APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Mahasiswa FK UNAIR Masuk Top 5 Program Pertukaran dan Beasiswa Literasi Rotary ke Malaysia

avatar penulis

Azrul Prayoga

18 February 2020

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Hanif Maulana Ibrahim Mahasiswa Kedokteran UNAIR angkatan 2019 berkesempatan mewakili Indonesia untuk mengikuti kegiatan Literacy Visit and Fellowship Programme atau Program Pertukaran dan Beasiswa Literasi Rotary ke Malaysia. Ia terpilih salah satu dari lima peserta yang telah mengikuti seleksi program kolaborasi Rotaract dan Rotary Surabaya. Program bertajuk “Rotary Connects The World-Literacy Visit and Fellowship Program to Malaysia” itu dibuka untuk mengembangkan kemampuan literasi generasi muda. Program tersebut diadakan di Malaysia mulai 29 Januari hingga 2 Februari 2020.

Hanif sapaan akrabnya, menceritakan perjuangannya mengikuti program tersebut. Sebelumnya, ia harus membuat esai tentang literasi.

“Awalnya dari sekian banyak peserta diseleksi esai. Di Indonesia menjadi 20 peserta. Kemudian seleksi wawancara hingga menjadi 5 orang saja. Lalu 5 orang delegasi berangkat menuju Malaysia,” ujar mahasiswa FK kelahiran Surabaya.

Setelah di Malaysia, Hanif diharuskan mempresentasikan esai miliknya di University Teknologi Petronas (UTP) dan Taylor University. Esai yang dia buat membahas tentang permasalahan, tantangan, dan solusi dari rendahnya kemampuan literasi bangsa Indonesia.

“Kemampuan literasi yang terdiri dari baca dan tulis merupakan modal dasar dari daya pikir dan kritis seorang manusia,” papar Hanif.

Hanif mempersiapkan banyak hal sebelum melakukan presentasi esai yang ia buat di hadapan juri dan peserta lainnya. Menurutnya presentasi itu mengembangkan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris. Latihan berbicara ia lakukan agar tidak gugup saat presentasi esai miliknya.

Terdapat pengalaman berharga bagi Hanif di sana, yakni sikap toleransi. Ia dipertemukan dengan orang dari berbagai macam latar belakang. “Karena saat ini hal tersebut terasa langka di Indonesia. Khususnya ketika kita bergaul dengan negara lain,” ucapnya.

Di Malaysia, Hanif menjelajahi UTP, kampus yang merupakan salah satu dari 100 universitas terbaik dunia. Di sana ia merasa terbuka wawasannya terkait ilmu pengetahuan. Ia pun terpacu untuk mengembangkan literasi di Indonesia. Ia berharap, UNAIR juga mampu bersaing di kancah internasional.

Hanif berharap program ini bisa membuka jalan bagi ia sendiri maupun kepada teman-teman agar bisa berkontribusi semaksimal mungkin bagi bangsa.

(news.unair.ac.id)