4 Tips Sederhana Menghilangkan Iri Hati – Agar Kamu Lebih Bahagia
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
photo via alltop.com
Ngiri sama orang lain tuh terlalu, teramat, sangat mudah dilakukan. Berunding bersama bikin caption bersama sahabat, kenapa like-nya doi lebih banyak dibanding punyamu? Padahal, jumlah follower-mu lebih banyak – selisih beberapa puluh, lah. Alhasil, persahabatan kalian retak gegara jumlah like.
Seriously Sobat Pintar, harus begitu banget, ya? Gimana biar kamu nggak tersiksa dengan rasa iri pada orang lain? Ada kok, tips sederhana berikut ini.
1. Tak Perlu Membandingkan
Suka bete lihat adik atau kakakmu berbaring sebentar langsung bablas terlelap tidur? Kamunya, berguling kekanan, kekiri, kok teteup nggak bisa merem. Rasanya pengen mengguncang-guncang orang lain yang sedang tidur sampai terbangun, jadi kamu nggak melek sendirian sampai lewat tengah malam!
Makanya, jangan dibandingkan. Nggak perlu fokus pada orang lain. Justru fokuslah pada dirimu sendiri, mencoba cara bagaimana agar matamu bisa terpejam – mungkin dengan membaca buku yang membosankan, mungkin dengan mengatur napas, atau sedikit peregangan di tempat tidur. Analogi ini bisa kamu terapkan pada aspek lain dalam hidup, seperti prestasi akademik, kegiatan ekskul, lomba atau olimpiade, bahkan penampilan.
2. Temukan dan Kembangkan Kelebihanmu
Fokus pada diri sendiri dapat membantumu mengeksplor kelebihan yang ada pada dirimu. Mungkin kamu lebih cakap, cepat memahami pelajaran bahasa dibanding hitungan. Atau sebaliknya, matapelajaran-matapelajaran eksakta terasa lebih sederhana dibanding kesenian yang abstrak tanpa pola. Tekuni saja apa yang bagimu terasa lebih mudah, kemudian kembangkan.
Misalnya, tak cukup belajar Bahasa Inggris di sekolah, kamu bisa belajar bahasa asing lain, seperti Bahasa Perancis, Bahasa Arab, Bahasa Jerman, Bahasa Jepang, atau yang lain, diluar jadwal sekolah. Atau, kalau pelajaran kesenian disekolah tak cukup membuatmu puas, kamu bisa kursus drama, tari, lukis, atau yang lain. Begitu juga dengan Matematika yang rasanya makin mudah ketebak, kamu bisa mempelajari ilmu lain yang berbasis logika seperti Statistika atau bahkan coding. Memaksakan diri mempelajari sesuatu yang pada awalnya kamu sudah susah payah, hasilnya akan mempersulitmu pada tahap pengembangan selanjutnya.
3. Perhatikan Siapa Orang-Orang Terdekatmu
Orang-orang yang positif dan suportif dapat membuatmu lebih menghargai diri sendiri, lebih percaya diri dengan segala kelebihan dan kekuranganmu. Mereka juga nggak akan membanding-bandingkanmu dengan orang lain. Mereka senang saat kamu mencapai impianmu, merekapun sedih saat kamu terpuruk. Berada dalam lingkungan seperti ini akan membuatmu lebih bahagia, nggak sibuk menjatuhkan dan merasa iri dengan orang lain.
Berada bersama dan mendengarkan orang-orang yang positif dan suportif akan membuatmu bersikap demikian pula – dan sebaliknya. Jadi, coba renungkan lagi, orang-orang yang bagaimana yang selama ini dekat denganmu.
4. Menjadi Diri Sendiri
Karena orang-orang disekitarmu dapat menerima dirimu sepenuhnya, maka kamupun nyaman menjadi diri sendiri. Kamu nggak sibuk menjiplak orang lain agar diterima oleh lingkungan sekitarmu. Pada saat yang sama, kamupun akan lebih mudah menerima, mengakui, bahkan memberi ucapan selamat dan turut bersukacita atas keberhasilan orang lain. Alhasil, kamu dapat tumbuh menjadi pribadi yang pandai bersyukur dan tentunya... bahagia!
Agar kamu bisa berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain, coba batasi penggunaan sosial mediamu. Selain itu, kontrol pikiranmu saat memandang orang lain. Begitu pikiran negatif muncul, segera alihkan pada satu hal terbaru yang membuatmu merasa senang. Berusahalah untuk fokus pada perasaan itu, dan syukuri.
Misalnya, ingat kembali apa yang kamu rasakan saat bersama-sama membuat caption bersama sahabatmu – alih-alih fokus pada jumlah like. Atau, ingat hal menyenangkan apa yang terjadi siang tadi, agar kamu bisa terpejam dengan senyum mengembang dan perasaan tenang. Pada awalnya mungkin memang agak terasa maksa, tapi lama-kelamaan kamu bahkan takkan menyadarinya. Selamat mencoba!
ArtikelTerkaitV3
Penyelamat Tanpa Sorak: Mengenal Lebih Dekat Profesi Pemadam
Sobat Pintar, kalau ditanya cita-cita, pasti banyak yang menjawab dokter, polisi, atau pilot. Tapi pernah nggak sih kepikiran jadi firefighter atau pemadam kebakaran? Profesi ini sering banget dibandingin sama polisi karena sama-sama berjasa buat masyarak...
Baca Selengkapnya
Mitos vs Fakta Jurusan Manajemen: Jangan Tertipu Sebelum Kam
Hai, Sobat Pintar! Kamu tertarik masuk Jurusan Manajemen tapi masih ragu karena banyak anggapan yang simpang siur? Tenang, kali ini kita akan kupas tuntas mitos dan fakta seputar jurusan ini. Simak baik-baik ya! Mitos 1: "Lulusan Manajemen Hanya Jadi Bos...
Mitos & Fakta Jurusan Hukum: Benarkah Hanya untuk Calon Peng
Sobat Pintar, pernah dengar anggapan bahwa Jurusan Hukum hanya cocok untuk mereka yang suka berdebat atau ingin jadi pengacara? Atau mungkin kamu berpikir bahwa lulusan Hukum pasti akan jadi hakim atau jaksa? Nah, sebelum kamu terjebak dalam mitos-mitos i...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog