Psikologi Bukan untuk Sobat yang Seperti Ini
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Psikologi Bukan untuk Sobat yang Seperti Ini, image via gabbitas.com
Siapa ingin kuliah Psikologi? Kalau Sobat Pintar memang bercita-cita kuliah dijurusan ini, atau bahkan menjadi Psikolog, selamat! You'll be among the majority. Iya, Psikologi adalah salah satu jurusan kuliah dengan peminat yang banyak. Bahkan, jumlah mahasiswa Psikologi di berbagai kampus terus meningkat.
But, wait. Sudahkah Sobat memilih jurusan yang tepat? Asal tahu saja, Psikologi takkan cukup rewarding atau memuaskan buat Sobat-Sobat Pintar yang... seperti berikut ini.
Tekanan sosial, norma, loyalitas, kebahagiaan, kecemasan, dan berbagai hal psikis lain bukanlah sesuatu yang riil – jauh berbeda dengan duri yang menusuk telapak kaki kita, yang jelas terlihat. Untuk memahami hal-hal abstrak tersebut, mahasiswa Psikologi harus mengakrabkan diri dengan ilmu-ilmu abstrak seperti Filfasat.
Apalagi, Ilmu Psikologi memang lahir dari Filsafat. Immanuel Kant dan David Hume merupakan sosok filsuf yang sama pentingnya dengan tokoh-tokoh Psikolog dunia. Mahasiswa Psikologi pun harus mau memikirkan, mencerna, merenungkan, dan memahami teori tentang dualisme maupun konsep eksistensi.
Psikologi bukan ilmu yang mampu berdiri sendiri. Selain Filsafat, Psikologi juga terkait dengan Sosiologi, Antropologi, dan lain-lain. Kenapa ada begitu banyak ilmu lain yang terkait dengan Psikologi?
Obyek Ilmu Psikologi adalah manusia, dan setiap pribadi berbeda dari yang lain. Ketika Psikolog menghadapi seorang klien, boleh jadi latarbelakang keilmuan atau bidang keahlian orang tersebut turut mempengaruhi perilakunya. Misalnya, topik pembicaraan seorang engineer biasanya berbeda dari hal-hal yang disukai oleh seorang fashion designer.
Pada contoh diatas, sedikit saja pengetahuan tentang bidang engineering dan fashion tentu sangat membantu Psikolog memahami kliennya. Bukankah semakin baik pemahaman kita tentang orang lain, semakin mudah juga kita berinteraksi dengannya?
Pernah menjumpai Psikolog yang jutek, Sobat? Memang ada pengecualian, tapi hampir setiap Psikolog yang kita temui, atau sekedar tahu diberbagai media, adalah sosok-sosok yang ramah, mudah diterima oleh banyak orang, populer, dan menyenangkan. There's no single reason to dislike anyone of them.
Apalagi, biasanya mereka cukup aktif dalam berbagai kegiatan sosial seperti membantu pemulihan trauma pasca bencana alam, menyuarakan anti kekerasan pada perempuan dan anak-anak, dan lain-lain. Psikologi memang tepat bagi mereka yang memiliki kecintaan dan perhatian tulus pada sesama dan kehidupan.
Memang Psikologi terkait erat dengan ilmu tentang kejiwaan, tapi pengetahuan tentang Biologi juga diperlukan. Maka, mahasiswa Psikologi juga belajar tentang Biospikologi dan Psikologi Faal, yang menjadi pengantar Psikologi Klinis. Dalam ilmu yang berbau sains ini dipelajari tentang indera, syaraf, otak, sistem endokrin, neurotransmiter, dan lain-lain.
Sebagai keilmuan akademis, pendekatan yang dilakukan dalam Psikologi harus ilmiah dan terukur. Itulah sebabnya, mahasiswa Psikologi juga belajar tentang Statistik dan Psikometri. Statistik digunakan sebagai dasar penyusunan skala Psikologi, sedangkan Psikometri mengulas tentang skala alat tes Psikologi. Yes, it's all about Math!
Psikologi bukan ilmu tebak-tebak buah manggis, Sobat. Hanya karena sudah lulus kuliah, seorang Sarjana Psikologi tidak dapat membuat kesimpulan berdasar pada suatu keumuman atau membuat generalisasi berdasar pada satu kasus yang pernah dijumpai. Penelitian, eksperimen, observasi, dan pengambilan data mengiringi setiap analisis yang dilakukan Psikolog.
Karena membahas tentang manusia, pemikiran dan perilakunya, Psikologi termasuk salah satu bidang ilmu yang cukup dinamis. Teori Psikologi yang sekarang berkembang dan sedang hangat-hangatnya dibicarakan di kampus mungkin sudah menjadi basi dalam 10 atau 15 tahun mendatang. Jadi, harus terus update dan upgrade diri ya, Sobat!
So, do you believe you're the right person for Psychology? Boleh-boleh saja lho, kalau tetap ingin belajar Psikologi. Jika masih ada yang dirasa kurang, misalnya kurang suka membaca, masih ada waktu untuk memperbaikinya. Dibiasakan saja banyak-banyak membaca sedari sekarang, Sobat!
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog