Panjang Banget! Ini Tahapan menjadi Dokter Spesialis
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Photo by Patty Brito on Unsplash
Spesialisasi kedokteran itu ada bermacam-macam, Sobat Pintar. Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Airlangga (Unair), misalnya, terdiri dari 25 program studi spesialis. Bisa sampai bingung ga tuh memilihnya.
Namun jangankan memilih program spesialisasi kedokteran, memilih jurusan kuliah sekarang saja sudah cukup memusingkan. Lantas kenapa pula kamu perlu tau soal macam-macam dokter spesialis segala? Salah satu sebabnya, Sobat Pintar, jumlah dokter umum di Indonesia pada 2021 saja mecapai angka 200.000an. Sementara jumlah dokter spesialisnya, pada saat yang sama, masih di angka 45.000an. Angka-angka tersebut tentu masih akan terus berubah, tetapi kamu sudah punya gambaran perbedaan antara jumlah dokter umum dan dokter spesialis, kan?
Lagipula, sudah tahukah kamu macam-macam dokter spesialis itu apa saja? Terus, buat kalian yang mau kuliah Kedokteran dan punya mimpi melanjutkan pendidikan sampai PPDS, apa saja tahapan untuk menjadi dokter spesialis yang bakal kalian jalani nanti?
Â
Photo by Yaroslav Shuraev on Pexels
Bagaimana cara menjadi dokter spesialis? Pertama-tama, kamu harus kuliah Kedokteran terlebih dahulu, Sobat Pintar. Program Sarjana untuk calon dokter ini disebut Pendidikan Dokter atau Kedokteran. Sama seperti Program Sarjana pada umumnya, perkuliahan untuk para calon dokter ini juga dirancang untuk diselesaikan dalam waktu delapan semester. Setelah lulus kuliah, gelar alumninya adalah Sarjana Kedokteran (S.Ked).
Photo by SHVETS production on Pexels
Untuk memperoleh gelar dokter (dr.), kamu harus melanjutkan pendidikan ke Program Pendidikan Profesi Dokter selama sekitar dua tahun. Program profesi ini lebih dikenal dengan sebutan koas (co-ass, singkatan dari co-assistant), dan harus diikuti karena merupakan syarat menjadi dokter umum.
Photo by Tima Miroshnichenko on Pexels
Setelah menyandang gelar dr. di depan namamu, kamu masih harus mengikuti program internship selama satu tahun. Salah satu syarat menjadi dokter praktik adalah kamu harus menyelesaikan internship ini hingga memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia.
Photo by Zakir Rushanly on Pexels
STR memuat nomor paten dan berlaku seumur hidup. Berbekal STR, kamu bisa mengurus Surat Izin Praktik (SIP) sesuai dengan jumlah lokasi tempatmu bekerja sebagai dokter umum. Tak ada ketentuan yang mengikat berapa lama menjadi dokter umum sebelum melanjutkan pendidikan. Namun dari tahap ini kamu punya pilihan, melanjutkan kuliah ke Program Magister atau Program Pendidikan Dokter Spesialis. Asal kamu tau, Sobat, gelar S2 Kedokteran dan gelar dokter spesialis itu berbeda.
Photo by Trnava University on Unsplash
Program Magister Kedokteran sama seperti Program Magister pada jurusan-jurusan lain. Bagaimana dengan kuliahnya? S2 Kedokteran berapa tahun? Sama juga seperti Program S2 jurusan-jurusan lain, S2 Kedokteran dirancang untuk dapat diselesaikan dalam empat semester.
Beberapa pilihan jurusan S2 Kedokteran antara lain Ilmu Kedokteran Dasar, Ilmu Kedokteran Klinik, Ilmu Kedokteran Tropis, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Pendidikan Kedokteran, Ilmu Kesehatan Reproduksi, Ilmu Kesehatan Olah Raga, dan lain-lain. Setelah lulus, gelar S2 Kedokteran yang diperoleh adalah Magister Pendidikan Kedokteran (M.Pd.Ked).
Photo by Karolina Grabowska on Pexels
Nah, akhirnya kita tiba pada pembahasan mengenai Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Inilah program pendidikan yang harus kamu ambil bila ingin mendapatkan gelar dokter spesialis.
Tunggu dulu, apakah dokter spesialis itu S2? Program S2 atau Magister tidak sama dengan Program Spesialis, Sobat Pintar. Program S2 atau Magister yang telah disebutkan di atas merupakan program pendidikan akademik, sedangkan PPDS merupakan program pendidikan untuk menyiapkan dokter umum menjadi dokter spesialis di bidang tertentu. Meskipun berbeda, tidak ada larangan untuk mengikuti Program Magister dan Program Spesialis pada waktu bersamaan.
Terus, bagaimana cara menjadi dokter spesialis? Pertama-tama, kamu harus mendaftar ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan mengikuti PPDS yang dipilih. PPDS biasanya berlangsung selama 4-6 tahun, tergantung pada jenis spesialisasi yang dipilih. Beberapa Program Spesialis antara lain Andrologi, Bedah Toraks Kardiovaskular, Ilmu Bedah, Ilmu Bedah Anak, Ilmu Bedah Saraf, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu Penyakit Dalam, Mikrobiologi Klinik, Neurologi, Patologi Anatomik, Patologi Klinik, Psikiatri, Radiologi, Urologi, dan lain-lain.
Mengenai masa pendidikannya, berapa lama menjadi dokter spesialis? PPDS biasanya berlangsung selama empat sampai enam tahun, tergantung pada jenis spesialisasi yang dipilih. Setelah menyelesaikan PPDS, dokter spesialis harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh IDI untuk memperoleh sertifikat spesialis dan diakui sebagai dokter spesialis oleh pemerintah.
Resmi berstatus sebagai dokter spesialis, berarti ada tambahan gelar dokter spesialis setelah dr. dan S.Ked. Terus bagaimana penulisan gelar dokter spesialis? Berikut beberapa contoh penulisan gelar dokter spesialis.
Prodi
Gelar
Akupunktur Medik
Sp. Ak.
Andrologi
Sp. And.
Bedah
Sp. B
Bedah Saraf
Sp. BS
Farmakologi Klinik
Sp. FK
Gizi Klinik
Sp. GK
Kedokteran Okupasi
Sp. Ok.
Kedokteran Olahraga
Sp. KO
Kedokteran Penerbangan
Sp. KP
Ilmu Kesehatan Anak
Sp. A
Mikrobiologi Klinik
Sp. MK
Neurologi
Sp. N
Onkologi Radiasi
Sp. Onk. Rad
Ilmu Kesehatan Mata
Sp. M
Parasitologi Klinik
Sp. Par. K
Patologi Anatomik
Sp. PA
Patologi Klinik
Sp. PK
Penyakit Dalam
Sp. PD
Kedokteran Jiwa
Sp. KJ
Radiologi Klinik
Sp. Rad.
Urologi
Sp. U
Kedokteran Kelautan
Sp. KL
Panjang banget tahapan menjadi dokter spesialis ya, Sobat Pintar. Setelah bersusah payah begitu, emangnya berapa gaji seorang dokter spesialis? Secara umum, gaji dokter spesialis di Indonesia berkisar antara Rp15 juta hingga Rp30 juta per bulan. Ada berbagai faktor yang menentukan besaran gaji dokter spesialis, seperti jenis spesialisasi yang dimiliki, lama pengalaman kerja, tempat kerja, dan lain-lain. Misalnya, dokter spesialis bedah di rumah sakit swasta cenderung memiliki gaji yang lebih tinggi dibandingkan dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit pemerintah, dan seterusnya.
Photo by MART PRODUCTION on Pexels
Ingin melanjutkan ke tahap menjadi dokter spesialis yang lebih spesialis lagi, Sobat Pintar? Ada Program Subspesialis, nih. Program Subspesialis adalah program pendidikan tambahan agar dokter spesialis memiliki kemampuan yang lebih terfokus dalam bidang tertentu dari spesialisasinya. Program subspesialis biasanya berlangsung selama dua hingga tiga tahun, tergantung pada bidang subspesialisasi yang dipilih. Setelah menyelesaikan program subspesialis, dokter spesialis harus lulus ujian dari IDI lagi.
Contoh bidang subspesialisasi antara lain anestesiologi subspesialis anak, bedah subspesialis bedah ortopedi, bedah subspesialis bedah plastik, bedah subspesialis bedah saraf, bedah subspesialis bedah toraks, bedah subspesialis bedah vaskular, dan lain-lain. Mau tau gelar dokter spesialis yang telah lulus Program Subspesialis? Ini dia, sebagian gelar dokter subspesialis yang ada saat ini.
Subspesialis
Akupunktur Medik Geriatri (K)
Sp. Ak., Subsp. Ak-G (K)
Anestesi Regional
Sp. An-TI, Subsp. AR (K)
Bedah Digestive
Sp.B, Subsp. BD (K)
Kraniomaksilofasial
Sp. BPRE, Subsp. KF (K)
Bedah Jantung Dewasa
Sp. BTKV, Subsp. JD (K)
Dermato Alergo-Imunologi
Sp. DVE, Subsp. DAI
Konsultan Patologi Forensik
Sp. FM, Subsp. PF (K)
Kesehatan Anak Alergi Imunologi
Sp. A, Subsp. Al
THT Komunitas
Sp. THTBKL, Subsp. Kom. (K)
Mikrobiologi Klinik Bakteriologi
Sp. MK, Subsp. Bakt. (K)
Neurodegeneratif
Sp. N, Subsp. NGD (K)
Kedokteran Fetomaternal
Sp. OG, Subsp. KFM
Parasitologi Klinik Mikosis
Sp. Par. K, Subsp. Miko. (K)
Patalogi Anatomik Muskuloskeletal
Sp. PA, Subsp. MS (K)
Hematologi Klinik Imunologi Klinik
Sp. PK, Subsp. HK (K)
Alergi Imunologi Klinik
Sp. PD, Subsp. AI
Neuroradiologi Kepala Leher (K)
Sp. Rad., Subsp. NKL (K)
Urologi Andrologi
Sp. U, Subsp. And.
Tambahan (K) pada daftar subspesialisasi di atas adalah Konsultan. Gelar dokter spesialis dengan tambahan (K) memiliki tanggung jawab untuk memberikan layanan konsultasi kesehatan kepada pasien yang membutuhkan perawatan spesialis dalam bidangnya. Dokter konsultan juga dapat memberikan layanan konsultasi kepada dokter lain yang tidak memiliki latar belakang spesialisasi yang sama maupun kepada perusahaan kesehatan atau organisasi lainnya.
Oke, sekarang kamu sudah tahu macam-macam dokter spesialis serta tahapan untuk menjadi dokter spesialis sampai subspesialis. Nah, jadi makin semangat masuk kuliah Kedokteran atau kamu malah jiper, Sobat Pintar?
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog