APSiswaNavbarV2

redesain-navbar Portlet

BelajarPintarV3

Peta Belajar Bersama

Sobat, ini nih ada Peta Belajar Bersama IPS di bab empat.


Yuk mulai belajar bersama!

Mengenal Masa Praaksara di Indonesia


Sumber: tribunnews.com

Praaksara terdiri dari dua kata yaitu Pra yang berarti sebelum dan Aksara yang berarti tulisan. Masa pra aksara adalah masa manusia belum mengenal tulisan. Pada masa pra aksara tidak ada peninggalan manusia yang berupa informasi tertulis, yang dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa pada masa tersebut. Masa pra aksara berlangsung sejak ada kehidupan manusia sampai manusia mengenal tulisan. 

Periodisasi Masa Praaksara
Periodisasi berarti pembabakan waktu. Dalam sejarah, periodisasi sangat penting untuk membedakan setiap periode atau masa. Praaksara merupakan masa awal dalam kehidupan manusia. Masa praaksara berlangsung cukup panjang dan terdapat corak kehidupan manusia yang senantiasa berkembang. Oleh karena itu, kehidupan manusia pada masa praaksara juga dibedakan dalam beberapa kurun waktu. Berikut ini merupakan periodisasi masa praaksara:

a. Periodisasi Berdasarkan Geologi
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Adapun periodisasi masa praaksara berdasarkan geologi dilakukan melihat umur lapisan bumi.

1. Zaman Arkeozoikum atau Azoikum (4,5-2,5 miliar tahun lalu)
Arkeozoikum atau azoikum berarti masa kehidupan purba. Masa arkeozoikum merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan pada masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua. Pada masa ini merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Kehidupan primitif di dalam samudra berupa mikroorganisme (bakteri dan ganggang) juga mulai terbentuk. 

2. Zaman Paleozoikum (2,5 miliar-245 juta tahun lalu)
Paleozoikum artinya masa kehidupan awal. Zaman paleozoikum berlangsung ketika di bumi terdapat kehidupan makhluk yang pertama atau tertua. Zaman ini ditandai dengan perkembangan atmosfer dan hidrosfer, serta kehidupan mikroorganisme dibagi menjadi cambrium (mulai ada kehidupan primitif), silur (mulai ada kehidupan hewan bertulang belakang tua), devon (mulai ada kehidupan binatang jenis amfibi tertua), carbon (mulai ada binatang merayap), dan perm (mulai ada hewan darat).


3. Zaman Mesozoikum (245-65 juta tahun lalu)
Mesozoikum atau zaman sekunder sering disebut zaman kehidupan pertengahan. Zaman mesozoikum ditandai dengan aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Kehidupan di bumi pada zaman mesozoikum semakin berkembang ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptil besar seperti dinosaurus dan atlantosaurus, ikan-ikan besar, dan beberapa binatang mamalia. Periode ini dibagi menjadi trias (terdapat kehidupan ikan, amfibi, dan reptil), jura (terdapat reptil dan sebangsa katak), dan calcium (terdapat burung-burung pertama dan tumbuhan berbunga).

4. Zaman Nesozoikum dan Kenozoikum (65-1,8 juta tahun lalu)
Zaman nesozoikum disebut juga zaman kenozoikum yang berarti zaman kehidupan baru. Pada zaman ini keadaan bumi telah membaik, perubahan cuaca tidak begitu besar, dan kehidupan berkembang pesat. Pada zaman ini binatang-binatang raksasa mulai punah. Sementara itu, muncul jenis kehidupan baru yang mirip dengan makhluk hidup saat ini.

b. Periodisasi Berdasarkan Arkeologi
Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda peninggalan masa lampau untuk merekonstruksi kehidupan manusia pada masa lampau. Bukti yang dapat digunakan dalam kajian arkeologi meliputi artefak, ekofak, dan bekas permukiman. Periodisasi masa praaksara secara arkeologis didasarkan pada alat atau benda yang dihasilkan dan digunakan pada masa praaksara. 

1. Zaman Batu
Zaman batu merupakan zaman dimana pada masa tersebut manusia menciptakan alat-alat untuk membantu kehidupannya dari batu. Kemampuan manusia dalam menghasilkan alat dari batu berkembang mulai dari alat-alat yang masih kasar menjadi alat-alat yang sudah halus. Benda tersebut merupakan peninggalan manusia pada masa praaksara yang biasa digunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan


Sumber: sejarah.id

 

2. Zaman Logam
Zaman logam disebut dengan masa perundagian. Periode Zaman Logam ini, manusia sudah menggunakan logam sebagai bahan pembuat alat kehidupan dan sudah tinggal menetap. Pada zaman ini manusia telah mengenal teknik melebur dan mencetak logam. Mata pencahariannya adalah bercocok tanam dan memelihara binatang ternak. 

Sumber: haristepanus.wordpress.com

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Proses Masuknya Hindu Buddha ke Indonesia

​​​
​​​
Sumber:kompas.com

Proses Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia

Proses masuknya Hindu-Budha ke Indonesia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas perdagangan. Selat Malaka yang letaknya dekat dengan Indonesia merupakan jalur perdagangan laut Internasional sehingga menjadikan banyaknya para pedagang-pedagang Cina dan India singgah di wilayah Indonesia. Tak jarang para pedagang-pedagang tersebut juga menikahi penduduk Indonesia. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, mereka juga menyebarkan agama Hindu-Buddha yang telah dianutnya kepada penduduk Indonesia. Berikut ini merupakan beberapa teori tentang masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia:

1. Teori Waisya
Menurut teori Waisya pengaruh Hindu-Buddha di Indonesia dibawa oleh golongan pedagang (waisya) India dan disebarkan melalui jalan damai. Teori Waisya dikemukakan oleh N.J. Krom. Menurut N.J. Krom, sebagian pedagang menetap di Indonesia kemudian menikah dengan penduduk asli Indonesia. Melalui pernikahan, pengaruh kebudayaan India menyebar dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.

2. Teori Ksatria
Menurut teori Ksatria, agama dan kebudayaan Hindu-Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh para golongan ksatria India. Menurut C.C. Berg, ksatria India itu terlibat konflik perebutan kekuasaan di Indonesia. Jika perebutan kekuasaan tersebut mencapai kemenangan, maka hadiahnya adalah para ksatria tersebut dinikahkan dengan salah satu putri kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari pernikahan tersebut maka para ksatria dengan mudah menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha kepada keluarga yang dinikahinya. 

Sedangkan menurut Mookerji dan F.D.K. Bosch, para ksatria membangun koloni-koloni yang kemudian berkembang menjadi sebuah kerajaan. Pada perkembangannya, kerajaan tersebut menjadi pusat penyebaran budaya Hindu-Buddha.

Sementara Menurut J.L. Moens, para ksatria yang kalah perang di India Selatan melarikan diri ke Indonesia kemudian mereka mendirikan kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha dan menyebarkan agama Hindu-Buddha di Indonesia.

3. Teori Brahmana
Menurut teori Brahmana yang dikemukakan oleh J.C. van Leur, agama Hindu disebarkan ke Indonesia oleh kaum brahmana. Para brahmana datang ke Indonesia atas undangan kepala suku yang tertarik dengan agama Hindu. Setelah tiba di Indonesia para brahmana itu mengajarkan agama Hindu kepada para penguasa agar dipandangan terhormat dan menyebarkannya kepada masyarakat. Teori ini didukung adanya peninggalan prasasti di Indonesia yang menggunakan bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang hanya dikuasai oleh kaum brahmana.

4. Teori Sudra
Menurut teori Sudra yang dikemukakan oleh Von van Faber, saat terjadinya peperangan di India golongan sudra menjadi orang buangan. Kemudian mereka meninggalkan India dengan mengikuti kaum waisya ke Indonesia. Dengan jumlah pengikut yang besar, diperkirakan golongan sudra berperan dalam penyebaran agama Hindu di Indonesia.

5. Teori Arus Balik
Menurut teori Arus Balik yang dikemukakan oleh F.D.K. Bosch, menyatakan bahwa proses masuknya Hindu Buddha ke Indonesia disebabkan karena banyak pemuda dari Indonesia yang belajar agama Hindu dan Buddha ke India. Kelompok pemuda kemudian belajar dan dididik oleh orang India di tempat belajar yang disebut sanggha. Setelah memperoleh ilmu, kemudian mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkan agama Hindu-Buddha kepada masyarakat Indonesia.
 

 

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Proses Masuknya Islam ke Indonesia



Sumber: hot.liputan6.com

 

Proses Masuknya Islam ke Indonesia

Hingga saat ini, proses masuknya Islam ke Indonesia masih menjadi perdebatan. Ada beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai proses masuknya Islam ke Indonesia beserta asal usul tempatnya. Berikut ini merupakan beberapa pendapat para ahli tentang proses masuknya Islam ke Indonesia:

1. Teori Mekah
Pencetus teori ini adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka). Menurut teori ini bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7M dan berasal dari Arab atau Mesir. Bukti ini didukung karena terdapat perkampungan Islam (Arab) di barat Sumatera pada tahun 674. Selain itu, Kerajaan Samudera Pasai menganut mazhab Syafi’i yang dianut banyak penduduk Mesir dan Mekah. Raja-raja Samudera Pasai juga menggunakan gelar al-malik seperti yang terdapat di Mesir. Tokoh lain yang berpendapat bahwa Islam berasal dari Arab adalah Anthony H. Johns. Menurutnya, proses islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke Indonesia

2. Teori Gujarat
Teori Gujarat dikemukakan oleh Snouck Hurgronje. Menurut teori ini bahwa penyebar Islam di wilayah Indonesia berasal dari Gujarat (India). Para pedagang Gujarat menyebarkan agama Islam di Indonesia sekitar abad ke-13 M. Tokoh lain yang berpendapat bahwa Islam berasal dari Gujarat adalah Mouquette yang merupakan seorang ilmuwan Belanda. Ia menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13-14M. Bukti tersebut dikuatkan dengan adanya berita perjalanan Marco Polo dan batu nisan Sultan Samudera Pasai, Malik as-Saleh yang berangka tahun 1297 yang bercorak Gujarat.

3. Teori Persia
Teori Persia dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat. Menurutnya, Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia atau Parsi (saat ini menjadi negara Iran). Agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang Persia pada abad ke-13 M. Pendapat ini didasarkan pada kesamaan tradisi budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia. Tradisi tersebut yaitu peringatan 10 Muharam atau hari Asyura di Iran yang berkembang dalam bentuk upacara Tabuik di Sumatera Barat, Tabot di Bengkulu, dan pembuatan bubur suro di Jawa.

4. Teori Cina
Teori Cina menyatakan bahwa agama Islam di Indonesia disebarkan oleh para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam berkembang di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha orang Cina telah berbaur dengan penduduk Indonesia, terutama melalui kontak dagang. Bahkan ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M saat Islam sedang berkembang. 
 

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

Materi lebih lengkap ada di Apps Aku Pintar

Download GRATIS
Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!

QR Code

redesain-navbar Portlet