APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

UPH Sparklabs Incubation dan PT Hebat, Beri Ide Strategi UMKM Memasuki ‘New Normal’

avatar penulis

UPH IMPACTS LIVES

7 July 2020

header image article

Photo by Chaitanya Tvs on Unsplash

Kondisi ekonomi yang menurun sebagai dampak pandemi Covid-19, menjadi alasan sejumlah negaraperlahan-lahan mulai menerapkan “new normal” guna mendorong kembali roda perekonomian. Dimulai dengan pencabutan pembatasan sosial demi menyelamatkan pekerjaan masyarakat dan memulai kembali aktivitas perekonomian tanpa meninggalkan penerapan Protokol Kesehatan yang ketat.

Di Indonesia, pemerintah mulai mengkampanyekan “new normal” dan mengizinkan industri mulai bergerak. New normal” ditandai dengan pola produksi dan konsumsi yang baru, yang melibatkan digitalisasi dan otomatisasi yang semakin dipercepat. Hal ini disampaikan oleh Ansari Kadir – Chief Marketing Officer (CMO) PT Hebat (perusahaan di bidang pemberian pendampingan dalam membantu pertumbuhan UMKM), Co-Founder Sang Pisang dan Ternakopi, dalam webinar bertajuk “Digitalisasi UMKM saat New Normal”pada 17 Juni 2020. Webinar ini adalah hasil kerja sama antara UPH Sparklabs Incubation  bersama PT Hebat.

Menurut Ansari, baik bisnis digital maupun konvensional seperti UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) harus mempersiapkan diri memasuki era “new normal” caranya dengan melakukan inovasi perubahan agar bisnis tetap bertahan.

“UMKM sejak awal harus bisa mengikuti perubahan dan mempersiapkan strategi-strategi. Tujuannya agar terbiasa berada di situasi survival mode, dan percaya pasti akan bisa melewati ini dengan inovasi-inovasi yang kita bisa lakukan, misal dari sisi produk, pricing, promotion, atau lokasi berjualan,” kata Ansari.

Saat ini, dengan kecanggihan teknologi yang ada, UMKM dapat terintegrasi dengan sistem komunikasi yang cepat kepada pelanggan, sekipun tidak dapat bertatap muka langsung dengan pelanggan. UMKM dapat menggunakan Whatsapp, LINE, dan sebagainya.

“UMKM juga perlu mengintegrasikan sistem pembayaran mereka dengan sistem pembayaran digital seperti transfer bank, e-wallet (Dana, Ovo, dsb), dan juga cash on delivery (COD). Dan lebih mudah lagi apabila bergabung dengan marketplace, seperti Tokopedia, Shopee, BukaLapak, dan lainnya. Pada marketplace tersebut, para UMKM dapat melakukan pengintegrasian. Seperti mencatat stock barang secara otomatis setiap kali terjadi penjualan dan mencatat secara otomatis jumlah penjualan atas tiap produk yang ditawarkan,” jelas Ansari.

Informasi ini dibagikan dalam webinar yang diselenggarakan UPH Sparklabs Incubation. Sebagai institusi pendidikan yang ingin memberikan edukasi terbaik bagi para mahasiswa serta ingin turut menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan mahasiswa. UPH Sparklabs Incubation menjadi sarana untuk menampung ide-ide bisnis dari mahasiswa UPH program sains, teknologi dan bisnis serta para Alumni berbagai bidang. Melalui networking dan mentoring bersama para profesional, ide tersebut terus dikembangkan untuk bisa direalisasikan menjadi bisnis nyata yang mampu bersaing secara berkelanjutan.

Para mentor berpengalaman dan memiliki kredibilitas sebagai pemimpin di berbagai bidang bisnis, yang tergabung dalam program Executive in Residence di Inkubator Bisnis UPH, berkomitmen memberikan mentorship untuk mewujudkan ide-ide bisnis para mahasiswa. Tidak hanya pembekalan dari para profesional, para mahaiswa juga mendapatkan coaching dari para dosen di masing-masing fakultas dan membuat jaringan yang memungkinkan untuk berkolaborasi baik secara internal maupun eksternal.

Melalui UPH Sparklabs Incubation, diharapkan banyak ide-ide bisnis berbasis teknologi yang sudah dimiliki para mahasiswa dapat terus dikembangkan secara kreatif dan inovatif, sehingga mampu memberi dampak sosial yang besar. Program UPH Sparklabs Incubation juga menjadi bukti komitmen UPH dalam menghasilkan lulusan yang mampu memimpin dan menciptakan banyak lapangan kerja untuk mendukung kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.