Peran Guru Dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Siswa Sejak Dini
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Monstera dari Pexels
Pendidikan awal siswa hendaknya tidak hanya meliputi dimensi intelektual saja. Dimensi emosional dan spiritual juga merupakan hal yang harus diperhatikan oleh guru untuk dikembangkan. Konsep kecerdasan spiritual yang secara ilmiah dipelopori oleh Danah Zohar dan Ian Marshal ini, merupakan kecerdasan tertinggi seseorang. Tujuan mengembangkan kecerdasan spiritual atau Spiritual quotient (SQ) adalah agar manusia mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya.
Danah Zohar dan Ian Marshall menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku, dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Kecerdasan spiritual, menurut Danah Zohar dan Ian Marshal lagi, merupakan landasan untuk mengaktifkan IQ (intelligence quotient) dan EQ (emotional quotient) secara efektif. Dalam ESQ yang dikemukakan oleh Ary Ginanjar: 2001 adalah adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dengan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya ( hanif ) dan memiliki pola pemikiran tauhid ( integralistik ), serta berprinsip “ hanya karena Allah.”
Kecerdasan spiritual berkaitan erat dengan peran hati nurani. Seseorang akan mengalami pergolakan batin jika ingin atau hendak melakukan perbuatan yang tidak baik. Oleh karena itu, Spiritual quotient atau kecerdasan spiritual harus ditanamkan sejak dini. Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan spiritual siswa dan siapa saja yang berperan untuk mengembangkan kecerdasan spiritual siswa?
Kecerdasan spiritual memang selalu berhubungan erat dengan hal-hal keagamaan. Di sekolah, peran guru pendidikan agama Islam sangatlah penting untuk meningkatkan dan mengembangkan kecerdasan spiritual siswa. Peran guru agama dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual anak dapat dilakukan dari jenjang pendidikan yang paling bawah. Guru Agama dapat mengenalkan siswa akan Tuhan, Sang Penciptanya, dan bagaimana untuk selalu dekat dengan-Nya. Meskipun demikian, bukan berarti guru yang mengajarkan mata pelajaran lain tidak memiliki andil dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa. Peran pendidik dalam meningkatkan kecerdasan spiritual dengan berkolaborasi dengan peran orang tua akan dapat membantu siswa dalam mencapai kecerdasan spiritualnya.
Menumbuhkan kecerdasan spiritual peserta didik membutuhkan stimulasi dan rangsangan-rangsangan. Siswa tidak hanya diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan spiritual secara teoritis saja namun juga harus sampai pada tahap praktisnya. Berikut ini adalah cara meningkatkan SQ atau kecerdasan spiritual pada siswa antara lain;
Salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual siswa adalah faktor eksternal. Siswa membutuhkan rangsangan dan juga contoh-contoh dari sekitarnya dalam memiliki kesadaran spiritual termasuk dari gurunya. Untuk dapat melakukan peran tersebut, guru juga hendaknya sudah memiliki kesadaran spiritual. Bagaimana seorang guru mampu mengarahkan dan memberikan teladan yang baik jika sikap dan perilaku guru tidak mencerminkan atau menunjukkan kecerdasan spiritual yang baik.
Peran guru dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa dapat dilakukan dengan mengenalkan apa tujuan hidup mereka. Apakah hal tertinggi yang dapat mereka raih nantinya. Misalnya ketika belajar tentang cita-cita, Guru Pintar dapat menanyakan mereka mau menjadi apa? Misalnya siswa menjawab ingin menjadi dokter, menjadi pengusaha, menjadi polisi, youtuber dan lain sebagainya. Setelah itu tanyakan kembali kepada siswa, setelah cita-cita itu dapat diraih, apalagi yang mereka inginkan. Ingin kaya, ingin terkenal, dan sebagainya. Tuntun siswa untuk memperoleh pemahaman bahwa kebahagiaan tidak hanya tentang mendapatkan apa yang diinginkan, tetapi juga berbagi, menolong orang lain juga. Selain itu, tanamkan bahwa segala perbuatan baik yang dilakukan nantinya akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Sebagai umat Islam, sumber atau tuntunan bagi kehidupan kita adalah Al quran. Ajak siswa untuk mencintai Alquran sejak dini dengan membiasakan siswa membacanya. Jangan lupa jelaskan makna ayat-ayat yang dibaca kepada siswa sehingga Alquran tidak dipandang sebagai bacaan saja. Selain itu Guru Pintar dapat menyisipkan ayat Alquran ke dalam setiap tema pelajaran yang diajarkan. Dengan demikian, siswa memiliki pemahaman bahwa segala ilmu yang dipelajari ternyata tidak terpisahkan dari ajaran Alquran.
Anak-anak sangat hingga orang dewasa sangat menyukai cerita. Cerita yang dibaca dan didengar memiliki pengaruh dalam kehidupan mereka dan dapat memperluas jiwanya. Kisah-kisah tentang Nabi dan tentang orang-orang sholeh lainnya dapat menginspirasi siswa sehingga mereka dapat mengambil pelajaran kepribadian yang layak dan tidak layak dicontoh. Cari waktu untuk membacakan atau mengisahkan cerita kepada siswa. Akan lebih baik lagi kalau kegiatan ini merupakan kegiatan rutin di sekolah sehingga program pengembangan kecerdasan spiritual siswa terjadi secara kontinu.
Siswa setiap hari mengalami dan juga melihat berbagai fenomena kehidupan. Hal ini dapat dijadikan bahan oleh Guru Pintar untuk mengajak siswa berbicara, berdiskusi dan mengasah kecerdasan spiritual mereka. Misalnya topik yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi antara lain mengapa mereka harus belajar, mengapa orang harus bekerja, dan lain sebagainya.
Kegiatan rutin di sekolah adalah melakukan field trip. Nah, untuk mengajarkan dan mengembangkan kecerdasan spiritual siswa, jangan hanya mengajak siswa ke tempat-tempat wisata saja. Agendakan juga untuk mengajak siswa mengunjungi panti asuhan, panti, jompo, atau lokasi bencana alam. Hal ini dapat menumbuhkan rasa belas kasihan yang akan mendorong mereka untuk berbuat baik sekaligus mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka.
Setiap sekolah pasti memiliki budaya sekolah yang mencirikan kekhasan sekolahnya masing-masing. Supaya kecerdasan spiritual siswa tidak hanya bersifat teoritis saja, maka perlu adanya pembiasaan-pembiasaan yang mengajak siswa mempraktikkan teori-teori yang diajarkan terutama yang bersifat keagamaan. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkaan kecerdasan spiritual siswa di sekolah antara lain: melibatkan siswa dalam kegiatan keagamaan di sekolah, melakukan sholat berjamaah, membaca Alquran sebelum belajar, mengucapkan salam, dan lain sebagainya.
Mengajak siswa turut serta dalam kegiatan sosial bertujuan supaya siswa mengerti arti kebersamaan, kesetiakawanan, kepedulian terhadap sesama sebagai makhluk ciptaan-Nya. Kegiatan sosial yang dapat guru lakukan di sekolah antara lain dengan mengajak siswa kerja bakti / gotong royong, menggalang dana untuk memberi bantuan orang yang tertimpa musibah, dan menyantuni anak yatim, dan lain sebagainya.
Kecerdasan spiritual siswa pada akhirnya akan membantu dalam pembentukan karakter dan bagaimana siswa memandang sebuah masalah. Dengan kecerdasan spiritual yang baik, siswa akan dapat menjadi apa saja yang mereka cita-citakan dan juga bermanfaat bagi orang-orang dan lingkungan di sekitarnya.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog