APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

Tips Guru Dalam Menghadapi Siswa yang “Nakal” di Kelas

Cara menyikapi siswa yang bandel saat belajar

Foto oleh mohamed abdelghaffar dari Pexels

Sebagai guru, tak jarang Guru Pintar menemukan siswa yang mencari perhatian atau melakukan hal-hal tertentu sehingga mereka dianggap sebagai siswa yang “nakal.” Hal-hal yang dianggap sebagai kenakalan siswa misalnya sering terlambat atau bolos sekolah, tidak mengerjakan tugas/ PR, ribut di kelas, jajan saat jam pelajaran, tidak sholat, dan lain sebagainya. Menghadapi hal-hal seperti ini, kesabaran seorang guru sangatlah diuji. Guru Pintar harus pandai-pandai mengelola emosi sehingga dapat menemukan jalan keluar yang tepat untuk masalah seperti ini.

Dalam dunia pendidikan, sebenarnya tidak dibenarkan untuk memberikan label-label negatif kepada siswa seperti menyebut siswa nakal atau bandel. Anak nakal menurut psikologi juga sebenarnya tidak ada dalam pembahasan psikologi. Justru anak yang dilabeli nakal ini malah dianggap sebagai anak yang istimewa. Kecenderungan mereka yang banyak tingkah, sering membuat ulah, aktif berlebihan, dan kadang atau bahkan sering melanggar peraturan ini ini sering membuat jengkel orang lain.


Foto oleh Anastasia Shuraeva dari Pexels

Label-label tersebut acap kali digunakan ketika seorang guru merasa kewalahan dan tidak sanggup lagi mengendalikan siswanya. Dan tidak ada standar baku, siswa disebut sebagai siswa yang nakal. Setiap orang atau guru memiliki ukuran “nakal” berbeda-beda. Misalnya, sebagian guru akan menganggap siswanya “nakal” bila siswanya tidak mengerjakan PR, guru lain menganggap siswa yang sering bolos/ tidak masuk sekolah adalah siswa yang “nakal”, atau ada juga yang menganggap siswa yang ribut dan suka berkelahi adalah siswa yang “nakal”.

Penyebab Anak Nakal dan Susah Diatur

Sebelum menghakimi dan memberikan label-label atau sebutan yang negatif pada siswa, Guru Pintar harus berusaha menyelami penyebab siswa melakukan tindakan-tindakan yang kurang berkenan. Berikut ini adalah beberapa sebab siswa melakukan hal-hal yang dianggap kurang sesuai sehingga dicap sebagai anak nakal.

1.Krisis identitas

Siswa yang memasuki fase remaja akan mengalami perubahan-perubahan biologis dan sosiologis. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya dua bentuk integrasi. Yang pertama yaitu terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Dan yang kedua adalah tercapainya identitas peran. Kenakalan siswa terjadi karena siswa gagal mencapai masa integrasi kedua.

2. Mencari Perhatian

Siswa nakal di sekolah terkadang merupakan indikasi bahwa siswa tersebut memerlukan perhatian dan kasih sayang baik dari guru di kelas maupun dari orang tua di rumah. Perhatian dan kasih sayang kepada anak dapat ditunjukkan dengan cara selalu memiliki waktu yang berkualitas dengan anak, tidak segan memuji sekecil apapun prestasi yang diraih, dan memberikan perhatian yang dibutuhkan oleh anak. Jadi perhatian dan kasih sayang tidak selalu diukur dengan materi atau benda saja.

3. Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Guru Pintar pasti sudah mengetahui bahwa anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Anak aktif dan nakal melakukan hal-hal tertentu untuk mendapatkan jawaban dari rasa ingin tahunya. Hanya saja untuk mendapatkan jawaban pada keingintahuannya ini, mereka melakukan hal-hal yang dianggap kelewatan. Sebagai contoh, siswa memasukkan benda-benda seperti kapur tulis ke dalam aquarium, menyentuh benda-benda di kelas yang dianggap menarik sehingga jatuh, dan sebagainya. 

4. Memiliki Masalah di Dalam Keluarga

Siswa yang sering menunjukkan perilaku kurang baik seperti sulit diatur, sering bolos, dan lain sebagainya terkadang bukan karena siswa tersebut memiliki masalah di sekolah. Tak jarang hal ini terjadi justru karena siswa memiliki masalah di rumah, seperti misalnya hubungan orang tua yang tidak harmonis, orang tua sering bertengkar, orang tua sibuk dengan pekerjaan, atau bahkan orang tua bercerai dengan cara tidak baik-baik. Suasana rumah yang membuat siswa merasa tidak nyaman dapat menyebabkan anak tidak fokus saat pelajaran.

5. Merasa Terkekang

Siswa menjadi sulit diatur dan bandel kadang terjadi karena merasa terlalu terkekang dan mendapat tekanan dari orang tua maupun guru di sekolah. Tekanan yang diterima oleh siswa dapat berupa tuntutan orang tua yang terlalu tinggi akan prestasi anaknya, atau peraturan di rumah dan di sekolah yang terlalu ketat/ mengekang. Hal ini mengakibatkan siswa menjadi pendiam atau sebaliknya semakin membuat ulah sehingga disebut sebagai anak nakal.

6. Salah pergaulan

Siswa yang masih dalam fase pencarian jati diri seringkali mudah terpengaruh oleh lingkungan. Pergaulan yang kurang baik akan dapat membuat siswa mengikuti atau mencontoh hal-hal kurang baik yang dilihatnya. Oleh karena itu, guru dan juga orang tua hendaknya waspada terhadap pergaulan anak atau siswanya. 

Cara Mengatasi Anak Nakal

guru tidak boleh melabel siswa dengan siswa nakal
Foto oleh Yan Krukov dari Pexels

Cara mendidik anak yang bandel membutuhkan tips dan trik khusus. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dicoba untuk mengatasi perilaku siswa yang “nakal”:

1. Tidak Memberikan Label Anak Nakal

Ketika siswa sulit diatur dan dinasehati, Guru Pintar hendaknya tidak buru-buru memarahinya. Apalagi sampai memberikan label “anak nakal”, “anak bandel”, dan sebagainya. Label-label ini dapat melukai hati siswa dan membuatnya menjadi patah semangat, bahkan dapat menghilangkan rasa percaya pada diri sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Siswa justru akan semakin membuat ulah karena merasa label yang diberikan pada dirinya adalah benar dan akan sia-sia berbuat sesuatu yang baik karena terlanjur dikenal sebagai siswa nakal.

2. Berikan Teladan yang Baik

Jika Guru Pintar ingin siswanya memiliki perilaku yang baik, hal utama yang harus dilakukan adalah dengan memberikan teladan atau contoh yang baik. Membentuk pribadi siswa supaya menjadi insan yang baik, sopan, dan taat pada peraturan tidak cukup hanya dengan memberikan nasihat saja. Teladan penting karena kadang kala anak atau siswa belum mengetahui dengan pasti mana hal yang baik dan juga yang kurang baik.

3. Jangan Membentak Anak di Depan Umum

Ketika siswa melakukan kesalahan atau melakukan hal yang kurang baik, hindari  memarahi atau membentaknya di depan teman-temannya. Memarahi dan membentak siswa di depan umum tentu saja bukanlah hal yang bijaksana. Berikan nasihat dengan baik, berikan contoh yang baik, maka siswa akan meniru dan mau mendengarkan kata-kata guru.

4. Buat Aturan dan Beri Sanksi yang Tegas

Aturan penting untuk dibuat supaya siswa mengetahui batasan-batasan mana yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Akan lebih baik jika peraturan dibuat bersama dengan siswa serta konsekuensi yang akan diterima jika melanggar peraturan yang dibuat bersama. Peraturan ini harus dijalankan dengan konsisten oleh semua pihak termasuk siswa dan guru. Seringkali kasus siswa melanggar peraturan karena melihat adanya ketidakkonsistenan dalam penegakannya.

5. Mendoakan Siswa

Selain langkah-langkah konkrit yang dapat dilihat oleh siswa, Guru Pintar juga dapat mendoakan siswa-siswanya supaya menjadi siswa yang baik. Mendoakan siswa dapat membuat guru lebih sabar dan positif dalam menghadapi kenakalan siswa. Hal ini juga dapat menjadi contoh yang baik lho untuk siswa.

Demikianlah ulasan tentang bagaimana menghadapi siswa “nakal” di kelas. Dengan tindakan yang tepat dan bijak, maka siswa akan lebih mudah menerima nasehat dan juga tidak sering membuat ulah yang dapat mengganggu kenyamanan belajar di kelas.

 

00

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog