APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Mengalami 4 Tanda Toxic Friendship Ini?

Penting bagi setiap orang untuk berteman dengan orang-orang yang tepat.

Tanda Toxic Friendship, image via theboar.org

We can't choose who our family is, but we can choose who our friends are. Teman, sahabat adalah keluarga kedua. Merekalah orang-orang yang tak ada hubungan darah dan kekerabatan dengan kita, tapi mambuat kita nyaman dan hadir saat kita membutuhkan dukungan.

Unfortunately, the happy story doesn't belong to all of us. Sebagian kita tenggelam dalam hubungan pertemanan yang beracun, atau lebih dikenal dengan toxic friendship. Apakah Sobat sedang mengalaminya? Apa tanda-tandanya ketika kita berada dalam toxic friendship?

 

1. Memberi Lebih Banyak Daripada yang Diberikan

Bukan berarti kita hitung-hitungan dalam berteman. No, it's not the case, Sobat. Tapi yang dimaksud disini adalah keseimbangan untuk saling memberi dan menerima dari kedua belah pihak.

Pernahkah Sobat mendapati seseorang yang terus-menerus membicarakan tentang dirinya? Saat giliran Sobat yang bercerita, tiba-tiba ada hal lain yang harus dikerjakannya.

Again, bukan berarti kejadiannya selalu seperti contoh diatas. Fleksibel saja, Sobat. Ada saatnya kita memberi, barangkali lebih banyak karena keadaan mengharuskan demikian. Tapi ketika kita terus-menerus diposisi memberi, hubungan pertemanan biasanya takkan bertahan lama.

 

2. Menghabiskan Waktu Bersama Tak Lagi Menyenangkan

Apa tugas di rumah yang harus Sobat kerjakan - membersihkan lantai, menyiram taman, atau memberi pakan hewan peliharaan keluarga? Do you honestly enjoy doing it? Kebanyakan kita merasa berat untuk mengerjakan berbagai pekerjaan di rumah.

Nah, bila Sobat merasakan hal yang sama saat akan bertemu dengan seseorang, boleh jadi hubungan pertemanan kalian memang toxic. Rasa cemas, malas, sakit perut, atau sakit kepala sebelum bertemu dengannya bisa jadi merupakan alarm badan yang berusaha memperingatkan kita.

Setelah bertemu si teman ini, rasanya jadi lega – seolah-olah kita sudah menuntaskan suatu tugas berat. Jika sudah demikian, perlu dievaluasi lagi apakah kalian benar-benar berteman. You should be happy to see your best friend, rather than feeling drained.

 

3. Membicarakan yang Buruk Tentangmu, Dibelakangmu

Misalnya, seorang teman datang terlambat di sekolah dan menjalani hukuman karena keterlambatannya. Ketika pembicaraan kalian di kelas adalah tentang mengkhawatirkan si teman ini, bagaimana ia menjalani hukumannya, dan semacamnya, berarti kalian peduli padanya.

Sebaliknya, bila pembicaraan kalian seputar kebiasaan-kebiasaan buruknya sampai sering datang terlambat di sekolah, artinya hubungan pertemanan kalian tak sehat lagi. Hal ini berlaku pada banyak hal lain ya, Sobat.

Nah, mulai sekarang mulai perhatikan apa yang Sobat bicarakan tentang seseorang bersama teman-teman yang lain. Bila kalian bergosip tentang seseorang, lain waktu Sobat yang jadi topik olok-olokan. Dan sebaiknya, hindari pertemanan yang melelahkan seperti.

 

4. Muncul Rasa Iri Dengki, Diam-Diam Merasa Sebagai Pesaing

Pada takaran yang wajar, kita perlu saling berkompetisi. Kompetisi mendorong kita untuk mecapai sesuatu yang lebih baik lagi. Misalnya, Sobat belajar giat karena ingin mengungguli skor Matematika si juara kelas.

Tapi bila rasa persaingan yang muncul dalam pertemanan mengarah menjadi dengki, kompetisi sudah tidak sehat lagi. Misalnya, kita tidak suka, bahkan membenci si juara kelas karena skor Matematikanya menjadi yang terbaik. Maka, kita pun menggunakan segala cara untuk menjadi juara kelas. Now, that isn't good.

Bukankah kita berteman untuk saling menjalin hubungan yang nyaman dan menyenangkan? Seharusnya kompetisi tak menghilangkan perhatian kita satu sama lain. Tapi bila yang terjadi sebaliknya, boleh jadi kita sedang berada dalam toxic friendship.

 

Pernah mengalami salah satu tanda ini, Sobat? A toxic friendship manifests in so many different ways. Barangkali Sobat mengalami tanda-tanda yang lain. They could be valid, but they may not either.

Seiring waktu, kita akan mampu merasakan apakah hubungan pertemanan kita dengan seseorang toxic atau tidak. Hingga saat itu tiba, tetaplah menjadi teman yang baik. What goes around, comes around, they say.

110

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar
:(
00
kak
00
izin share ya
00

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog