APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Plagiat: Seperti Apa dan Bagaimana Cara Menghindarinya

Plagiarisme sejatinya adalah sebuah bentuk pencurian.

Plagiat, photo by MartinHarry on Pixabay

Kita sempat menyaksikan public figure yang meminta maaf karena telah melakukan plagiarisme. Sementara itu, ada pula sebagian orang yang menyangkal telah melakukannya. Tapi sebenarnya apa itu plagiat, Sobat Pintar? Apa yang membuat suatu karya disebut plagiarisme? Cari tahu, yuk!

 

Apa Itu Plagiat?

Photo by Lukas on Pexels

Yup, first thing first, we need to know what plagiarism is. Ada beberapa pengertian plagiarisme menurut para ahli, ditulis kembali dari Manistebu.com:

- Menurut Lester, plagiasi adalah mengemukakan kata-kata atau pendapat orang lain sebagai kepunyaan kita sendiri.

- Menurut Silverman, plagiasi adalah menulis fakta, kutipan, atau pendapat yang didapat dari orang lain atau dari buku, makalah, film, televisi, atau tape tanpa menyebutkan sumbernya.

- Menurut Ismet Fanany, seseorang bersalah melakukan plagiat bukan saja kalau ia menyalin begitu saja seluruh buku atau artikel orang lain, tapi juga kalau ia menyalin gagasan orang lain atau ungkapan yang dipakai orang lain.

Dari berbagai pengertian plagiarisme menurut para ahli di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa plagiarisme adalah penjiplakan suatu ide atau karya. Sesuatu disebut plagiat ketika ide atau karya tersebut dibuat ulang dan diakui sebagai ide atau karya orang lain. Orang yang melakukan plagiarisme disebut plagiator.

 

Seperti Apakah Plagiarisme Itu?

Photo by Negative Space on Pexels

Plagiarisme adalah tindakan pencurian, terutama ketika ide atau karya tersebut merupakan hak cipta seseorang. Namun seorang plagiator dapat melakukan plagiarisme dengan sengaja atau tanpa disengaja. Kok bisa begitu?

Sobat Pintar pasti sudah bisa nebak, nih. Plagiarisme yang disengaja dilakukan secara sadar terlepas dari apapun tujuan atau motivasi seseorang melakukannya. Sementara itu, plagiarisme yang tak disengaja biasanya dilakukan karena kurangnya pengetahuan.

Oleh sebab itu, ada berbagai kategori ketika sebuah karya/gambar/bentuk dapat dikatakan sebagai jiplakan atau tiruan. Dinukil dari Deepublish, tindakan pencurian plagiarisme dapat berupa:

1. Plagiarisme Total

Plagiarisme total terjadi ketika seseorang menjiplak sepenuhnya karya orang lain, kemudian mengakuinya sebagai karya pribadinya.

2. Plagiarisme Parsial

Sebuah karya/gambar/bentuk dapat dikatakan sebagai jiplakan atau tiruan ketika sebagian saja diambil dari karya milik orang lain. Penulisan karya ilmiah rentan dengan plagiarisme parsial. Contoh plagiarisme dalam karya ilmiah misalnya ketika sampel, landasan teori, atau metode analisis diambil dari karya ilmiah orang lain tanpa menuliskan sumbernya.

3. Auto-Plagiasi

Auto-plagiasi dilakukan ketika kita meng-copy-paste karya kita sebelumnya ke dalam karya yang sedang dibuat. Tentu saja, plagiarisme ini dilakukan tanpa menyebutkan karya yang di-copy tersebut sebagai salah satu sumber.

4. Plagiarisme Antarbahasa

Plagiarisme antarbahasa cenderung terjadi dalam karya tulis. Contoh plagiarisme antarbahasa misalnya ketika seseorang menerjemahkan sebuah karya tulis berbahasa asing, kemudian menuliskannya dalam Bahasa Indonesia tanpa menyebutkan sumber aslinya.

 

Bagaimana Agar Tidak Melakukan Plagiat?

Photo by Artem Podrez on Pexels

Karena arti plagiat itu lekat dengan pencurian, sebaiknya kita tidak melakukannya, Sobat. Apalagi dalam penulisan karya ilmiah, plagiat adalah tindakan pencurian yang harus kita hindari.

Contoh plagiat yang cukup sering ditemukan dalam penulisan karya ilmiah misalnya menggunakan bantuan jasa dari orang lain saat mengerjakan, memodifikasi karya yang sudah ada, mengutip tanpa menyebutkan sumber, hingga menyalin ulang karya sebelumnya. Untuk menghindari plagiarisme, kita bisa:

1. Mengutip

Kita mengutip ketika mengambil perkataan atau kalimat dari buku, artikel, maupun karya tulis yang lain. Kata-kata atau kalimat tersebut kita tulis ulang sama persis dengan mengacu pada pedoman tata cara penulisan karya ilmiah.

2. Membahasakan Kembali

Parafrasa atau membahasakan kembali juga bisa menjadi salah satu cara kita menghindari plagiarisme. Saat memparafrasakan, kita menguraikan atau mengungkapkan kembali suatu tulisan dalam susunan kata yang berbeda tanpa mengubah pengertian atau makna aslinya.

3. Meringkas

Menulis ulang satu halaman tulisan menjadi satu paragraf memang membutuhkan latihan. Akan tetapi, meringkas dapat menghindarkan kita dari melakukan plagiarisme. Still, don't forget to mention the original source, Sobat.

 

Nah, kita sudah tahu lebih banyak tentang pengertian plagiarisme dan contohnya nih, Sobat Pintar. Ada baiknya sedari sekarang kita berlatih membuat karya, apapun itu, tanpa mencuri. Lagipula, bukankah suatu saat kita harus menulis karya ilmiah yang semestinya bebas dari plagiarisme?

40

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog