APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Rubah Mindset, Pendidikan Berpusat Pada Minat Siswa

avatar penulis

Merriam Merriam

26 November 2021

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Fakta bahwa dunia telah mengalami perubahan termasuk di dunia pendidikan penting untuk diketahui. Dunia pendidikan mengalami dinamika yang sangat pesat yang mendorong siapa saja yang terlibat di dalamnya harus cepat menyesuaikan diri agar tidak terlindas oleh perkembangan zaman.

Seperti disampaikan Dr. Yuliati Siantajani, M.Pd., saat menjadi narasumber Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Univeristas Kristen Satya Wacana (UKSW), Jumat (19/11/2021) bahwa agar pendidikan dapat terus berdampak dalam penciptaan SDM yang unggul maka diperlukan sebuah perubahan.

Dalam seminar yang mengusung tema "Tantangan Merdeka Belajar dalam Menyiapkan SDM Unggul di Era Digitalisasi", Dr. Yulianti menyebut kondisi saat ini dikategorikan sebagai sebuah megatrends. Hal ini ditandai dengan semakin kentalnya penggunaan teknologi digital dalam kehidupan serta munculnya berbagai isu seperti isu lingkungan alam, isu-isu sosial yang perlu diperhatikan oleh para pengajar dan praktisi dunia pendidikan.

“Apabila kita masih saja menggunakan metode pengajaran lama dimana siswa duduk diam mendengarkan, menulis, dan menirukan saja apa yang disampaikan guru maka kita hanya mencetak siswa generasi lama. Pendidikan yang dibutuhkan adalah yang berpusat pada kebutuhan dan minat siswa,” tegas Dr. Yuli yang merupakan tim pengembang kurikulum PAUD Kemendikbudristek Dikti tersebut.

Dihadapan lebih dari seribu peserta yang terdiri dari mahasiswa, pendidik, dan praktisi ini Dr. Yuli menekankan pentingnya memberikan peserta didik ruang untuk mengakomodasi keragaman dengan pendekatan personal. Tak kalah penting yang harus ditanamkan adalah pendidikan berbasis penyelesaian masalah serta peningkatan ketrampilan hidup yang berkualitas.

Lebih lanjut, disampaikan Dr. Yulianti perlu disadari bahwa dalam upaya mengembangkan pendidikan yang bermakna tersebut terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Oleh karena itu dirinya berpesan kepada seluruh peserta untuk memulai sebuah perubahan yang konsisten. Perlu diingat bahwa perubahan di masa depan sudah harus dikerjakan sejak saat ini.

Gap teknologi

Senada, Kepala Pusat Pengajaran dan Pembelajaran Inovatif (P3i) UKSW, Dr. Helti Lygia Mampouw, M.Si., turut menggiring peserta untuk terus membuka diri pada perkembangan teknologi. Tidak dipungkiri dengan pesatnya arus teknologi saat ini muncul gap antara tenaga pendidik senior dengan para peserta didik.

“Mengapa harus ikuti perkembangan teknologi? Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi berkembang, ada tantangan yaitu pergantian manusia dengan teknologi. Tapi tentu ada solusi yakni ketika kita manusia termasuk para pendidik dan praktisi pendidikan memanfaatkannya dengan optimal maka teknologi akan berdampak positif bagi kita dan peserta didik,” tegasnya.

Dihubungi disela-sela acara, koordinator seminar nasional yang diselenggarakan sebagai bagian peringatan Dies Natalis ke-65 UKSW, Dr. Henny Dewi Koeswanti, M.Pd., menyebut pihaknya ingin memberikan pemahaman baru kepada mahasiswa ataupun tenaga pendidik dalam menghadapi tantangan merdeka belajar di era saat ini.

Dr. Henny melihat bahwa dalam konsep merdeka belajar diperlukan kondisi well-being dimana hal ini membutuhkan kesadaran dan kerjasama anatara pendidik, peserta didik dan keterlibatan orang tua. “Dengan hadirnya dua narasumber hari ini, kami ingin memberikan pandangan bahwa diperlukan kemampuan dan kesadaran untuk mendobrak tradisi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang memiliki kemampuan critical thinking, creative thinking, reflektif thinking sehingga dapat menumbuhkan kemampuan decision making,” tegasnya.

Adapun seminar hari ini disampaikan Dr. Henny merupakan lanjutan dari seminar sebelumnya, Kamis (18/11/2021) yang menghadirkan dua narasumber yakni Plt. Direktur Pendidikan Profesi Guru, Temu Ismail, S.Pd. ,M.Si., serta Dewan Pakar HDPGSDI Prof. Dr.Dra. Endang Widi Winarni, M.Pd.