APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Kuliah di Inggris, Seperti Apa Sih?

Tips Kuliah Mahasiswa Internasional

photo via liverpoolenglishcentre.co.uk

Setiap tahunnya, ada ratusan ribu mahasiswa internasional yang kuliah di Inggris Raya. Diantara mereka, ada Maudy Ayunda, Gita Gutawa, dan lain-lain. Menurut data LPDP tahun 2017, Inggris adalah tujuan studi favorit pelajar Indonesia, baru kemudian Belanda dan Australia. Sebutlah Duo Oxbridge (Cambridge dan Oxford), dari sekian banyak perguruan tinggi lain berpredikat terbaik di dunia, yang menjadi tujuan studi pendidikan tinggi di Inggris. Dan tentunya, masih ada sederet alasan lain kenapa Inggris bisa jadi pilihan studimu juga.

 

Kualitas Pendidikan Tinggi dengan Reputasi yang Tetap Terjaga

Selain University of Oxford dan University of Cambridge, masih banyak perguruan tinggi lain yang berkualitas di Inggris Raya. Bisa diterima dan kuliah dikedua universitas tadi emang terbilang susah, sih. Jadi, alternatif lain yang bisa masuk hitungan misalnya London School of Economics and Politics, University College London, Imperial College London, King's College London, University of Edinburg, University of Manchester, University of Bristol, University of Warwick, atau yang lain. Kalau melihat peringkat universitas-universitas tadi di QS World Rangkings, perguruan tinggi terbaik di Indonesia sekalipun masih berada jauh diurutan bawahnya.

 

Sistem Pendidikan yang Dapat Mewadahi Kemampuanmu

Kalau kamu pengen bergelar PhD sebelum mencapai usia 30 tahun, salah satu sistem pendidikan yang dapat mewujudkan impianmu adalah di Inggris. Hampir seluruh perguruan tinggi menawarkan sistem seperti ini asalkan terkejar oleh kemampuan akademikmu.

Jadi, skemanya begini. Kamu bisa kuliah bachelor's degree (S1) selama tiga atau empat tahun, tergantung kebijakan negara bagian di mana kamu kuliah, jurusan yang kamu ambil, dan kemampuan akademikmu. Kalau kamu ingin melanjutkan master's degree (S2), prestasi akademikmu harus bagus – misalnya, S2 di Oxford membutuhkan IPK S1 minimal 3,5. Dan masa studi S2 ini bisa diselesaikan dalam satu atau dua tahun, tergantung pada pilihan jurusan dan kemampuan akademikmu pula. Persayaratan S3 beda lagi – lebih ditekankan pada kecocokan universitas, publikasi, dan riset.

Tapi sistem pendidikan di Inggris memungkinkan siapapun langsung kuliah dijenjang S3 setelah lulus S1 bila prestasi akademiknya memuaskan. Jika lulus S1 pada usia 21 atau 22 tahun dan langsung melanjutkan studi S3, kamu punya peluang bergelar PhD sebelum usiamu mencapai 30 tahun.

 

Kemampuan Bahasa yang Nggak Boleh Setengah-Setengah

Walaupun telah belajar Bahasa Inggris sejak kecil, jujur aja deh, kemampuan kita berkomunikasi dalam bahasa asing ini masih terbilang rendah. Padahal, perkuliahan di Inggris beda jauh dari cara-cara perkuliahan di Asia yang lebih terfokus pada dosen sebagai sumber informasi utama. Mahasiswa di Inggris lebih banyak terlibat dalam diskusi kelas, yang tentu memerlukan kefasihan berkomunikasi secara verbal dalam Bahasa Inggris.

Tak cukup komunikasi lisan, kemampuan baca dan tulis dalam Bahasa Inggris juga harus baik. Prestasi akademik yang bagus hanya bisa diperoleh saat kamu sanggup belajar mandiri, tidak tergantung pada dosen – yang berarti ada banyak literatur yang harus dibaca. Dan tak ada ceritanya jadi mahasiswa tapi nggak bisa bikin karya tulis ilmiah, jadi kemampuan tata bahasamu juga harus bagus.

Tak heran, Oxford bisa mensyaratkan skor IELTS 7 atau 8 pada mahasiswa internasional. Perguruan tinggi lain, misalnya University College London, masih bisa mentolerir skor IELTS 6,5.

 

Masa Muda yang Menantang di Benua Eropa

Menjadi mahasiswa internasional di Eropa tentu memiliki banyak nilai positif, misalnya pengalaman tinggal di budaya yang berbeda, iklim yang tak sama dengan Indonesia, hingga kebiasaan sehari-hari di tempat baru. Tantangan terberatnya adalah tetap gigih mengerjakan tugas, membaca banyak literatur, dan memprioritaskan studi saat usiamu masih seru-serunya jalan-jalan, hura-hura, dan eksplor hal-hal baru di tempat baru.

Apalagi kalau kamu langsung lompat kejenjang S3, sedangkan dikelas kamu bertemu dengan mereka yang telah menghabiskan lebih banyak waktu membaca sekian jurnal ilmiah dan menulis sekian banyak essay. Banyak banget yang harus dikejar, euy! Kalau tidak, bisa-bisa kamu cuma bengong saat teman-temanmu sedang seru terlibat dalam diskusi kelas.

 

Plus Minus Bergelar Lulusan Luar Negeri

Disisi lain, memiliki gelar PhD tak serta-merta membuat hidupmu bebas hambatan. Pasalnya, dunia kerja lebih membutuhkan orang-orang dengan skill yang berguna alih-alih gelar mentereng tapi orangnya nggak bisa ngapa-ngapain.

Oleh sebab itu, jurusan teknik lebih diminati pada jenjang S1 karena bekal ilmu praktis yang dapat langsung diaplikasikan dilapangan kerja. Hal ini tak hanya berlaku pada mahasiswa internasional, namun juga mahasiswa lokal warga Inggris sendiri. Penyebab lain dari pilihan jurusan ini adalah karena mahalnya biaya kuliah walaupun masih terbilang lebih murah daripada perguruan tinggi bergengsi di Amerika Serikat. Kalau nggak percaya, cek sendiri kurs Dollar dan Pound Sterling, deh.

 

Begitulah sekilas gambaran kuliah di Inggris Raya atau United Kingdom (UK). Memang, selain kemampuan akademik yang matang, bekal dana juga harus siap. Tapi tetap semangat kejar impianmu, ya!

200

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog