APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Peta Belajar Bersama

Sobat, ini nih, ada Peta Belajar Bersama Sejarah di bab kelima.


 

Masuknya Jepang ke Indonesia

Sumber: https://www.markombur.com/

Sejak pengeboman Pearl Harbour oleh angkatan Perang Jepang pada 8 Desember 1941, serangan terus dilancarkan terhadap angkatan laut Amerika Serikat di Pasifik. Serangan-serangan itu seolah-olah tak dapat dibendung oleh Amerika Serikat. Pasukan Jepang berhasil menghancurkan basis-basis militer Amerika seperti di Filipina. Kemudian serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia. Serangan terhadap Indonesia bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang, seperti minyak bumi, timah, dan aluminium. Sebab, persediaan minyak di Indonesia diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan Jepang selama Perang Pasifik.
Pada Januari 1942, Jepang mendarat dan memasuki Indonesia. Tentara Jepang ini masuk ke Indonesia melalui Ambon dan menguasai seluruh Maluku. Meskipun pasukan KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger) dan pasukan Australia berusaha menghalangi, tapi kekuatan Jepang tidak dapat dibendung. Daerah Tarakan di Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh Jepang bersamaan dengan Balikpapan (12 Januari 1942). Jepang kemudian menyerang Sumatera setelah berhasil memasuki Pontianak. Bersamaan dengan itu Jepang melakukan serangan ke Jawa (Februari 1942).
Pada tanggal 1 Maret 1942, kemenangan tentara Jepang dalam Perang Pasifik menunjukkan kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang sangat luas, yaitu dari Burma sampai Pulau Wake di Samudra Pasifik. Setelah daerah-daerah di luar Jawa dikuasai, Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Untuk menghadapi gerak invasi tentara Jepang, blok sekutu yang terdiri atas Belanda, Amerika Serikat, Australia, dan Inggris membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang disebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang. 
Letnan Jenderal Ter Poorten diangkat sebagai Panglima ABDACOM. Namun kekuatan ABDACOM tidak mampu menyelamatkan Hindia Belanda dari kekalahan. Sementara itu, Gubernur Jenderal Carda (Tjarda) pada Februari 1942 telah mengungsi ke Bandung. Dalam pertempuran di Laut Jawa, Angkatan Laut Jepang berhasil menghancurkan pasukan gabungan Belanda-Inggris yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Sisa-sisa pasukan dan kapal Belanda yang berhasil lolos terus melarikan diri menuju Australia. Sementara itu, Jenderal Imamura dan pasukannya mendarat di Jawa pada tanggal 1 Maret 1942. 
Pendaratan itu dilaksanakan di tiga tempat, yakni di Banten dipimpin oleh Jenderal Imamura sendiri. Kemudian pendaratan di Eretan Wetan-Indramayu dipimpin oleh Kolonel Tonishori, dan pendaratan di sekitar Bojonegoro dikoordinasi oleh Mayjen Tsuchihashi. Tempat-tempat tersebut memang tidak diduga oleh Belanda jika ternyata digunakan pendaratan tentara Jepang. Sementara itu Jepang tidak menyerang Jakarta, karena pada saat itu Jakarta disiapkan oleh Belanda sebagai kota terbuka.
Untuk menghadapi pasukan Jepang, sebenarnya Sekutu sudah mempersiapkan diri, yaitu antara lain berupa tentara gabungan ABDACOM, ditambah satu kompi Kadet dari Akademi Militer Kerajaan dan Korps Pendidikan Perwira Cadangan di Jawa Barat. Di Jawa Tengah, telah disiapkan empat batalyon infanteri, sedangkan di Jawa Timur terdiri tiga batalion pasukan bantuan Indonesia dan satu batalyon marinir, serta ditambah dengan satuan-satuan dari Inggris dan Amerika. Meskipun demikian, tentara Jepang mendarat di Jawa dengan jumlah yang sangat besar, berhasil merebut tiap daerah hampir tanpa perlawanan.
Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa. Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang. Tentara Jepang terus bergerak ke selatan dan menguasai kota Buitenzorg (Bogor). Dengan mudah kota-kota di Jawa yang lain juga jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang diwakili Jenderal Imamura. 
Penandatanganan ini dilaksanakan di Kalijati, Subang. Penyerahan Belanda kepada Jepang kemudian dikenal dengan Kapitulasi Kalijati. Dengan demikian, berakhirlah penjajahan Belanda di Indonesia. Kemudian Indonesia berada di bawah pendudukan tentara Jepang. Gubernur Jenderal Tjarda ditawan. Namun, Belanda segera mendirikan pemerintahan pelarian (exile government) di Australia di bawah pimpinan H.J. Van Mook.
Pendudukan Jepang atas Indonesia memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Indonesia dijadikan sumber bahan mentah dan bahan bakar bagi kepentingan industri Jepang
  2. Indonesia dijadikan sebagai pasar hasil industri Jepang karena jumlah penduduk Jepang sangat banyak.
  3. Indonesia dijadikan sumber untuk mendapatkan tenaga buruh dengan upah yang murah.

Awalnya kedatangan Jepang di Indonesia disambut dengan senang oleh rakyat Indonesia. Jepang dielukan sebagai saudara tua yang dipandang dapat membebaskan dari kekuasaan Belanda. Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang melakukan propaganda-propaganda. Setiap kali radio Tokyo memperdengarkan lagu Indonesia Raya disamping lagu Kimigayo. Bendera Merah Putih juga boleh dikibarkan berdampingan dengan bendera Jepang, Hinomaru. Tentara Jepang juga mempropagandakan bahwa kedatangannya di Indonesia untuk membebaskan rakyat dari penjajahan Belanda.

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Organisasi yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan

Sumber: https://www.edukasinesia.com/

Gerakan Tiga A
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang membentuk sebuah perkumpulan yang dinamakan Gerakan Tiga A (3A). Perkumpulan ini dibentuk pada tanggal 29 Maret 1942. Sesuai dengan namanya, perkumpulan ini memiliki tiga semboyan, yaitu Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Sebagai pimpinan Gerakan Tiga A, bagian propaganda Jepang (Sendenbu) telah menunjuk bekas tokoh Parindra Jawa Barat yakni Mr. Syamsuddin sebagai ketua dengan dibantu beberapa tokoh lain seperti K. Sutan Pamuncak dan Moh. Saleh.
Jepang berusaha agar perkumpulan ini menjadi wadah propaganda yang efektif. Oleh karena itu, di berbagai daerah dibentuk komite-komite. Sejak bulan Mei 1942, perhimpunan itu mulai diperkenalkan kepada masyarakat melalui media massa. Di dalam Gerakan Tiga A juga dibentuk subseksi Islam yang disebut “Persiapan Persatuan Umat Islam”. Subseksi Islam dipimpin oleh Abikusno Cokrosuyoso.
Ternyata sekalipun dengan berbagai upaya, Gerakan Tiga A ini kurang mendapat simpati dari rakyat. Gerakan Tiga A hanya berumur beberapa bulan saja. Jepang menilai perhimpunan itu tidak efektif. Bulan Desember 1942 Gerakan Tiga A dinyatakan gagal.

Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
“Gerakan Tiga A” dinilai gagal oleh Jepang. Kemudian Jepang membentuk organisasi massa yang dapat bekerja untuk menggerakkan rakyat. Bulan Desember 1942 dibentuk panitia persiapan untuk membentuk sebuah organisasi massa. Kemudian Sukarno, Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara dipercaya untuk membentuk gerakan baru. Gerakan itu bernama Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dibentuk tanggal 1 April 1943. 
Mereka kemudian disebut sebagai empat serangkai. Sebagai ketua panitia adalah Sukarno. Tujuan Putera adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan oleh Belanda. Menurut Jepang, Putera bertugas untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia guna membantu Jepang dalam perang. Di samping tugas di bidang propaganda, Putera juga bertugas memperbaiki bidang sosial ekonomi.
Menurut struktur organisasinya, Putera memiliki pimpinan pusat dan pimpinan daerah. Pimpinan pusat dikenal sebagai Empat Serangkai. Kemudian pimpinan daerah dibagi, sesuai dengan tingkat daerah, yakni tingkat syu, ken, dan gun. Putera juga mempunyai beberapa penasihat yang berasal dari orang-orang Jepang. Mereka adalah S. Miyoshi, G. Taniguchi, Ichiro Yamasaki, dan Akiyama.
Pada awal berdirinya Putera, cepat mendapatkan sambutan dari organisasi massa yang ada. Putera pun berkembang dan bertambah kuat. Sekalipun di tingkat daerah tidak berkembang baik, namun Putera telah berhasil mempersiapkan rakyat secara mental bagi kemerdekaan Indonesia. Melalui rapat-rapat dan media massa, pengaruh Putera semakin meluas. Perkembangan Putera akhirnya menimbulkan kekhawatiran di pihak Jepang. Oleh karena itu, Putera telah dimanfaatkan oleh pemimpin-pemimpin nasionalis untuk mempersiapkan ke arah kemerdekaan, tidak digunakan sebagai usaha menggerakkan massa untuk membantu Jepang. 
Ternyata sikap dan tindakan para pemimpin nasionalis ini tercium juga oleh penguasa Jepang, maka pada tahun 1944 Putera dinyatakan bubar oleh Jepang. Melalui badan propaganda Jepang ini Bahasa Indonesia mulai tersebar di kalangan masyarakat Indonesia sekaligus pula membuat nasionalisme Indonesia semakin kuat.

Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) dan Majelis Syura Muslimin (Masyumi)
Berbeda dengan pemerintah Hindia Belanda yang cenderung anti terhadap umat Islam, Jepang lebih ingin bersahabat dengan umat Islam di Indonesia. Jepang sangat memerlukan kekuatan umat Islam untuk membantu melawan Sekutu. Oleh karena itu, sebuah organisasi Islam MIAI yang cukup berpengaruh pada masa pemerintah kolonial Belanda, mulai dihidupkan kembali oleh pemerintah pendudukan Jepang. Pada tanggal 4 September 1942 MIAI diizinkan aktif kembali. Dengan demikian, MIAI diharapkan segera dapat digerakkan sehingga umat Islam di Indonesia dapat dimobilisasi untuk keperluan perang.
Adapun tugas dan tujuan MIAI waktu itu adalah sebagai berikut. 

  1. Menempatkan umat Islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat Indonesia. 
  2. Mengharmoniskan Islam dengan tuntutan perkembangan zaman.
  3. Ikut membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.

Pada tahun 1943, MIAI dibubarkan. Karena perkembangannya tidak sesuai dengan harapan Jepang. Sebagai penggantinya, Jepang membentuk Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia). Harapan dari pembentukan majelis ini adalah agar Jepang dapat mengumpulkan dana dan dapat menggerakkan umat Islam untuk menopang kegiatan perang Asia Timur Raya. Ketua Masyumi ini adalah Hasyim Asy’ari dan wakil ketuanya dijabat oleh Mas Mansur dan Wahid Hasyim. Orang yang diangkat menjadi penasihat dalam organisasi ini adalah Ki Bagus Hadikusumo dan Abdul Wahab.

Jawa Hokokai
Tahun 1944, situasi Perang Asia Timur Raya mulai berbalik, tentara Sekutu dapat mengalahkan tentara Jepang di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Oleh karena itu, Panglima Tentara ke-16, Jenderal Kumakici Harada membentuk organisasi baru yang diberi nama Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Adapun program-program kegiatan Jawa Hokokai sebagai berikut: 

  1. melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas demi pemerintah Jepang 
  2. memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya berdasarkan semangat persaudaraan, dan 
  3. memperkokoh pembelaan tanah air

Jawa Hokokai adalah organisasi pusat yang anggota-anggotanya terdiri atas bermacam-macam hokokai (himpunan kebaktian) sesuai dengan bidang profesinya antara lain sebagai berikut:

  1. Kyoiku Hokokai (kebaktian para pendidik guru-guru) 
  2. Isi Hokokai (wadah kebaktian para dokter).
  3. Fujinkai (organisasi wanita), 
  4. Keimin Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan).

Susunan dan kepemimpinan organisasi Jawa Hokokai berbeda dengan Putera. Jawa Hokokai benar-benar organisasi resmi pemerintah. Oleh karena itu, pimpinan pusat Jawa Hokokai sampai pimpinan daerahnya langsung dipegang oleh orang Jepang. Pimpinan pusat dipegang oleh Gunseikan, sedangkan penasihatnya adalah Ir. Soekarno dan Hasyim Asy’ari. Di tingkat daerah (syu/shu) dipimpin oleh Syucokan/Shucokan dan seterusnya sampai daerah ku (desa) oleh Kuco (kepala desa/lurah), bahkan sampai gumi di bawah pimpinan Gumico.

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Kebijakan di Bidang Ekonomi, Bidang Ketenagakerjaan dan Bidang Sosial

Sumber: https://www.donisetyawan.com/    

Masih ingatkah Sobat Pintar dengan slogan Jepang sebagai Saudara Tua? Ternyata slogan Jepang sebagai Saudara Tua tersebut diartikan sebagai saudara tua yang harus selalu dihormati dan memimpin bangsa Indonesia. Dalam kenyataannya, kemakmuran bersama yang dijanjikan jepang adalah hanya untuk kepentingan Jepang. Sumber-sumber ekonomi dieksploitasi dan dibawa ke Jepang, sedangkan tenaga kerja rakyat Indonesia dipaksa bekerja keras hanya untuk kepentingan Jepang. Berikut beberapa hal yang dilakukan pemerintah Jepang ketika berkuasa di Indonesia.

  1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 tertanggal 8 Maret 1942, pemerintah Jepang menetapkan mata uang Hindia-Belanda sebagai satu-satunya mata uang yang berlaku untuk kepentingan jual beli dan alat pembayaran.
  2. Jepang mengeksploitasi kekayaan bangsa Indonesia. Jepang mengambil bahan mentah dari Indonesia untuk kepentingan industri modernnya.
  3. Jepang memanfaatkan rakyat Indonesia sebagai tenaga kerja yang sangat murah (romusha).
  4. Jepang menjadikan Indonesia sebagai pasar bagi hasil industrinya.
  5. Rakyat Indonesia dibebani melakukan tanam paksa guna memenuhi kebutuhan militer Jepang.

Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang berat. Perkebunan teh, kopi, karet, dan tebu di monopoli penjualannya oleh Jepang. Komoditas teh, kopi, dan tembakau dibatasi karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Jepang juga memaksa menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan.
Jepang hanya mengizinkan dua jenis tanaman yaitu karet dan kina, karena pohon tersebut berhubungan langsung dengan kepentingan perang. Adapun tanaman tembakau, teh, dan kopi harus dihentikan penanamannya karena tanaman tersebut hanya berhubungan dengan kesenangan. Padahal, di pasaran dunia tanaman teh, kopi, dan tembakau sangat laku.
Di bidang ketenagakerjaan, pemerintah Jepang banyak mengerahkan tenaga kerja secara paksa. Untuk mengerahkan tenaga kerja tersebut, di desa-desa dibentuk panitia pengerahan tenaga kerja yang disebut Romukyokai. Tugas Romukyokai adalah menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jatah yang ditentukan. Agar rakyat Indonesia tidak merasa takut, Jepang menyebut para pekerja paksa dengan sebutan prajurit, ekonomi atau pahlawan pekerja. Untuk melancarkan pelaksanaan program kerja paksa, pemerintahan Jepang pada tahun 1944 memperkenalkan sistem Tonarigumi (rukun tetangga) pada penduduk. Pengerahan tenaga kerja paksa yang dilakukan Jepang disebut Romusha.
Sedangkan salah satu kebijakan di bidang sosial adalah pembagian kelas masyarakat seperti pada zaman Belanda. Masyarakat Indonesia pada zaman Jepang hanya dibedakan menjadi "saudara tua" (Jepang) dan "saudara muda" (Indonesia), sedangkan penduduk Timur asing, terutama china adalah golongan yang dicurigai karena di negeri leluhurnya bangsa china telah mempersulit bangsa Jepang dalam mewujudkan cita-cita.

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang

Sumber: https://panduansoal.blogspot.com/    

Jepang membentuk beberapa organisasi untuk mendukung Perang Asia Timur Raya. Namun, organisasi-organisasi tersebut oleh para pemimpin Indonesia dijadikan alat untuk mempersiapkan kemerdekaan. Organisasi-organisasi tersebut adalah sebagai berikut:
Putera
Putera terdiri dari kalangan nasionalis yang oleh Jepang dibentuk untuk mempropagandakan politik hakko ichiu kepada rakyat Indonesia. Para kalangan nasionalis tersebut diberi kesempatan berbicara di hadapan umum. Dengan diberi kesempatan tersebut, maka mereka mempunyai peluang mengumpulkan massa yang lebih besar. Dalam rapat-rapat raksasa dan siaran radio, pembicaraan mereka terarah pada upaya penyiapan rakyat menyambut kemerdekaan dan melakukan koordinasi nasional rakyat Indonesia.
Barisan Pelopor
Panglima Bala Tentara Jepang di Jawa mengumumkan pembentukan Jawa Hokokai sebagai pengganti Putera. Salah satu bagian dari Jawa Hokokai adalah gerakan pemuda yang dikenal sebagai Barisan Pelopor yang dipimpin oleh Ir. Soekarno yang dibantu oleh beberapa tokoh nasionalis lainnya.

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Dampak Pendudukan Jepang di Indonesia

Sumber: https://tirto.id/

Adanya penjajahan pasti menimbulkan penderitaan bagi bangsa yang dijajah. Begitu juga dengan Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan pada masa Pendudukan Jepang. Berikut dampak positif dan negatif pendudukan Jepang bagi rakyat Indonesia.
Dampak Negatif
Dalam rangka memenangkan Perang Asia Timur Raya, Jepang menghalalkan segala cara. Jepang mengeruk kekayaan alam di daerah yang didudukinya (begitu pula di Indonesia). Pada waktu Jepang masuk ke Indonesia, daerah-daerah penghasil minyak dijadikan sasaran pertama untuk dikuasai. Daerah tersebut seperti Tarakan, Balikpapan, dan Palembang. Tujuan utama Jepang menguasai daerah tersebut agar Jepang mempunyai persediaan bahan bakar untuk melanjutkan ofensifnya ke daerah lain. Akibatnya, alokasi minyak untuk penduduk pribumi menjadi semakin terbatas.
Selain itu, Jepang juga memaksa para petani untuk menyerahkan hasil panennya (padi), sedangkan para petani hanya memperoleh sedikit dari hasil kerja kerasnya. Keadaan tersebut menimbulkan kelaparan di daerah pedesaan. Untuk rakyat yang tidak memiliki bansos terpaksa memakan gaplek atau nasi jagung. Adanya kekurangan pangan tersebut lama-kelamaan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dan angka kematian meningkat di berbagai daerah. Adanya Romusha telah mengubah struktur sosial di pedesaan. Para pemuda yang takut direkrut menghilang dari desa dan pergi ke kota. Hal tersebut menyebabkan tenaga yang tersisa di daerah pedesaan hanya kaum perempuan, orang tua, anak-anak, dan orang sakit sehingga menimbulkan terbengkalainya lahan pertanian di desa.
Adanya perampasan kekayaan pribadi (uang, perhiasan, dan kendaraan) dengan dalih untuk membiayai perang telah menimbulkan meningkatnya kemiskinan dengan perampasan tersebut menyebabkan diantara penduduk yang menggunakan pakaian dari goni karena tidak mampu membeli pakaian.
Dampak Positif
Dampak positif pendudukan Jepang di Indonesia terlihat dengan munculnya kelompok-kelompok pemuda yang memiliki pengetahuan kemiliteran. Jepang banyak mendirikan organisasi semimiliter dan militer untuk memenangkan Perang Asia Timur Raya. Para pemuda yang bergabung dalam organisasi tersebut kelak setelah Indonesia merdeka menjadi pelopor pembentukan organisasi kemiliteran. Adanya pengetahuan kemiliteran tersebut sangat berguna dalam menghadapi Sekutu dan Belanda.
Dalam bidang penggunaan bahasa, pemerintah pendudukan Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dalam kegiatan resmi pemerintahan. Dengan pelarangan tersebut memberi kesempatan bagi bahasa Indonesia untuk berkembang. Bahasa Indonesia dapat dipakai sebagai bahasa resmi pemerintah dan kegiatan belajar disekolah, bahkan pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 20 Oktober 1943 membentuk Komisi Bahasa Indonesia.

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

redesain-navbar Portlet