Membangun Karakter Guru Dalam Pembentukan Karakter Siswa / Anak
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Foto oleh cottonbro dari Pexels
Pembentukan karakter peserta didik tak lepas dari karakter guru. Dalam bahasa Jawa, kata guru merupakan singkatan dari digugu lan ditiru. Apakah Guru Pintar familiar dengan istilah ini? Ungkapan tersebut berarti bahwa seorang guru memiliki sikap dan tindak tanduk yang dapat dipercaya dan dapat dijadikan teladan.
Karakter atau kepribadian seorang guru tidak hanya menentukan kewibawaannya di depan siswa, melainkan juga di tengah masyarakat. Guru dengan karakteristik kepribadian yang baik dapat membentuk karakter siswa melalui pola pembiasaan.
Guru Pintar tentu memahami bahwa pembiasaan sikap yang baik dan bekal keterampilan sosial sangat penting untuk membangun karakter siswa. Proses pembentukan karakter ini membutuhkan waktu dan kita dapat menyukseskannya dengan menjalankan peran-peran di bawah ini.
Photo by RODNAE Productions on Pexels
Salah satu ciri guru yang baik adalah mampu menjadi teladan bagi siswa-siswinya. Ki Hajar Dewantara mengajarkan ing ngarso sung tuladha, yang artinya seorang guru memberikan contoh yang baik. Disadari atau tidak, sebenarnya siswa memperhatikan kita, Guru Pintar. Setiap perkataan, tindakan, dan perilaku kita mendapat penilaian dari siswa, terutama saat di kelas. Pada satu sisi, kita harus pandai-pandai menjaga sikap dan perilaku setiap saat supaya dapat memberikan teladan yang terbaik. Di sisi lain, kita dapat memanfaatkan kegiatan belajar mengajar untuk menunjukkan keteladanan tersebut karena perilaku guru di kelas mempengaruhi pembentukan karakter siswa.
Penilaian atas prestasi akademis memang penting, tetapi perlu diingat bahwa penghargaan yang ditunjukkan atas kebaikan yang dilakukan peserta didik juga diperlukan. Bentuk apresiasi atau pengakuan atas usaha yang telah dilakukan dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar lebih tekun dan menjadi pribadi yang lebih baik. Maka yang harus dilakukan guru untuk membangun karakter siswa adalah dengan memahami kepribadiannya masing-masing supaya dapat memberikan bentuk motivasi yang sesuai tanpa menyakiti.
Photo by Tima Miroshnichenko on Pexels
Guru yang hebat mampu menginspirasi siswa-siswinya. Peran kita memang tidak sederhana, meliputi peran guru sebagai pengajar mata pelajaran sekaligus pendidik.
Materi atau pengetahuan tentang pelajaran dapat dengan mudah didapatkan siswa melalui buku-buku bacaan. Namun tidak semua bacaan mengandung nilai-nilai dan pesan moral penting yang dibutuhkan siswa untuk menaklukkan tantangan di masa depan. Nilai-nilai kebaikan dan pesan moral dapat kita sisipkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar guna membentuk karakter siswa yang terpuji.
Misalnya, saat mengajar pelajaran Matematika, kita dapat menyisipkan nilai-nilai seperti kesabaran, kejujuran, pantang menyerah dalam menyelesaikan masalah, dan lainnya. Dengan demikian, peran guru dalam proses pembelajaran tidak hanya berhenti pada memberikan deretan rumus atau hapalan saja.
Photo by Monstera on Pexels
Pembentukan karakter peserta didik tidak lepas dari mengenalkan dan menanamkan sopan santun sebagai bagian dari budaya kita. Sopan santun sangat penting untuk diajarkan agar siswa dapat menjaga sikap serta mengetahui mana yang benar dan salah. Jika siswa melakukan hal yang kurang pantas, sebaiknya kita tidak langsung menghakimi atau memberikan label kepada siswa tersebut. Dekati, kemudian koreksi tindakannya dengan cara yang baik. Mungkin tindakan tersebut kadang kala saja dilakukan. Terkadang siswa tanpa sengaja bertindak tak sopan karena belum tahu kaidah sopan santun.
Photo by Miguel Á. Padriñán on Pexels
Leadership semestinya menjadi salah satu karakteristik kita sebagai guru yang profesional. Namun demikian, leadership tidak dapat dihasilkan secara instan. Dalam proses pembentukan karakter siswa, kita dituntut untuk memberikan teladan learship yang baik karena jiwa kepemimpinan wajib dimiliki oleh seluruh siswa,
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk melatih jiwa kepemimpinan siswa. Kegiatan pengembangan karakter ini dapat dilakukan melalui games ataupun role playing. Kita juga bisa memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menjadi pemimpin kelas atau pemimpin kelompok saat belajar.
Melakukan refleksi setelah kegiatan belajar selesai juga merupakan bentuk penanaman leadership. Jangan malu untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf karena seorang leader juga manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Justru yang membuat seorang leader hebat adalah kesediaannya untuk ikhlas mengakui kesalahan, meminta maaf, dan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Di sinilah peran guru dalam pembentukan karakter cukup menentukan karena siswa mendapatkan teladan secara nyata.
Sebagai guru, kita tidak hanya bertanggung jawab untuk mengajar materi pelajaran saja. Sudah supatutnya kita menyadari bahwa peran guru dalam proses pembelajaran juga mencakup aspek sikap dan keterampilan sosial peserta didik. Oleh sebab itu, peran guru dalam pembentukan karakter siswa amatlah penting.
Sebenarnya kita tidak perlu melakukan sesuatu yang terlalu spektakuler untuk membentuk karakter siswa, Guru Pintar. Kita hanya perlu memulainya dari diri sendiri karena guru berperan sebagai sosok yang patut dicontoh agar siswa mendapatkan inspirasi nilai-nilai positif seperti integritas, kerja keras, empati, dan kejujuran.
ArtikelTerkaitV3
Cesium-137: Si "Siluman" Radioaktif yang Bisa Jadi Inspirasi
Sobat Pintar, pernah dengar tentang Cesium-137? Zat radioaktif ini mungkin terdengar menyeramkan, tapi tahukah kamu bahwa di balik bahayanya, ada peluang besar untuk berkarier di bidang sains dan teknologi? Yuk, kupas tuntas tentang Cesium-137 dan bagaima...
Baca Selengkapnya
Mengenal Ragam Profesi HR dan Peta Karirnya: Dari Spesialis
Human Resources (HR) atau Sumber Daya Manusia telah berevolusi dari fungsi administratif menjadi strategic business partner yang vital. Profesi di bidang ini menawarkan ragam spesialisasi dan jenjang karir yang jelas bagi mereka yang tertarik mengelola da...
Kelapa Sawit vs Kelapa Biasa: Asal Nama, Perbedaan, dan Tant
Asal Muasal Nama "Kelapa Sawit" Nama "kelapa sawit" berasal dari dua kata: "kelapa" dan "sawit". Kata "kelapa" digunakan karena buahnya menghasilkan minyak, mirip dengan kelapa biasa yang juga menghasilkan minyak (minyak kelapa). Sementara "sawit" diduga...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog