APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

kampus_pintar_v3

Informasi Seputar Berita Kampus

Informasi spesial untuk menambah wawasan Sobat Pintar tentang Universitas Gadjah Mada (UGM)

Berita Kampus

Azrul Prayoga, 21 February 2020

Australia Volunteer Siapkan Sukarelawan Tingkatkan SDM Undana

Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), baik tenaga pendidik maupun kependidikan di Undana, Program Australia Volunteer (PAV) siap memberikan sukarelawan (volunteer) kepada Universitas Nusa Cendana (Undana). Untuk mendapatkan sukarelawan itu, Undana harus memasukan lamaran kepada PAV agar menyiapkan sukarelawan yang tepat sesuai dengan permintaan. Lamaran tersebut, diantaranya, harus mengisi personal requirement form (formulir pendaftaran pribadi). Hal itu dijelaskan Program Officer PAV Indonesia, Anisa Husni saat memberikan sosialisasi di Gedung Rektorat Undana, Rabu (19/2). Hadir pada kesempatan itu, Rektor Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph. D, Wakil Rektor (Warek) Bidang Akedemik, Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, Warek Bidang Alumni dan Kerjasama Ir. I Wayan Mudita, Ph. D, Dekan FST, Drs. Leo Sianturi, M.Si, Dekan FKIP, Dr. Malkisedek Taneo, Kepala Kantor Urusan Internasional Undana, Dra. Maria Lobo dan sejumlah dosen lainnnya. Anisa menyebut, selama ini sudah ada satu volunteer yang diminta Fakultas Kedokteran Hewan (FKH). “Tahun lalu sudah ada relawan untuk veteriner. Sehingga untuk menambah volunteer tersebut, maka VAP harus menggagas kerjasama dengan Undana agar volunteer bisa membantu beberapa tenaga dosen maupun pegawai di tingkat Undana, fakultas maupun prodi,” ujarnya. Jika pihak Undana, akultas maupun prodi yang ingin mendatangkan volunteer, maka terlebih dahulu harus melamar volunteer, sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi di Undana. Hal itu perlu dilakukan agar kehadiran volunteer nanti benar-benar dapat memenuhi kebutuhan SDM di Undana. Dan, setelah volunteer itu selesai bertugas kurang lebih setahun, maka harus ada SDM yang sudah bisa mendapat ilmu yang diberikan volunteer tersebut. Dia menambahkan, ketika volunteer sudah tiba di Undana, maka pihak fakultas maupun prodi yang berhubungan dengan volunteer harus menyediakan tempat kerja, maupun fasilitas kerja, misalnya, laptop, guna mendukung tugas dan pekerjaan volunteer. Hal lain yang berkaitan dengan akomodasi, transporatasi, visa, asuransi kesehatan dan lainnya, ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Australia. Husni menyebut, volunteer yang nanti dilamar, benar-benar memiliki kapasitas, profesionalitas dan ahli dalam bidangnya. “Jadi bukan dia seorang mahasiswa, tapi benar-benar ahli (expert) dalam bidangnya. Usia mereka berkisar dari 23 tahun sampai 70-an tahun bahkan sampai 85 tahun,” ungkapnya. Menyoal tentang kendala bahasa, jelas dia, Jogjakarta merupakan tempat yang selama ini menjadi rumah bagi para volunteer untuk melakukan training Bahasa Indonesia, sebelum mereka ditugaskan ke tempat tujuan. Ia menyebut, dalam upaya meningkatkan SDM tersebut, ada evaluasi yang akan dilakukan di saat akhir. Sementara itu, Rektor Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph. D ketika membuka kegiatan itu menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kunjungan dari pihak PAV di Undana. Dikatakannya, Undana selama ini telah bekerjasama dengan pemerintah dan beberapa universitas di Australia. Karena itu, kehadiran VAP juga mendapat apresiasi dan tempat di Undana. Meski Undana telah memiliki SDM, tetapi dengan adanya volunteer ini diharapkan dapat meningkatkan SDM Undana yang lebih baik dan mumpuni. Karena itu, guna mendapat volunteer, maka besar kemungkinan Undana akan menggagas kerjasama dengan VAP. Selanjutnya, Undana juga akan mengajukan lamaran guna mendapat volunteer yang sesuai dengan kebutuhan lembaga. (undana.ac.id)

Baca Selengkapnya
Berita Kampus

Azrul Prayoga, 29 January 2020

Undana-PII Tandatangani Naskah Kerjasama Bidang Pendidikan Keprofesian

Universitas Nusa Cendana (Undana) diawal tahun 2020, kembali menjalin kerja sama dibidang pendidikan dan keprofesian dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang ditandai dengan Penandatangan Nota Kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU), pada hari Kamis (23/1/2020 di Aula lantai satu Hotel Neo El Tari Kupang. Acara penandatanganan naskah tersebut masing-masing dilakukan oleh Rektor Undana, Prof.Ir. Fredrik L.Benu,M.Si.,Ph.D dan Ketua Umum PII Pusat, Dr.Ir. Heru Dewanto,M.Sc (Eng), IPU.,ASEAN Eng. Turut hadir menyaksikan penandatanganan naskah kerjasama tersebut antara lain Guru Besar Teknik Geofisika ITB, Prof.Dr. Djoko Santoso,M.Sc, IPU, ASEAN Eng, Sekretaris Jenderal PII Pusat, Ir. Teguh Haryono,MBA, Ketua Pengurus PII Cabang Kota Kupang, Dr.Ir. Andre W. Koreh,MT, Sekretaris PII Cabang Kupang, Dr.Ir.Andi Hidayat Rizal,MT, Bendahara, Luhut Manalu,ST.,MT dan beberapa orang pengurus PII program profesi insinyur lainnya. Pasal (1) MoU tersebut bertujuan, untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas pendidikan dan keprofesian sehingga para pihak mampu memberikan sumbangan yang berarti dalam peningkatan dan pengembangan kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusia. Pasal (2), Ruang Lingkup mencakup: Pendidikan berupa penyelenggaraan kegiatan peningkatan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia dan pertukaran sumber daya manusia para pihak. Keprofesian, berupa pembekalan kemampuan profesi di bidang keinsinyuran, termasuk penyelenggaraan sertifikasi profesi, pengembangan kapasitas dan kegiatan lain yang disepakati oleh para pihak. Dalam sambutannya, Ketua Umum PII Pusat, Heru Dewanto mengungkapkan, kerjasama para insinyur dengan para akademisi perguruan tinggi tersebut sangat penting, mengingat banyaknya silang pendapat terhadap beberapa karya teknologi yang saat ini tengah menjadi isu nasional dan perhatian publik. “Jadi kami mengharapkan agar kerjasama ini harus saling memanfaatkan perkembangan ilmu peengetahuan, teknologi dan sains serta sumber daya yang tersedia kedua belah pihak untuk kepentingan masyarakat. Baik Undana maupun PII Pusat yang telah melakukan kerja sama berdasarkan prinsip saling menguntungkan dan saling menunjang dalam bidang Pendidikan dan keprofesian” ungkapnya. Rektor Undana, Prof. Fred Benu pada kesempatan itu memberikan apresiasi yang tinggi kepada pihak PII pusat yang telah melakukan kerjasama dengan Undana dalam bidang Pendidikan keprofesian. Pihaknya mengharapkan agar kerjasama dengan PII Pusat dapat menjadi jembatan antara perguruan tinggi, pemerintah dan industri sebagai satu kesatuan yang selalu bersinergi. “Kerjasama ini juga harus ditindak-lanjuti secara konkrit dalam lapangan teknologi, khususnya dalam bidang kejuruan, sehingga dapat bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan tinggi secara khusus, serta kemajuan bangsa secara umum,” katanya. Pada kesempatan itu, Rektor, Prof. Fred Benu mengatakan, di Undana terdapat 47 Program Studi (Prodi) S1, dan 10 Prodi S2 dan S3. Diantara 57 Prodi tersebut, terdapat tiga Profesi yang dihasilkan oleh Undana yaitu, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Hewan. Jadi tidak cukup seorang calon guru menamatkan S1 di FKIP, tetapi harus mengikuti Pendidikan profesi selama satu tahun untuk memperoleh gelar Guru Profesional atau “Gr” begitu juga FK dan FKH, bahkan sekarang ini Undana sedang memikirkan untuk menambah lagi profesi Akuntansi. Dunia kerja sekarang ini membutuhkan orang-orang professional, tidak cukup hanya tamatan S1. Karena itu, katanya, menindaklanjuti amanat UU Nomor 11 Tahun 2014, tentang keinsinyuran bahwa setiap kegiatan dibidang teknik harus dikerjakan oleh seorang insinyur professional. Oleh karena itu, Undana-PII Pusat yang hari ini mengagas kerjasama tersebut sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia Undana yang lebih professional dalam bidang keteknikan. Sebelumnya, Ketua PII Cabang Kupang, Dr.Ir. Andre W. Koreh,MT mengatakan, Undana dipilih sebagai PTN yang menyelenggarakan PII merupakan yang pertama kali dilaksanakan di NTT. Sebenarnya semua perguruan tinggi memiliki peluang yang sama untuk diberikan kepercayaan mengelola PII, tetapi salah satu syarat yang cukup berat adalah perguruan tinggi itu harus sudah berakreditasi “A” dan mempunyai staf pengajar yang sudah mengantongi kompetensi sebagai insinyur professional muda minimal enam orang. “Jadi ada tiga kualifikasi kompetensi yakni insinyur professional muda dan insinyur professional utama. Memang Undana belum mengantongi Akreditasi A, tetapi pihaknya telah melakukan negosiasi kepada PII pusat yang cukup lama dan meyakinkan kepada pengurusa PII pusat bahwa Undana merupakan PTN yang terletak di wilayah perbatasan dengan jumlah sumber daya manusia kependidikan yang sangat memadai dan juga Undana menjadi pembina bagi sejumlah perguruan tinggi lain yang ada di NTT,” ungkapnya. Penandatanganan MoU tersebut juga diikuti dengan pelantikan pengurus cabang PII Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur masa bakti 2018-2021 dipimpin langsung oleh Ketua Umum PII Pusat, Dr.Ir.Heru Dewanto,M.Sc.(Eng),IPU, sebagaimana tercantum dalam keputusan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat keputusan tersebut. Mereka adalah Ketua: Dr.Ir.Andre W. Koreh,MT. Wakil Ketua: Ir.Rani Henrikus,MS. Sekretaris: Dr.Ir. Andi Hidayat Rizal,MT. Wakil Sekretaris : Ir.Tanto E.H. Sunukmo. Bendara : Luhut Manalu,ST.,MT. Wakil Bendahara : Yulandaru G. Siswanto,ST. Selanjutnya Bidang Industri Pangan, Pertanian dan Keluatan, Ketua : Dr.Ir. Yahya,M.Si. Anggota : Rusydi S.Pi.,M.Si. Bidang Informasi dan Telekomunikasi, Ketua : Lorensius T.Seran,S.ST.,MT, Anggota : Silvester Tena,ST.,MT. Bidang Perhubungan dan Transportasi, Ketua : Dr.Ir.Andi Kumalawati,MT. Anggota : Bayu A.P. Joenan,ST. Bidang Industri Permukiman, Ketua : Johannis Tuwan,ST.,MT, Anggota : Ir. Ahmad Zamroni. Bidang Kontruksi dan Rancang Bangunan, Ketua : Dr.Ir.Marshinta Simamora,MT.,IPM, Anggota : Ir. Puji Watono. Bidang Industri Dasar Logam dan Kimia, Ketua : Dr.Ir. Arifin Sanusi,MT, Anggota : Ir. Diana C.H. Amalo. Bidang Kelistrikan, Ketua : Sudirman,ST.,MT, Anggota : Agustinus Sampeallo,ST.,MT. Bidang SDA dan Lingkungan Hidup, Ketua : Daniel F.Maro,SP.,M.Si.,IPM, Anggota : Ir. Edy Haba Bunga,MP. Bidang Akreditasi dan Kemitraan Perguruan Tinggi, Ketua : Dr.Partogi Simatupang,ST.,MT, Anggota : Dr. Judi K.Nasjono,ST.,MT, dan Bidang Pertambangan dan Migas, Ketua : Ir. Boni Marasin,M.Si, Anggota : Dr. Yusuf Rumbino,ST.,MT. Usai penandatangan naskah kerjasama dan pelantikan pengurus PII Cabang Kupang periode 2018-2021, dilanjutkan dengan panel diskusi “Peran dan tantangan tenaga professional dalam pembangunan nasional di era revolusi industri 4.0” yang menghadirkan tiga pembicara yaitu Prof.Dr. Ir. Djoko Santoso,M.Sc, Ketua Umum PII Pusat, Dr.Ir. Heru Dewanto,M.Sc dan Wakil Rektor Bidang Akademik Undana, Dr.drh. Maxs U.E. Sanam,M.Sc. Panel diskusi tersebut dipandu oleh Ketua PII Cabang Kupang, Dr.Ir. Andre W. Koreh,MT. (undana.ac.id)

Baca Selengkapnya
Berita Kampus

Azrul Prayoga, 06 November 2019

Fapet Undana Helat Join Seminar Nasional dan Kongres HITPI

Selasa dan Rabu, (5-6/11/2019), Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Nusa Cendana (Undana) menggelar seminar nasional ke-5 guna memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Fakultas itu, sekaligus memperingati HUT ke-8 dan Kongres Nasional ke-3 Himpunan Ilmuwan Tumbuhan Pakan Indonesia (HITPI). Ketua Panitia, Dr. Marthen Mulik,MP dalam laporannya mengatakan, Join Seminar dan Kongres, Seminar Nasional HITPI ke-8 Seminar Nasional Peternakan ke-5; Kongres Nasional mengusung tema “Peningkatan produktivitas sistem peternakan berbasis tumbuhan pakan”, menghadirkan tiga orang keynote speaker yaitu Ir.Sri Widayati,MMA (Direktur Pakan Ditjen PKH Kementan RI), Prof.Dr.Luki Abdullah (Dosen ITB), dan Viktor B. Laiskodat,SH.,M.Hum. Sedangkan dua pembicara yakni Prof.Dr.Dahlanuddin (Dosen Unram) dan Prof.Dr. J.F. Bale-Therik,MS (Dosen Fapet Undana). Menurutnya, sebanyak 91 artikel yang diplenokan secara paralel dalam rangkaian Seminar Nasional HIPTI ke-8 yang berasal dari ilmuwan Universitas Udayana (Unud) Bali, Universitas Sam Ratulangi Manado, Universitas Mataram, Universitas Jambi, Universitas Andalas, Universitas Papua, Politani, BPTP Naibonat, dan Fapet Undana yang telah dibukukan tersebut. “Kami berharap dari pleno dan keynote speaker sebentar dapat menghasilkan rekomendasi yang dapat dikirimkan ke Pemda dan Kementerian Pertanian bagaimana kolaborasi bersama Perguruan Tinggi untuk menyejahterakan masyarakat,”kata Mulik. Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr.drh. Maxs U.E.Sanam,M.Sc saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan beberapa hal empiris sebagai pengamatan pribadi tentang pengembangan peternakan babi yang jumlahnya semakin meningkat setiap tahunnya. Karena itu pihaknya mengajak kepada masyarakat NTT agar dapat mengantisipasi wabah flu babi yang bisa saja terjadi, mengingat musim panas yang berkepenjangan. Pada kesempatan itu, ia meminta agar seminar nasional Kongres HITPI selama dua hari agar dapat menghasilkan rumusan atau rekomendasi teknis beberapa kebijakan terkait dengan peternakan di NTT dalam pengolahan lahan kering, tetapi juga akan berkontribusi untuk mendukung visi dan pola ilmiah pokok Undana yaitu pertanian lahan kering di area peternakan di NTT yang saat ini semakin berkurang lebih dari 800 hektar di NTT. Soal banyaknya investor yang akan mengembangkan pabrik pakan ternak di NTT, pihaknya malah sanksi karena masyarakat kurang konsentrasi pada lahan tidur, dan itu merupakan tantangan kita sekarang karena tidak dapat dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat. “ Jadi harus ada regulasi untuk memastikan lahan penggembelaan dan lahan untuk peternakan, sehingga ini akan mengamankan dan memberikan jaminan terhadap kontinitas daya dukung kedepan, sehingga populasi peternakan bisa dipertahankan. Kalau kita berbicara tentang mempertahankan, lalu kemudian kita melihat lahan tidur lain lagi, dan perlu diteliti kalau memang cocok untuk daya dukung peternakan,” ungkapnya. Tiga orang keynote speaker dan dua pembicara tampil bersamaan dalam panel yang dipandu langsung oleh moderator, Dr.Ir.Ludji Michael Riwukaho,MP. Direktur Pakan Ditjen PKH Kementan RI, Ir. Sri Widayati,MMA diberikan kesempatan pertama tampil memaparkan materi dengan judul “Tantangan Industri Pakan di Indonesia dan Kebijakan Nasionak Pengembangan Pakan” mengatakan, untuk mencapai upaya pengembangan peternakan, perlu didukung dengan kebijakan pakan yang mencakup feed security dan feed safety. Implementasi feed security dan feed safety melalui strategi pencapaian program pengembangan HPT, pengembangan pakan olahan dan bahan pakan serta pengembangan mutu dan keamanan pakan. Upaya pencapaian tersebut ditunjang dengan regulasi bidang pakan berupa UU Nomor 18 Tahun 2009 jo UU Nomor 41 Tahun 2014 yang dirancang melalui Permentan pemasukan dan pengeluaran pakan dari dan dalam negara RI serta Kepmentan tentang batas cemaran pada pakan atau bahan pakan. Khusus pakan ruminansia, kata Sri Widayati, dipengaruhi oleh factor lingkungan yaitu adanya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Untuk menunjang pembangunan peternakan saat ini telah tersedia parik pakan secara nasional sebanyak 84 yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Sedangkan peta penanaman pakan sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dalam mendukung kemandirian pakan, kata dia, terdapat unsur yang berperan dalam ketersediaan pakan yang mendukung produksi pakan berbahan baku lokal, logistik pakan nasional yang meliputi stok, distribusi, transportasi dan sistim informasi. Acara tersebut dimeriahkan oleh tari sumba, kataga dan tari kolaborasi Bajawa dan Ende. Turut hadir pada kesempatan itu, Wakil Rektor II, Ir. Jalaluddin, M.Si, Guru Besar FKH, Prof. Frans Umbu Datta, sesepuh Fapet, Ir. Esthon L. Foenay, M.Si, Dekan Fapet, Ir. Gustaf Oematan,M.Si, Dekan FKIP, Dr. Melky Taneo,M.Si. (undana.ac.id)

Baca Selengkapnya
Berita Kampus

tisya tisya, 20 June 2019

FK Undana Lantik Lima Dokter Baru

Selasa, 23 Juli lalu, pada periode ke-XVIII 2018, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nusa Cendana (Undana) kembali melantik dan mengambil sumpah lima orang dokter baru. Dengan pelantikan dan pengambilan sumpah ke lima dokter baru tersebut, maka saat ini FK Undana sudah meluluskan 196 orang dokter. Pelantikan lima doter baru tersebut dipimpin langsung oleh Dekan, dr. S.M.J. Koamesah,MMR.,MMPK. Kelima dokter  baru Undana tersebut antara lain, Alia Rahma,S.Ked, dr.Maria T.Buntanus,S.Ked, dr.Petrus P. Boleng, S.Ked, dr.Putu R. Rosalina,S.Ked dan dr. Susana C.L.Kabosu, S.Ked. Dekan FK, dr.Bobby Koamesah dalam arahannya mengatakan, sumpah dokter merupakan pengakuan yang diberikan fakultas kedokteran, profesi kedokteran, dan juga diberikan oleh pemerintah dan diakui oleh masyarakat kepada orang yang menyandang gelar dokter. “Saat kalian ucapkan sumpah, kalian sudah syah menjadi seorang dokter, maka harus ada perubahan di dalam diri kalian seperti cara jalannya, senyumnya, cara bertutur dan berinteraksi dengan masyarakat, terlebih kepada pasien, karena kalian tanggung jawab kalian semakin besar dalam mengemban tugas sebagai seorang dokter.  Sumpah dokter itu merupakan sumpah yang khusus karena dibacakan untuk dirinya sendiri. tegas Koamesah. Jadi sumpah dokter itu bukan sumpah untuk jabatannya, tetapi sumpah untuk dirinya sendiri. Sumpah untuk pribadi, karena profesi yang melekat pada dirinya sendiri, dan bertanggung jawab bukan kepada manusia saja, tetapi terlebih lagi kepada Tuhan, karena profesi yang akan mendatangkan berkat bagi dirinya sendiri,” tegas Koamesah. Pada kesempatan itu, pihaknya meminta kepada para dokter baru Undana untuk mlaksanakan tugas-tugas kemanusiaan dengan penuh pengabdian, tanggung jawab dan profesional. Mengapa? karena tugas pengabdian berhubungan erat dengan memberikan sesuatu, maka pemberian itu nilainya harus sama dengan profesi dokter. Jadi para dokter ketika praktek di masyarakat, harus utamakan pengabdian karena itu akan bersentuhan langsung dengan perbuatan baik atau kesetiaan yang perlu ditunjukkan dan dilakukan dengan tulus iklas. Mengapa profesi dokter dikatakan seperti itu, karena dalam prakteknya, ditemukan banyak dokter dalam pelayanannya selalu mengutamakan nilai ekonomi dari pada kondisi ekonomi masyarakat atau pasien. Kalau ekonomi pasien itu baik, maka dokter akan melayani dengan baik, begitu juga sebaliknya. Karena itu, ia meminta agar para dokter dapat mengutamakan pelayanan yang berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat, entah kaya ataupun miskin. Pesan yang lain, kata Bobby Koamesah, soal tanggungjawab, kalau ada pasien yang datang berobat dengan keterbatasan ekonomi, maka dokter harus lakukan tugas dengan penuh pengabdian, dan pengabdian itu dilakukan dengan penuh tanggung jawab.  Para dokter juga diminta untuk selalu mempertahankan profesi seorang dokter dengan bekerja profesional. Oleh karena itu, ia meminta kepada kelima dokter baru Undana ini terus mengingat-ingat untuk mengemban tugas secara profesional sebagai seorang dokter. Layanilah pasien dengan berbagai tingkatan ekonomi, jangan sampai ada pasien yang datang berobat dengan kondisi ekonomi yang jauh dibawah, terus dokter itu tidak berniat melayani pasien itu dengan baik. Saya pesankan, agar layanilah semua tingkatan ekonomi masyarakat dengan penuh semangat pengabdian sebagai seorang dokter profesional. Wakil Rektor Bidang Akademik, DR.Drh. Maxs U.E.Sanam,M.Sc pada kesempatan itu mengatakan, pendidikan dokter merupakan pendidikan profesional yang memberikan layanan dengan pendekatan pasien. Dokter tidak hanya melakukan pelayanan dengan pendekatan pasien berdasarkan jenis penyakit saja, tetapi seorang dokter harus memiliki kemampuan bagaimana melihat seluruh aspek yang ada pada pasien, keluarga dan sosial masyarakat  yang dilayani. Menurut mantan Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Undana itu, setiap capaian prestasi akademik yang dicapai seorang dokter, jika tidak dibarengi dengan sikap dan perilaku yang baik, maka semuanya itu akan sia-sia saja. Karena itu seorang dokter harus mempertahankan kompetensi untuk mengambil keputusan bagi kepentingan masyarakat yang memiliki ekonomi tinggi dan mengabaikan kepentingan ekonomi masyarakat yang rendah, sehingga pelayanan kesehatan tidak bermutu atau bahkan cenderung penyalahgunaan kewenangan sebagai seorang dokter. “Jadi seorang dokter dituntut harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, dalam arti memiliki kemampuan menulis resep, kalau tidak, maka akan membahayakan jiwa pasien. Karena itu para dokter dituntut harus memiliki kemampuan melihat siapa sebenarnya masyarakat di sekitar kita. Dokter harus bisa melihat bahwa ada masyarakat yang ekonominya tergolong kelas menengah kebawah, bagaimana menghadapi masyarakat atau pasien di pedesaan. Selain itu, yang lebih penting, kata Sanam adalah dokter harus memiliki kemampuan bekerja dalam tim, harus bisa berkonsultasi dan mampu berorganisasi dengan baik dalam mendukung pelayanan kesehatan kemanusaiaan,” katanya. [ds]   Sumber: https://undana.ac.id/fk-undana-lantik-lima-dokter-baru/

Baca Selengkapnya

Berita Kampus

Undana Tambah Satu Doktor

Universitas Nusa Cendana (Undana) menambah lagi satu orang Doktor, sehingga Undana telah meluluskan  tiga orang Doktor pada Program Administrasi Publik Program Pascasarjana (PPs) Undana.  Pada Sidang terbuka Promosi Doktor, Senin, (29/1) di Aula Undana Penfui,  yang dipimpin langsung oleh Rektor Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si.,Ph.D, Florentianus Tat, S.Kp, M.Kes akhirnya didaulat oleh tim penguji maupun promotor sebagai Doktor bidang Adminstrasi Publik dengan Indeks Predikat Komulatif 3,88. Dr. Florentianus mendapat gelar Doktor usai dicecar dengan sejumlah pertanyaan dan masukan dari penguji, promotor maupun tim guru besar di Undana. Judul disertasi Dr. Florentianus yang diajukan dalam sidang promosi doktor terbuka yaitu: “Model Implementasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (Kajian pada Provinsi Kepulauan)” Rektor Undana, Prof. Fred Benu, usai memimpin ujian tersebut mengatakan Undana  dengan bangga bisa mempersembahkan satu lagi lulusan Doktor Undana kepada Provinsi NTT. Dikatakan, menjadi Doktor bukan hal yang mudah, tetapi Dr. Florentianus telah mampu melewati berbagai suka dan duka. Ia mengaku,mengetahuai ketekunan dan kegigihan Dr. Florentianus dalam menyelesaikan studi Doktoralnya. Menariknya, Prof. Fred mengaku, disertasi yang telah diuji tersebut sebelumnya telah dipublikasikan di salah satu jurnal internasional. “Kedepan ini menjadi catatan kontribusi bagi Undana, sebagai salah satu pendukung dalam peningkatan akreditasi institusi Undana dari B ke A dalam waktu dekat ini,” sebut Prof. Fred. Pada kesemapatan tersebut ia juga menyampaikan terima kasih kepada Direktur PPs Undana, Prof. Alo Liliweri, MS beserta jajaran, para promotor, Prof. Mien Ratoe Oedjoe, Dr. David Pandie dan Dr. Petrus Kase serta para dosen yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada para mahasiswa PPs Undana. Ia juga menyampaikan terima kasih atas sanggahan, kritikan dan masukan dari para penguji, promotor dan tim guru besar kepada Dr. Florentianus. Ia juga menyampaikan terima kasih atas kepercayaan keluarga dan masyarakat NTT yang mempercayakan Undana sebagai tempat menempuh pendidikan tinggi. “Dukungan dari masyarakat sebagai tuntutan agar kami semakin baik dalam memberi pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya. Sementara Dr Florentianus dalam kesan dan pesannya menyampaikan perjuangannya sama dengan pernyataan ‘semuanya indah pada waktunya’, karena ia menempuh pendidikan Doktoral selama sembilan semester. Atas apa yang telah diraih, Dr. Florentianus juga menyampaikan terima kasih kepada para promotor atas motivasi dan bimbingan selama ini. “Mereka mengajak kami agar terus maju, mereka biasa telepon, WA maupun SMS memberi dukungan,” ujar. Ia mengaku, PPs Undana telah memberikan pelayanan dan kenyamanan yang baik selama ia menjalankan studinya.  “Suasana nyaman dan damai telah memacu kami agar kami terus maju walaupun semester terus bertambah. Terima kasih,” ujarnya. Pada kesemapatan tersebut ia juga menyampaikan terima kasih kepada para promotor, Prof. Mien Ratoe Oedjoe, Dr. David Pandie dan Dr. Petrus Kase serta para dosen yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada para mahasiswa PPs Undana. Ia juga menyampaikan terima kasih atas sanggahan, kritikan dan masukan dari para penguji, promotor dan tim guru besar guna penyempuranaan disertasinya. Atas apa yang telah ia raih, tak lupa Dr. Florentianus pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarganya, terutama orangtua, istri dan anak-anak. “Ada banyak doa dari keluarga, istri tercinta dan anak-anak membuat hari ini berbeda dari biasanya. Hari ini menjadi sangat indah. Terlebih kepada opa dan oma, yang mampu menerjang hujan dan badai,” ujar Alumni Universitas Indonesia itu dengan suara terbatah-batah. Sambil menahan luapan emosi gembira dan sedih di raut wajahnya, Dr. Florentianus berharap dengan semua pelayanan yang telah diberikan, ke depan semoga PPs Undana bisa semakin maju dan sejajar dengan universitas lainnya di Indonesia. Usai ujian terbuka promosi Doktor, diisi dengan acara khusus yakni tarian Caci yang melibatkan beberapa tim penguji guru besar yakni Prof.Fred Benu, dan Prof. Alo Liliwery ikut terlibat memukul pihak lawan yang diperankan oleh beberapa orang mahasiswa Poltekes Kupang. Tarian Caci dalam konteks budaya Manggarai adalah mau mempertontonkan ketangkasan untuk menerima pukulan yang begitu tangguh dari lawan dan bagaimana dia berusaha menghindari, tetapi ketika pihak lawan tidak bisa mendapat pukulan, disitulah dia mengungkapkan kegembiraannya dengan bernyanyi. https://undana.ac.id/?p=1736

Baca Selengkapnya