APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

STAIN Kudus Pacu Kemampuan Berbahasa Arab

avatar penulis

Azizul Pradna Qoidani

29 January 2018

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

STAIN Kudus Pacu Kemampuan Berbahasa Arab

KUDUS – Mempelajari bahasa Arab terlihat gampang-gampang susah. Untuk memudahkan mempelajari dan mempraktikkan, Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus  menyelenggarakan seminar internasional berbahasa Arab.Seminar dengan tema Bahasa Arab Dulu, Kini, dan Mendatang ini mendatangkan pembicara dari Syria. Yakni, Dr. Maher Bin Hasan Al Munajjid. Selain itu, dosen STAIN Kudus Ahmad Hamdani, Lc, MA. Acara yang berlangsung Jumat (17/11) lalu di lantai III Rektorat STAIN Kudus ini dihadiri pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Kudus, guru bahasa Arab. Selain itu, citivas akademika STAIN Kudus.

Ketua STAIN Kudus Dr. Mundakir, M. Ag menerangkan, perubahan STAIN Kudus menjadi IAIN Kudus harus diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM. Terutama, kemampuan dosen dan mahasiswa.Salah satunya melalui menyelenggarakan seminar internasional. Prodi Pendidikan Bahasa Arab telah menghadirkan narasumber yang berkompeten. “Seminar internasional ini sebagai solusi untuk mahasiswa Prodi Bahasa Arab dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab,” paparnya. Kehadiran narasumber dari Syria ini akan membantu dosen dan mahasiswa dalam pengucapan dan berinteraksi dengan bahasa Arab. Sehingga civitas akademika STAIN Kudus dan peserta seminar tidak lagi canggung memakai bahasa Arab dalam berinteraksi. Dalam kesempatan itu, Dr. Maher yang juga ahli Qiraat Sab’ah menjelaskan, tentang sejarah bahasa Arab. Begitu juga, perkembangan, pertumbuhan, dan penyebaran bahasa Arab di dunia. “Banyak unsur bahasa asing yang masuk ke bahasa Arab,” jelasnya. Dia mengakui, tidak mudah mempelajari bahasa Arab. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan para peserta seminar. Di antaranya, penguasaan mufrodat (kosa kata), penguasaan qowaid (kaedah), membangun bi’ah lughoh Arabiyah (lingkungan berbahasa Arab).

Selain itu, Dr Maher memapatkan, dalam pengajaran bahasa Arab di perguruan tinggi perlu ada tambahan kurikulum. Yakni, muhadatsah (berbicara) perlu diperbanyak. Sehingga mahasiswa dan dosen akan terbiasa berbahasa Arab. Sedangkan, Ahmad Hamdani, Lc, MA dari STAIN Kudus menguraikan beberapa metode pengajaran bahasa Arab. Metode itu dapat diterapkan di lingkungan pondok pesantren dan lembaga pendidikan. (ris/lil)