya Pendidikan Dokter dan hanya Universitas Indonesia, atau tidak mengikuti seleksi masuk PTN.
Terus mengejar versi kesempurnaan yang kita tetapkan sendiri akan terasa melelahkan. Bahkan, boleh jadi kita justru enggan melangkah karena khawatir hasil yang akan dicapai nanti takkan sesempurna keinginan kita.
4. Pikiran Menjadi Terobsesi
Tentu saja, memilih jurusan kuliah harus dilakukan dengan cermat dan melalui pertimbangan yang matang. Tapi kalau kita terus-menerus tenggelam dalam pikiran tentang memilih jurusan kuliah sampai tugas sehari-hari menjadi terbengkalai, tandanya kita sudah terobsesi.
Lebih buruk lagi bila kita merasa kompetitif dengan orang lain. Misalnya, si X yang memutuskan ingin kuliah Ilmu Aktuaria UI. Merasa kompetitif, kita menjadi gelisah memikirkan bagaimana caranya lolos kejurusan yang sama walaupun kita sekarang berada dikelas IPS, misalnya.
Gabungan pikiran yang obsesif dan semangat kompetisi yang kurang tepat, hasilnya bisa cukup destruktif untuk diri sendiri. Nah, untuk mengurangi beban pikiranmu, serta kebimbangan apakah keputusanmu sudah tepat, gunakan saja Minat Pintar. Tes-tes pada fitur ini akan memandumu menemukan jurusan kuliah yang lebih sesuai dengan kepribadian dan kemampuanmu.
Sometimes we just need a practical solution. Rasa gelisah takut gagal, seperti kuliah dijurusan yang salah, jangan terlalu lama dipendam, Sobat.
Pasalnya, kondisi psikis yang merasa takut tanpa sebab nyata dapat berdampak buruk pada kesehatan badan. Beberapa keluhan fisik yang mungkin timbul antara lain sesak napas, dada berdebar-debar, nyeri di area dada, gemetar, pusing, pencernaan terganggu, dan lain sebagainya.
Tak perlu menunggu sampai merasa begitu, bukan? Jangan lagi takut gagal tanpa alasan jelasya. Lagipula, tak ada orang yang seketika sukses dalam hidupnya tanpa perjalanan panjang dan beberapa kali kegagalan. Anyway, kita bisa belajar banyak dari suatu kegagalan. So, give it a try!
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog