APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Informasi Seputar Berita Kampus

Informasi spesial untuk menambah wawasan Sobat Pintar tentang Universitas Gadjah Mada (UGM)

Berita Kampus

Merriam Merriam, 10 November 2021

Potensi Industri Halal dan Strategi Pengembangannya

  Sebagai masyarakat dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia kian mendapat sorotan global terkait putusan sampai kepentingan hidup umat Islam itu sendiri. Salah satu yang menjadi perhatian adalah ketersediaannya produk halal. Di Indonesia sangat mudah untuk mendapatkan produk halal, baik itu makanan, minuman, dan konsumsi lainnya. Namun jika disaksikan lebih jauh, produk halal tersebut umumnya didatangkan dari negara luar, bukan Indonesia sendiri yang menyediakannya. Oleh karena itu, peluang ini sebenarnya bisa dimanfaatkan. Webinar bertajuk “Potensi Industri Halal Indonesia” hadir guna menjawab masalah yang dijadikan duduk perkara, mengapa Indonesia masih tertinggal di bidang penyedia produk halal. Bahkan negara mayoritas nonmuslim yang gencar melihat peluang dan melakukan inovasi di dalam hal ini. Menggunakan Zoom Meeting dan YouTube, webinar ini diinisiasi oleh Halal Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Riau (UNRI), Institut Teknologi Sumatera (ITERA), dan program Kampus Merdeka, pada Rabu, 3 November 2021. Menghadirkan empat pemateri, di antaranya ialah Prof. Dr. apt. Nurkhasanah, M.Si. (Ketua Halal Center UAD), Hj. Siti Aminah, S.Ag., M.Pd.I. (Kepala Pusat Kerja Sama dan Standarisasi Halal, BPJPH), Prof. Irwandi Jaswir (Konsultan Halal Industri, INHART Malaysia, dan Dr. (HC) apt. Nurhayati Subakat (Pengusaha dan Pemilik PT Paragon Indonesia). Tema masing-masing pemateri ialah “Peran Halal Center dalam Industri Halal”, “Regulasi Produk Halal di Indonesia”, “Perkembangan Industri Halal Dunia dan Indonesia”, dan “Peluang Industri Halal Kosmetik”. “Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) melimpah dan populasi muslim terbesar, harusnya bisa mengambil alih. Besar harapan Indonesia menjadi salah satu pengekspor produk halal dunia ke depannya, yakni melalui pembangunan kawasan industri halal yang didukung pemerintah dengan program Hibah Kedaireka 2021,” ungkap Rusydi Umar, S.T., M.T., Ph.D., sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik, dalam sambutannya. Sertifikasi halal di Indonesia saat ini jauh lebih mudah dan efisien, “Regulasi halal di Indonesia mencakup mulai dari UUD, UU, PP, keputusan menteri, dan kepala badan jaminan produk halal,” jelas Siti sebagai pemateri pertama. Kemudian diperjelas oleh pemateri kedua, “Halal telah menjadi gaya hidup, karena baik dan berkualitas, inilah yang kemudian mendorong produk halal tidak hanya dinikmati oleh pemeluk Islam,” tambah Irwandi. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, Indonesia memiliki banyak bahan baku untuk produk halal, hanya saja kurang dieksplorasi. “Dari data Global Islamic Economic (GIE) Indicator, yang mengukur kekuatan ekonomi syariah pada 73 negara, Indonesia menduduki peringkat ke-4,” pungkas Nurkhasanah meyakinkan. Sebagai pemateri terakhir, Nurhayati berbicara tentang bagaimana perusahaan berlabel halal yang didirikannya bisa sukses hingga saat ini. “Dengan inovasi formula kemudian didapatkan kualitas terbaik dengan harga terjangkau. Sesuai target pasar dan berkarakter kuat, maka akan mampu bersaing dan mendapatkan keuntungan besar.” Halal merupakan wujud kebaikan dan kebermanfaatan. Ekonomi syariah telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Faktor suksesnya ialah dukungan pemerintah, canangkan sebagai program nasional, dan strategi yang baik. Membangun kompetensi sumber daya manusia (SDM) harus dengan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan karier. (didi) Sumber : https://news.uad.ac.id/potensi-industri-halal-dan-strategi-pengembangannya/

Baca Selengkapnya
Berita Kampus

Merriam Merriam, 11 November 2021

HMPS Pendidikan Fisika UAD Hadirkan Agrowisata Organik dan Pemanfaatan Limbah

Peresmian Agrowisata Organik oleh Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo (tengah) bersama Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H.   Terletak tidak jauh dari pantai, Desa Srigading, Bantul, Yogyakarta masih asri dengan pemandangan yang memanjakan mata, khususnya bagi para wisatawan. Tetapi dari keasrian pemandangan tersebut, ada masalah lingkungan yang timbul dari limbah pengolahan udang. Atas dasar tersebut, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Fisika melalui Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) memanfaatkan peluang pemanfaatan limbah dan mengembangkan agrowisata organik. Kegiatan PHP2D ini melibatkan seluruh warga desa, petani udang, dinas pertanian, serta Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul. Dalam pelaksananya, dihadirkan kegiatan penunjang seperti sosialisasi melalui seminar program dan pelatihan perawatan agrowisata. Peresmian Agrowisata Organik tersebut dilakukan langsung Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo, bersama Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H., Minggu, 7 November 2021. Joko B. Purnomo dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada UAD yang telah berinisiasi memberikan perhatian kepada Bantul dengan pemberdayaan lahan, masyarakat, dan di bidang pertanian. “Sebanyak 15% masyarakat Bantul masih menggantungkan hidupnya di bidang pertanian, sehingga inovasi dalam bidang ini sangat dibutuhkan. Terima kasih telah turut membangun, bekerja sama, serta bersinergi untuk agrowisata organik di Srigading, Bantul.” Sementara Gatot mengatakan, PHP2D sangat tepat dilakukan di Desa Srigading. “Kami telah menyaksikan bagaimana sinergi warga desa dengan para mahasiswa dalam pengembangan agrowisata ini. Ini adalah bentuk kepedulian UAD dan dalam rangka menjalankan salah satu catur dharma perguruan tinggi, pengabdian kepada masyarakat.” Di sisi lain, Silvia Laili sebagai ketua tim PHP2D HMPS Pendidikan Fisika menjelaskan produk yang dibuat dari program ini adalah Kosiwa. “Kosiwa merupakan nama produk pupuk cair hasil limbah yang kami ciptakan. Kami berharap, apa yang saat ini kami lakukan dapat memberi manfaat dan membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar,” jelasnya. (didi)

Baca Selengkapnya
Berita Kampus

tisya tisya, 20 June 2019

Pembelajaran KKNI Tingkatkan Mutu Dosen dan Mahasiswa

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bekerja sama dengan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Pelatihan Pembelajaran Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Acara yang berlangsung di kampus IV UAD, Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta, Selasa (23-4-2019), dihadiri Rektor, Wakil Rektor, Dekan, Ketua Program Studi, dan dosen di lingkungan UAD. Pada kesempatan ini, Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. dalam sambutannya mengatakan, pelatihan pembelajaran akan meningkatkan kemampuan dan keterampilan dosen. “Terima kasih kepada Dirjen Belmawa yang telah berkenan memberi pengetahuan pembelajaran berbasis KKNI bagi dosen untuk mengantarkan mahasiswa UAD menjadi lebih baik lagi,” jelasnya. Menurutnya, di era milenial dosen harus lebih kreatif dalam mengajar. Metode-metode pembelajaran yang sudah usang harus ditinggalkan. Sebab, tugas dosen tidak hanya mentransfer ilmu tapi juga menanamkan karakter. “Penting menguasai teknologi. Perlu juga menyampaikan soft skills kepada mahasiswa. Mengarahkan mahasiswa memecahkan masalah dengan kemampuan sesuai bidang keilmuannya,” lanjutnya. Ia berharap, problem masyarakat yang semakin kompleks dapat menjadikan mahasiswa UAD kritis dan terus berinovasi. Keilmuan tidak hanya berhenti di perguruan tinggi, tapi harus menjangkau masyarakat secara luas. Sementara seksi kurikulum pendidikan akademik Dirjen Belmawa Kemenristekdikti mengungkapkan, kualifikasi sumber daya manusia Indonesia semua harus merujuk ke KKNI. “Di pendidikan tinggi juga harus menyesuaikan. Proses pendidikan harus menyesuaikan dengan kualifikasi,” ujarnya. Output di perguruan tinggi harus sesuai dengan KKNI. Oleh karenanya, dosen UAD harus menyesuaikan dengan pembelajaran sesuai KKNI. Keilmuan bisa diturunkan ke level program studi dan ke matakuliah. (ard)   Sumber: https://uad.ac.id/id/berita/

Baca Selengkapnya
Berita Kampus

Anggi Maulinda, 01 April 2018

Universitas Ahmad Dahlan Yogya Buka Rumah Sakit di Sleman

Universitas Ahmad Dahlan Yogya Buka Rumah Sakit di Sleman Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membuka Rumah Sakit Universitas Ahmad Dahlan (RSUD) yang terletak di Jalan Cendelaras Raya, Karangsari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, Ahad (12/2).   “Ini merupakan upaya UAD untuk memperkuat amanah Mukhtamar Muhammadiyah di Makassar. Di mana kita harus mengembangkan berbagai bentuk amal usaha, salah satunya melalui bidang kesehatan,” tutur Rektor UAD, Kasiarno di halaman RSUAD, Ahad.   Menurutnya, RSUAD dapat menjadi arena pengembangan ilmu praktis dari universitas. Sebab saat ini UAD telah memiliki beberapa departemen keilmuan yang berkaitan dengan kajian kesehatan di antaranya farmasi dan ilmu kesehatan.   Sebelum diresmikan sebagai RSUAD, rumah sakit yang memiliki bangunan seluas 3.000 meter persegi itu merupakan RS Holistika Medika. Namun diakuisisi oleh UAD sejak akhir tahun lalu. “Namun proses akuisisi ini sangat singkat. Hanya membutuhkan waktu 20 menit dengan transaksi Rp 24 miliar,” kata Ketua Tim Akuisisi RSUAD, Safar Nasir.   Ia mengatakan, kemudahan dalam proses pemindahtanganan tersebut dilatarbelakangi oleh visi yang sama antara UAD dan PT Nurinsani. Di mana keduanya sama-sama ingin memberi manfaat yang besar bagi umat.  Selain itu, hal tersebut membuktikan bahwa PT Nurinsani memiliki kepercayaan yang tinggi kepada bagian organisasi Muhammadiyah, terutama untuk pengembangan bidang kesehatan. Adapun saat ini RSUAD memiliki kapasitas 53 tempat tidur dan terhubung dengan BPJS. Selain itu, rumah sakit ini pun dilengkapi oleh berbagai faslitias pelayanan, seperti IGD, Klinik Gigi dan Mulut, Klinik Penyakit Dalam, dan Klinik Saraf.   “Jumlah tenaga medis kami sekarang 90 orang. Terdiri dari dokter, perawat, labolatoran, petugas farmasi, dan sebagainya,” kata pria yang juga merupakan Wakil Rektor II UAD itu menjelaskan. Ke depannya pihak pengelola, berencana untuk meningkatkan status RSUAD menjadi rumah sakit tipe C dan smart heatlh.   Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir menyambut baik peresmian RSUAD. Keberadaan rumah sakit tersebut akan memperkuat amal usaha Muhammadiyah yang sudah ada.   Ia berharap, RSUAD bisa beroperasi sesuai dengan taglinenya, yaitu menolong dengan ramah. “Ini merupakan bentuk ekspansi amaliah UAD. Semoga ke depannya RSUAD bisa benar-benar menolong dengan ramah. Karena saat ini banyak juga yang menolong tapi tidak ramah,” ujar Haedar. http://republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/17/02/12/ol90c9382-universitas-ahmad-dahlan-yogya-buka-rumah-sakit-di-sleman

Baca Selengkapnya