APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Diskusi Internasional Arsitektur Lanskap ITERA Bahas Lanskap Lokal Hingga Global

avatar penulis

Azrul Prayoga

18 March 2020

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Program Studi Arsitektur Lanskap Institut Teknologi Sumatera (ITERA) mengadakan kegiatan internasional Landscape Architect Talk (LA Talk) dengan tema Landscape Globally, Landscape Locally. Kegiatan yang diselenggarakan, Sabtu (7/3/2020) di Gedung Kuliah Umum ITERA tersebut, menghadirkan dua pembicara internasional yaitu Senior Associate di Hassell Studio Shanghai, Tiongkok, Sean Lin dan Dr. Eng. Fritz Akhmad Nuzir, S.T., M.A. peneliti dari Institute for Global Environmental Strategies (IGES), Jepang. Kedua pembicara memiliki latar belakang riwayat pendidikan master yang sama, yaitu dari Master of Arts, Landscape Architecture, Hoshchule Anhalt, Hamburg-Germany.

Dalam kegiatan hasil kolaborasi Prodi Asritektur Lanskap ITERA dengan Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia Pengurus Daerah Lampung (IALI PD Lampung) tersebut, pembicara pertama Sean Lin, melalui konferensi video membahas perencanaan hingga desain yang telah dilakukan oleh Hassell Studio di wilayah Cina dan Australia. Ia memaparkan visi dari keseluruhan proses desain yaitu “to design the world’s best places and places people love”.

Infrastruktur dalam perencanaan lanskap lebih berfokus pada eco-restoration, re-building, public awareness and improving urban aesthetics. Selain itu, Sean Lin menegaskan bahwa pentingnya penyatuan konsep restorasi alam dan pendidikan; antusiasme dan regenerasi komunitas; land mark dan identitas kota dalam sebuah perencanaan dan desain lanskap.

Sementara pembicara Dr. Eng. Fritz memaparkan materi berjudul “The Mahogany Trees as Urban Landscape Herritage and The Long-Lasting Image of Metro City-Lampung”. Fritz membahas potensi pohon mahagoni atau mahoni yang berperan bagi keberlangsungan ekologis dan potensi cultural herritage Kota Metro, karena jenis pohon yang banyak ditemukan di Jalan Nasution-Metro tersebut merupakan warisan zaman kolonial Belanda. Namun, pohon mahoni tersebut berkurang jumlahnya karena beberapa alih fungsi lahan karena pemekaran kota ke daerah sekitarnya. Sehingga, perlu penelitian tentang pengelolaan area pohon mahoni tersebut untuk dipertahankan keberadaannya.

Tidak hanya diikuti mahasiswa Arsitektur Lanskap dan Arsitektur ITERA, diskusi juga melibatkan perwakilan dari beberapa instansi pemerintah meliputi, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Lampung Tengah, Dinas Perumahan Rakyat dan Perumahan Permukiman, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Way Kanan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung. Hadir juga Rio Kurniawan, S.T., IALI, penasihat IALI PD Lampung, Keluarga Alumni Gadjah Mada, mahasiswa Universitas Lampung, dan mahasiswa Universitas Bandar Lampung.

Penandatanganan MoA

Selain diskusi, pada kesempatan yang sama, Hassell Studio juga memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa Prodi Arsitektur Lanskap ITERA di Hassell Studio-Shanghai, Tiongkok selama minimal 6 bulan. Selain itu juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan (JTIK) ITERA dan IALI PD Lampung. MoA tersebut ditandatangani oleh Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. selaku ketua jurusan JTIK ITERA yang diwakili oleh Sekretaris Prodi Arsitektur Lanskap, Anggi Mardiyanto dan Panji Kurniawan, S.T., M.Sc. selaku Ketua IALI PD Lampung.

(itera.ac.id)