APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

SOSIALISASI PROGRAM BEASISWA 5000 DOKTOR LUAR NEGERI TAHUN 2019

avatar penulis

ifaroh ifaroh

3 August 2019

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Jumat, 02 Agustus 2019 UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya menjadi lokasi diselenggarakannya kegiatan, ‘Sosialisasi Program Beasiswa 5000 Doktor Luar Negeri Tahun 2019.’ Kegiatan ini digelar atas prakarsa Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI. Sebanyak 200 Peserta dari unsur Dosen dan tenaga Kependidikan dari PTKIN dan PTKIS diundang dalam kegiatan yang digelar di Gedung Amphiteater Lt. 2-3 Twin Towers UINSA.

Plt. Rektor UINSA, Dra. Wahidah Zein Br Siregar, MA., Ph.D., menyampaikan rasa syukur atas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Plt yang sekaligus Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan tersebut mengaku senang bahwa saai ini peluang mendapat beasiswa bagi dosen dan tenaga kependidikan semakin besar dengan adanya program 5000 doktor dari Kemenag RI.

Dra. Wahidah, Ph.D., pun menceritakan pengalaman menjadi pencari beasiswa agar bisa berkuliah di luar negeri. “Saya terus terang, memiliki pengalaman yang sedikit berbeda. Dulu itu luar biasa sulit untuk bisa mendapatkan beasiswa dari Kemenag. Waktu itu saya menjadi angkatan ke-5 penerima beasiswa luar negeri,” ujar Dra. Wahidah, Ph.D.

Dra. Wahidah, Ph.D., secara khusus juga menyampaikan pesan yang pernah disampaikan Prof. Dr. H. Munawir Sjadzali, Menag RI pada Kabinet Pembangunan (Orde baru). “Bagaimana mungkin kita mendakwahi orang yang tahu betul negerinya sedangkan yang memberikan dakwah tidak tahu apa-apa,” ujar Dra. Wahida, Ph.D., menganalogikan pentingnya bekal bahasa sebelum memutuskan kuliah di luar negeri.

Memungkasi sambutan, Dra. Wahidah, Ph.D., menyampaikan harapan, agar kegiatan sosialisasi tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri Dosen dan tenaga kependidikan untuk studi lanjut. “Saya harapkan ada semangat yang muncul setelah adanya sosialisasi ini,” pungkas Dra. Wahidah, Ph.D.

Sementara itu, pembicara dari Dirjen Diktis, adalah Salamah Agung, Ph.D., Koordinator Wilayah II (Eropa, Australia, Amerika) PMU 5000 Doktor Luar Negeri beserta rekannya, Erfin, M.Hi. Salamah, Ph.D., dalam paparan menjelaskan tentang detail Program 5000 Doktor yang digagas Kemenag RI.

Berangkat dari realitas di lapangan, bahwa  mayoritas dosen di kalangan PTKI memiliki gelar S2 (83%). Serta Kebutuhan untuk terus meningkatkan kualitas PTKI untuk pengakuan global dan daya saing lingkup ASEAN melalui peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan PTKI. Maka, ditegaskan Salamah, Ph.D., bahwa beasiswa menjadi kunci untuk mendorong adanya perubahan kapasitas dan kapabilitas dosen dan tenaga kependidikan. “Scholarship For The Agent Of Change” ujar Salamah, Ph.D., menyampaikan motto Program 5000 Doktor.

Kegiatan yang telah diluncurkan secara resmi Presiden Jokowi pada 2014 lalu ini telah memasuki angkatan kelima. Terdapat tiga skema baesiswa yang ditawarkan dalam program tersebut. Yakni Skema reguler, kerjasama, juga Integrated Master-Doctor (IMD). “Khusus untuk skema IMD memang diperuntukkan bagi fresh graduate PTKI yang ingin studi lanjut S2 langsung S3 yang ditempuh selama empat,” terang Salamah, Ph.D.

Selain skema beasiswa, Salamah, Ph.D., juga menjelaskan terkait berbagai profit yang diterima para awardee, program pendukung, adanya Talent Scouting Program, Persyaratan, sertifikat yang dibutuhkan, hingga alur proses beasiswa. Diakhir, para peserta juga diberikan kesempatan melakukan tanya jawab.

sumber:https://w3.uinsby.ac.id