Plus Minus PTN dan PTS – Pilih Mana, Nih?
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
photo via www.ut.ee
Kalau membahas tentang perguruan tinggi, PTS hampir selalu kalah telak sama PTN. Sudah menjadi keyakinan umum kalau bisa masuk PTN berarti kamu lebih pandai dari mereka yang masuk PTS. Apalagi, biaya perkuliahan di PTS juga cenderung lebih mahal dibanding PTN – setidaknya, begitulah yang diyakini para orang tua kita.
Padahal sebenarnya, sama seperti bila kamu membandingkan dua hal – masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Nah, apa aja sih, plus minusnya PTN dan PTS?
Terlepas dari statusnya sebagai negeri atau swasta, lembaga pendidikan mengantongi golongan akreditasinya masing-masing. Pada tingkat perguruan tinggi, setiap jurusan atau prodi juga memiliki golongan akreditasi. Misalnya, sebuah PTS berakreditasi B tentu lebih layak kamu pilih dibanding PTN berakreditasi C – demikian pula halnya dengan jurusan atau prodi.
Tapi perlu dicatat, semakin baik akreditasi suatu lembaga atau jurusan, semakin ketat pula persaingan masuknya – disinilah muncul keyakinan tentang kualitas PTN lebih baik dibanding PTS karena fasilitas pendidikan PTN terbatas pada pagu anggaran Kemenristekdikti, sedangkan PTS memiliki keleluasaan untuk menyediakan fasilitas sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Dengan kata lain, kamu harus bersaing melalui SNMPTN dan SBMPTN untuk masuk suatu jurusan berakreditas B di PTN karena batasan jumlah penerimaan mahasiswa – pada PTS dengan akreditasi yang sama, penerimaan mahasiswa tidak dibatasi jumlahnya.
Kualitas pendidikan juga terkait dengan tenaga pengajar atau dosen. Apakah dosen-dosen PTN lebih berkualitas dibanding PTS? Sebenarnya tak sesederhana itu juga, tetapi penerimaan dan kualitas dosen di PTN memiliki standar yang lebih jelas dibanding PTS. Namun bagaimanapun juga, bila ingin mempertahankan eksistensinya, PTS harus memperhatikan kualitas tenaga pengajarnya – oleh karenanya kamu harus bisa memilih PTS dengan reputasi baik dan berkualitas.
Tak bisa dipungkiri, selama bertahun-tahun PTS memang terkenal akan biaya perkuliahannya yang tak bisa dibilang murah. Mau bagaimana lagi? Bukankah segala sarana dan prasana perkuliahan di PTS tidak dianggarkan dari belanja negara? Pembiayaan mandiri itu pulalah yang memungkinkan penerimaan mahasiswa PTS lebih longgar – tanpa persaingan ketat seperti telah disebutkan sebelumnya.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa Permenristekdikti juga telah mengatur mekanisme pembiayaan perkuliahan PTN – yang cukup memicu kontroversi berbagai kalangan. Disisi lain, mahasiswa PTN memiliki akses yang lebih mudah untuk memperoleh beasiswa dari pemerintah. Yang jelas, ada lebih banyak faktor terlibat ketika membahas tentang biaya pendidikan di PTN saat ini.
Sebaliknya, mahal atau tidak, pembiayaan perkuliahan di PTS tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti peraturan pemerintah, misalnya. Hal-hal seperti inilah yang perlu diperhatikan dalam jangka panjang, lebih dari sekedar stereotipe yang berlaku selama ini.
Didunia kerja, tak jarang penerimaan pegawai atau pekerja disyaratkan dari kampus berakreditasi minimal B dan lulusan PTN secara umum lebih disukai dibanding lulusan PTS. Bukannya tanpa alasan, tapi memang jumlah PTN berakreditasi A jauh lebih banyak dibanding PTS.
Apakah ini berarti lulusan PTS tak memiliki peluang kerja sebagus lulusan PTN? Belum tentu juga. PTS yang baik memiliki kerjasama dengan alumni, perusahaan swasta, dan organisasi luar kampus tanpa terikat dengan peraturan pemerintah. Jaringan kerjasama inilah yang dapat membantu lulusan PTS memiliki peluang kerja lebih baik dibanding lulusan PTN dengan akreditasi C dan tanpa jaringan kerjasama serupa.
Selain itu, kualitas masing-masing individu juga mempengaruhi peluang kerjanya didunia kerja. Jadi, bukan hanya asal kampusnya semata yang berperan dalam menentukan peluang kerja seseorang.
Kesimpulannya, telitilah dalam menjajaki prospek pendidikan tinggi. Bersikap terbuka pada semua kemungkinan dan pilihan akan lebih menguntungkan bagimu karena pada akhirnya kamu bisa menentukan mana yang paling baik. Jangan terpaku pada keyakinan umum ataupun stereotipe karena segala hal berubah dan bergeser seiring perkembangan zaman.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog