APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Fapet Undana Helat Join Seminar Nasional dan Kongres HITPI

avatar penulis

Azrul Prayoga

9 April 2020

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Selasa dan Rabu, (5-6/11/2019), Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Nusa Cendana (Undana) menggelar seminar nasional ke-5 guna memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Fakultas itu, sekaligus memperingati HUT ke-8 dan Kongres Nasional ke-3 Himpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI).

Ketua Panitia, Dr. Marthen Mulik,MP dalam laporannya mengatakan, Join Seminar dan Kongres, Seminar Nasional HITPI ke-8 Seminar Nasional Peternakan ke-5; Kongres Nasional mengusung tema “Peningkatan produktivitas sistem peternakan berbasis tumbuhan pakan”, menghadirkan tiga orang keynote speaker yaitu Ir.Sri Widayati,MMA (Direktur Pakan Ditjen PKH Kementan RI), Prof.Dr.Luki Abdullah (Dosen ITB), dan Viktor B. Laiskodat,SH.,M.Hum. Sedangkan dua pembicara yakni Prof.Dr.Dahlanuddin (Dosen Unram) dan Prof.Dr. J.F. Bale-Therik,MS (Dosen Fapet Undana).

Menurutnya, sebanyak 91 artikel yang diplenokan secara paralel dalam rangkaian Seminar Nasional HIPTI ke-8 yang berasal dari ilmuwan Universitas Udayana (Unud) Bali, Universitas Sam Ratulangi Manado, Universitas Mataram, Universitas Jambi, Universitas Andalas, Universitas Papua, Politani, BPTP Naibonat, dan Fapet Undana yang telah dibukukan tersebut. “Kami berharap dari pleno dan keynote speaker sebentar dapat menghasilkan rekomendasi yang dapat dikirimkan ke Pemda dan Kementerian Pertanian bagaimana kolaborasi bersama Perguruan Tinggi untuk menyejahterakan masyarakat,”kata Mulik.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr.drh. Maxs U.E.Sanam,M.Sc saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan beberapa hal empiris sebagai pengamatan pribadi tentang pengembangan peternakan babi yang jumlahnya semakin meningkat setiap tahunnya. Karena itu pihaknya mengajak kepada masyarakat NTT agar dapat mengantisipasi wabah flu babi yang bisa saja terjadi, mengingat musim panas yang berkepenjangan.

Pada kesempatan itu, ia meminta agar seminar nasional Kongres HITPI selama dua hari agar dapat menghasilkan rumusan atau rekomendasi teknis beberapa kebijakan terkait dengan peternakan di NTT dalam pengolahan lahan kering, tetapi juga akan berkontribusi untuk mendukung visi dan pola ilmiah pokok Undana yaitu pertanian lahan kering di area peternakan di NTT yang saat ini semakin berkurang lebih dari 800 hektar di NTT.

Soal banyaknya investor yang akan mengembangkan pabrik pakan ternak di NTT, pihaknya malah sanksi karena masyarakat kurang konsentrasi pada lahan tidur, dan itu merupakan tantangan kita sekarang karena tidak dapat dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat. “ Jadi harus ada regulasi untuk memastikan lahan penggembelaan dan lahan untuk peternakan, sehingga ini akan mengamankan dan memberikan jaminan terhadap kontinitas daya dukung kedepan, sehingga populasi peternakan bisa dipertahankan. Kalau kita berbicara tentang mempertahankan, lalu kemudian kita melihat lahan tidur lain lagi, dan perlu diteliti kalau memang cocok untuk daya dukung peternakan,” ungkapnya.

Tiga orang keynote speaker dan dua pembicara tampil bersamaan dalam panel yang dipandu langsung oleh moderator, Dr.Ir.Ludji Michael Riwukaho,MP. Direktur Pakan Ditjen PKH Kementan RI, Ir. Sri Widayati,MMA diberikan kesempatan pertama tampil memaparkan materi dengan judul “Tantangan Industri Pakan di Indonesia dan Kebijakan Nasionak Pengembangan Pakan” mengatakan, untuk mencapai upaya pengembangan peternakan, perlu didukung dengan kebijakan pakan yang mencakup feed security dan feed safety. Implementasi feed security dan feed safety melalui strategi pencapaian program pengembangan HPT, pengembangan pakan olahan dan bahan pakan serta pengembangan mutu dan keamanan pakan. Upaya pencapaian tersebut ditunjang dengan regulasi bidang pakan berupa UU Nomor 18 Tahun 2009 jo UU Nomor 41 Tahun 2014 yang dirancang melalui Permentan pemasukan dan pengeluaran pakan dari dan dalam negara RI serta Kepmentan tentang batas cemaran pada pakan atau bahan pakan.

Khusus pakan ruminansia, kata Sri Widayati, dipengaruhi oleh factor lingkungan yaitu adanya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Untuk menunjang pembangunan peternakan saat ini telah tersedia parik pakan secara nasional sebanyak 84 yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Sedangkan peta penanaman pakan sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam mendukung kemandirian pakan, kata dia, terdapat unsur yang berperan dalam ketersediaan pakan yang mendukung produksi pakan berbahan baku lokal, logistik pakan nasional yang meliputi stok, distribusi, transportasi dan sistim informasi. Acara tersebut dimeriahkan oleh tari sumba, kataga dan tari kolaborasi Bajawa dan Ende. Turut hadir pada kesempatan itu, Wakil Rektor II, Ir. Jalaluddin, M.Si, Guru Besar FKH, Prof. Frans Umbu Datta, sesepuh Fapet, Ir. Esthon L. Foenay, M.Si, Dekan Fapet, Ir. Gustaf Oematan,M.Si, Dekan FKIP, Dr. Melky Taneo,M.Si.

(undana.ac.id)