APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Hari Pers Nasional 2018

avatar penulis

Azizul Pradna Qoidani

14 April 2018

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Hari Pers Nasional 2018

Perayaan Hari Pers Nasional(HPN)ke-32 tahun 2018 dilaksanakan diKota Padang, Sumatera Barat. Perayaan ini tentu menjadi momen bagi seluruh kalangan pers, industri media dan lainnya untuk melakukan evaluasi dan mencari solusi terhadap bermacam tantangan yang dihadapi oleh pers Indonesia.

Setidaknya ada dua hal yang saya cermati menjadi tantangan pers Indonesia. Pertama adalah derasnya arus informasi digital. Kemajuan teknologi informasi memberikan begitu banyak kemudahan bagi tiap individu untuk mendapatkan serta menyebarkan berita atau peristiwa dari dan ke dunia global. Kondisi ini berdampak dengan banyaknyabermunculan berita-berita hoax.Pemberitaan hoax sering sekali menyebar dengan mengatasnamakan institusiterkait, sehingga berita hoax tersebut dianggap real information.

Seperti yang akhir-akhir ini terjadi, beredar informasi tentang gempa di Banten yang berpotensi adanya gempa susulandengan kekuatan yang lebih besarmengatasnamakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).Informasi ini dianggap sebagai real information,padahal BMKG tidak menyebarkan informasi apapun. Informasi seperti inilah yang menimbulkan keresahan di masyarakat.

Kedua adalah tantangan terkait independensi pers. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak akan dilaksanakan pada 27 Juni  2018di 171 daerah dengan 569 pasangan calon. Hajatan demokrasi ini tentu akan menarik perhatian banyak kalangan. Tarik menarik untuk memenangkan masing-masing pasangan calon pasti akan terjadi. Artinya, potensi munculnya konflik di daerah akan semakin terbuka.

Oleh karena itu,pers diharapkan mampu menjalankanfungsinyadengan semestinyayaitu menyebarkan informasi yang faktual tanpa ada kepentingan politik. Independensi pers memiliki peran penting bagi tumbuhnya perkembangan nilai-nilai demokrasi di Indonesia. Pers perlu terus mengawal jalannya proses politik dengan terus mengedepankan kode etik profesinya.

IISIP Jakarta sebagai perguruan tinggi yang telah menghasilkan ribuan jurnalis sejak 1953, secara terus menerus mencermati permasalahan yang terjadi di masyarakat. Sebagai salah satu bentuk kontribusi IISIP Jakarta dalam menghadapi tantangan pers ke depan, kurikulum perkuliahan terus menerus disesuaikan dengan kompetensi dan dinamika yang terjadi.

Selain itu, sejak tahun 2012 IISIP Jakarta dipercaya oleh Dewan Perssebagai Lembaga Uji Kompetensi Wartawan Indonesia (UKW). Pengujian kompetensi wartawan bertujuan untuk menjaga standar kompetensi wartawan, menghindari penyalahgunaan profesi wartawan dan menegakkan kemerdekaan pers untuk kepentingan masyarakat.

IISIP Jakarta menerima amanah yang diberikan oleh Dewan Pers untuk ikut menjaga standar profesi wartawan Indonesia, berperan sebagai penegak keadilan, memajukan kesejahteraan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa sebagaimana pertimbangan penyusunan undang-undang Nomor 40/1999 tentang Pers. (www.iisip.ac.id)