We want to chill out during a few days of holiday. Tak hanya pekerja, pelajar pun ingin menikmati waktu libur yang tenang sebelum kembali kesekolah atau bahkan memasuki dunia baru dikuliah. Unfortunately, things don't always go the way we want them to.

Luangkan Waktu untuk Mencerna darimana Emosi Negatif Berasal

How do we know that things don't meet our expectations? Yes, because we have and keep the expectations. Memang wajar saja memiliki ekspektasi atau harapan, tapi jangan lupa untuk terus menyesuaikannya dengan realita yang ada.

Misalnya Sobat Pintar ingin menyelesaikan chapter finale dari webtoon favorit – yup, mumpung libur! Apa daya, kerabat datang berkunjung dan Sobat pun harus menyambut tamu keluarga. Just let up with your webtoon – no need to make your parents yell at you. Bukankah webtoon tersebut bisa dibaca lagi setelah tamu pulang dalam satu jam?

Cobalah untuk memisahkan perasaan atau emosi negatif dari realita yang harus dihadapi. Menyadari bahwa Sobat Pintar dapat membuat kompromi atas ekspektasi diri sendiri akan membuat situasi yang pada awalnya terasa menyebalkan menjadi lebih mudah untuk ditolerir.

Me Time Bukan Hal yang Tabu, Bahkan Mungkin Diperlukan

Kembali pada contoh diatas, Sobat Pintar boleh saja masuk kamar setelah tamu pulang. And do whatever you want to do in your room to recharge yourself. Meskipun teknik ini lebih dibutuhkan oleh mereka yang cenderung introvert, Sobat Pintar yang ekstrovert sekalipun dapat memetik manfaatnya – sekalipun sekedar melepas lelah fisik.

Melanjutkan membaca chapter finale, main game, atau bahkan terlelap sejenak akan cukup memulihkan emosi yang sempat membuat wajah cemberut. Whether you call it a me-time or not, it's exactly what we need to make ourselves human.

Cobalah untuk melakukannya, dan cermati bagaimana dampaknya pada perubahan sikap Sobat yang secara umum menjadi lebih baik. Furthermore, see how the brand-new, refreshed you affects people around you and your relationship with them.

Habiskan Waktu bersama Orang-Orang yang Positif

It doesn't mean that you are picky and choose certain people only to be with you during the holiday. Namun bila Sobat Pintar masih sulit mengatasi emosi negatif diri sendiri dan bersikap baik pada orang lain pada saat yang sama, maka memilih lingkungan adalah trik terbaik yang dapat dilakukan.

Bila ada tamu kerabat seperti pada contoh diatas, cobalah untuk mengajak sepupu yang menyenangkan untuk duduk terpisah, misalnya. Menghabiskan waktu bersama orang-orang yang dapat membuat Sobat Pintar merasa lebih baik dapat seketika membawa dampak yang lebih positif.

Sampaikan Isi Hatimu Tak Hanya dengan Jujur, tapi Juga dengan Tulus

Otherwise, try to be open and honest – this may be easier for you who are more assertive. Masih pada contoh yang sama, Sobat Pintar bisa mencoba mengungkapkan pada tamu bahwa sebenarnya chapter finale sedang menunggu. Rather than eliciting their guilt, say it nicely that you choose them over your favorite webtoon.

Menyampaikan sesuatu tentang diri sendiri dengan jujur bukan untuk membuat orang lain merasa tak nyaman, Sobat. Bahkan, ketika Sobat merasa tak nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan yang terasa kurang menyenangkan.

Sebaliknya, alangkah baiknya bila mereka dapat menyadari bahwa tindakan atau ucapan tersebut telah membuat Sobat merasa tak nyaman. Misalnya, sampaikan dengan jujur bahwa Sobat merasa stres dan tertekan bila setiap kali bertemu ditanya tentang sekolah atau kuliah.

Even though you may not receive proper empathy, you'll feel better for saying it out loud for everyone to hear. Tapi kalaupun masih terasa berat untuk membuka diri dan tampak rapuh dihadapan orang lain, Sobat dapat menemukan solusinya melalui sesi konseling bersama Konselor Pintar. Isn't it worth to try , Sobat?