Pentingnya Refleksi Diri Bagi Guru di Indonesia
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh Gustavo Fring dari Pexels
Refleksi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru Indonesia dalam meningkatkan peran dan tanggungjawab profesionalnya. Bowman (1989) mengatakan bahwa refleksi diri merupakan elemen utama profesionalisme. Pendapat Bowman diperkuat dengan pernyataan Loughran (2005) bahwa melakukan refleksi atas praktik-praktik profesional guru, terutama belajar dan mengajar merupakan faktor penting bagi terbentuknya inovasi dan revolusi pembelajaran di kelas. Bahkan pada saat ini refleksi diri guru dalam konteks pengembangan profesional berkelanjutan dijadikan sebagai konsep kunci pendidikan guru.
Loughran juga menyatakan bahwa refleksi adalah kendaraan penting untuk memenuhi keluasan dan kedalaman pengetahuan profesional guru. Menurut Abdurrahman, 2013, ada tiga unsur pengetahuan profesional yang senantiasa menjadi bahan refleksi diri guru, yaitu pengetahuan konten (Content Knowledge), pengetahuan pedagogi (Pedagogical Knowledge), dan pengetahuan pengemasan konten dalam pembelajaran bermakna (Pedagogical Content Knowledge). Sedangkan Korthagen & Vasalos (2005) menyatakan bahwa paling tidak terdapat 4 aspek yang merupakan fokus refleksi guru dalam praktik profesionalnya, yaitu:
1. Lingkungan (bagaimana upaya guru memanfaatkan lingkungan belajar dalam pengembangan profesionalnya)
2. Perilaku Profesional (respon positif terhadap perubahan atau inovasi)
3. Kompetensi (respon terhadap pentingnya meningkatkan kompetensi profesional)
4. Keyakinan guru tentang profesinya (beliefs).
Dengan kata lain, jika ada siswa yang tidak dapat mencapai tujuan belajar dengan maksimal jangan terburu-buru menyalahkan siswa atau memarahi mereka. Yang harus Guru Pintar lakukan adalah melakukan refleksi terhadap diri sendiri. Bagaimana caranya
Nah Guru Pintar, yuk kita mulai melakukan refleksi diri. Apa saja yang direfleksi? Simak ulasannya berikut ini:
Contoh refleksi guru yang pertama adalah merefleksi cara mengajar. Sudah tidak dapat disangsikan lagi bahwa setiap guru memiliki pengetahuan yang mendalam tentang materi yang diajarkan. Karena hal ini sering kali Guru Pintar lupa bahwa penguasaan terhadap materi saja tidak cukup. Guru Pintar harus menguasai strategi mengajar, metode mengajar, dan juga model-model mengajar dengan baik.
Jadi Guru Pintar tidak gampang mengatakan bahwa siswa tidak belajar atau tidak memperhatikan pelajaran. Coba tilik ulang apakah cara mengajar yang Guru Pintar terapkan sudah sesuai dengan karakter siswa? Atau apakah cara mengajar Guru di kelas mampu membantu siswa memperoleh pemahaman yang mumpuni tentang materi yang disampaikan oleh guru.
Apa yang dilakukan guru kepada kita pada zaman dahulu, terutama hal yang tidak menyenangkan, jangan sampai Guru Pintar lakukan pada siswa. Memberikan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi siswa sangatlah penting untuk membantu siswa dalam belajar.
Sebelum mengajar alangkah baiknya Guru Pintar memastikan kelas dan benda-benda di dalam kelas mendukung proses pembelajaran buka sebaliknya menjadi distraksi bagi siswa saat belajar. Guru Pintar juga harus memeriksa apakah sirkulasi udara dan juga pencahayaan di kelas baik supaya suasana kelas membuat semua orang yang ada di dalamnya merasa nyaman.
Contoh refleksi diri dalam pembelajaran yang harus Guru Pintar lakukan adalah bagaimana menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bagaimana membangun interaksi dengan siswa di kelas. Perhatikan baik-baik bagaimana siswa bersikap di dalam kelas. Apakah mereka terlihat nyaman, ceria saat belajar. Jangan abaikan tanda-tanda siswa merasa bosan, lesu dan tidak bersemangat dalam belajar.
Nah, poin keempat ini tak kalah pentingnya untuk dimasukkan dalam poin refleksi. Media pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu memahami konsep pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Ada tahap-tahap perancangan media pemebekaran yang harus Guru Pintar ikuti yaitu empati, mendefinisikan masalah, mencari ide, membuat purwarupa, dan ujicoba. Jangan sampai media pembelajaran yang Guru Pintar gunakan di kelas hanya untuk menyenangkan Guru Pintar saja tetapi tidak membuat siswa benar-benar belajar.
Bentuk tugas atau tes juga sangat menentukan ketercapaian tujuan pembelajaran. Bagaimana Guru Pintar dapat mengukur pencapaian siswa dengan akurat jika alat ukurnya tidak mampu mengukur dengan baik. Banyak yang meletakkan tahap merancang asesmen di akhir pembelajaran. Padahal, asesmen harus sudah Guru Pintar tentukan setelah menentukan tujuan pembelajaran. Dengan mengetahui bagaimana bentuk asesmen, Guru Pintar memiliki panduan bagaimana merancang pembelajaran yang sesuai sehingga tidak ada hal yang missed antara kegiatan pembelajaran dan asesmen yang dilakukan.
Contoh refleksi diri yang dapat Guru Pintar lakukan adalah dengan cara sebagai berikut:
Foto oleh Elina Fairytale dari Pexels
1. Melalui RPP
Contoh reflesi guru dalam RPP adalah dengan memberikan kolom khusus di bawah RPP untuk catatan bagaimana kegiatan pembelajaran berlangsung. Tuliskan faktor-faktor apa saja yang menunjang pembelajaran dan juga hambatan yang terjadi di kelas. Jadi RPP jangan hanya sekedar kelengkapan administrasi yang dibuat hanya untuk formalitas saja. Rancang dengan baik, kemudia evaluasi sehingga Guru Pintar selalu berkembang profesionalitasnya.
2. Melalui Group Discussion
Contoh refleksi diri seorang guru dapat dilakukan dengan meminta pendapat teman sejawat. Diskusi dengan guru lain juga akan sangat membantu Guru Pintar merefleksi kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Minta pendapat tentang rancaangan pembelajaran, media, dan lain sebagainya. Jadikan umpan baik yang diberikan oleh para kolega sebagai acuan dalam melakukan perbaikan.
3. Meminta Umpan Balik dari Siswa
Tujuan refleksi bagi guru adalah untuk selalu meningkatkan profesionalitas dalam mengemban tugas dan fungsinya. Siswa sebagai pihak yang terlibat langsung dalam pembelajaran adalah sumber informasi terbaik dalam melakukan refleksi pembelajaran. Guru Pintar dapat bertanya secara langsung ataupun melalui angket yang diberikan pada siswa. Jangan sekali-kali merasa tersinggung dengan hal yang akan Guru Pintar dapatkan. Sebaliknya jadian umpan balik dari siswa sebagai sarana untuk terus meningkatkan kompetensi menjadi seorang guru sejati.
Refleksi diri sebagai guru juga merupakan evaluasi diri guru. Sebelum menyalahkan siswa atau pihak lain jika tujuan pembelajaran tidak terlaksana, ada baiknya memperbaiki kualitas diri guru terlebih dahulu.
Â
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog