APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Bakrie Mempelajari Bangunan Megastruktur di Jepang

avatar penulis

Azizul Pradna Qoidani

6 February 2018

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Bakrie Mempelajari Bangunan Megastruktur di Jepang

 

Jepang merupakan Negara yang terkenal dengan bangunan dengan arsitektur modern yang sangat inovatif sekaligus antimainstream. Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Bakrie yang terpilih melalui Sakura Science Program 2018 dari tanggal 5-12 Februari 2018 berkesempatan untuk mempelajari secara langsung bangunan megastruktur dengan arsitektur yang atraktif dan detail yang rumit. Dari bandara, stasiun kereta hingga taman kota modern atau bangunan bersejarah dan kuno.

Keistimewaan pada Sakura Science Program kali ini adalah, Jepang sedang bersiap-siap dalam menyambut Olimpiade Musim Panas 2020, atau secara resmi dikenal dengan Games of the XXXII Olympiad, yang merupakan ajang olahraga internasional yang dijadwalkan diselenggarakan di Tokyo, Jepang, pada tanggal 24 Juli-9 Agustus 2020. Sehingga pemerintah Jepang sedang merampungkan beberapa bangunan megastruktur untuk menyambut perhelatan akbar tersebut. Dan mahasiswa Teknik Sipil berkesempatan untuk meninjau beberapa konstruksi tersebut di Tokyo secara langsung.

Dari itinerary selama 8 hari Jepang, jadwal mahasiswa disibukkan dengan awareness terhadap Japan's state-of-the-art science and technology dengan mengikuti kuliah umum di Lohas House research projects dan field visit ke Next Generation Technology Research Center(NEWCAT) dimana keduanya terletak di Nihon University, College of Engineering.

Mahasiswa Prodi Teknik Sipil ditantang untuk berpartisipasi secara aktif dan menunjukkan pada mahasiswa Jepang bahwa mahasiswa Indonesia tidak kalah dengan mahasiswa di Jepang, karena hal ini telah dibuktikan oleh peserta Sakura Science Program Batch 1, terlepas dari fasilitas teknologi yang lebih mumpuni, mahasiswa Universitas Bakrie bisa bersaing dengan mahasiswa di Jepang dengan berpartisipasi dalam Joint Seminar, Group Discussiondan Workshop dengan mahasiswa Nihon University.

Selain itu mahasiswa juga akan diajak untuk mengunjungi Fukushima Renewable Energy Research Center di Koriyama City dan yang terakhir adalah mengunjungi proyek bangunan megastruktur di Tokyo.

Beberapa hari sebelum keberangkatan, Prodi Teknik Sipil dikunjungi oleh Prof Buntara, pria kelahiran Indonesia yang kini menetap di Jepang dan menjadi Professor di Architecture Department College of Engineering, Nihon University, Japan.

Prof Buntara mendapatkan beasiswa S2 dan S3 nya di Tokyo University, setelah sempat bekerja di perusahaan konstruksi selama setahun. Beliau sempat fokus di bidang lingkungan atau soil contamination sebelum akhirnya bekerja di US Navy, Beliau juga pengajar sambilan di Nihon University dan akhirnya menjadi dosen tetap selama 12 tahun. Menurut beliau, sistem kerja di Jepang rapih dan teratur karena semua berdasarkan manual. Contohnya di construction site.

Pendapatnya mengenai Sakura Science Program, beliau sangat appreciate peserta Sakura Science Program Batch 1, karena sangat aktif. Sementara itu untuk Program yang kedua ini, terobosannya adalah peserta akan diajak untuk lebih memahami advanced technology dan spektrumnya lebih luas.

 

Meskipun Indonesia lack of technology, tapi sudah mulai belajar meng-adopt teknologi Jepang. Universitas harus membuat fasilitas untuk membuat eksperimen, karena tanpa experience agak sulit, tidak hanya numeric namun juga eksperimental, tidak hanya komputasi.

Beliau juga meng-encourage mahasiswa untuk lanjut studi ke Jepang, karena untuk mendapatkan beasiswa di Jepang sangat mudah, diantaranya ranking universitas mempengaruhi. Universitas Bakrie menempati ranking posisi 7 Top Universities di Jakarta versi 4icu.