APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

5 Tanda ketika Konseling Dibutuhkan

Dalam beberapa keadaan, keberadaan konselor dibutuhkan.

Tanda Konseling Dibutuhkan, photo via www.ctc.uaf.edu

Sekedar memusingkan nilai sekolah, sekedar memikirkan pertengkaran berlarut-larut dengan teman, atau sekedar bingung memutuskan pilihan jurusan kuliah tak perlu sampai bicara dengan psikolog, bukan? Ups, pemikiran seperti ini tak sepenuhnya bisa dibenarkan, Sobat.

Tak harus menunggu sampai Sobat Pintar berbenturan dengan persoalan pelik untuk melakukan konseling. Justru sebaliknya, konseling dapat membantu kita mengurai setiap permasalahan supaya dapat ditemukan jalan keluarnya. Dan apa saja sih, tanda-tandanya ketika kita sudah membutuhkan konseling?

 

1. Murung Berlarut-Larut

Biasanya kita tak sadar memikirkan sesuatu yang mengganggu pikiran secara terus-menerus. But when somebody tells you how quiet you've been for the last few weeks, you know it's a red flag. Diam dan menarik diri selama lebih dari dua pekan sudah dapat menjadi indikasi betapa suatu persoalan, apapun itu, sebenarnya cukup mengganggu.

Lebih parah lagi ketika alasan kita menarik diri tersebut disebabkan oleh konflik yang melibatkan orang lain. Rather than actively finding the solution, you get yourself deeper into your own mind.

 

2. Merasa Tak Nyaman

Sesekali merasa sedih atau senang itu wajar, Sobat. Akan tetapi, lain lagi ceritanya bila kita mengalami perubahan suasana hati secara ekstrim dalam waktu yang singkat. Misalnya, pagi hari kita bisa menangis-nangis, beranjak siangkita bisa tertawa terbahak-bahak karena hal yang tak lucu sekalipun.

Mudah merasa cemas, mudah kecewa, merasa diperlakukan tak adil, gampang sedih, merasa hilang kendali, merasa diabaikan, atau gampang marah adalah beberapa tanda kita merasa tak nyaman. Things are even getting worse when we start seeing things or hallucinating.

 

3. Tak Ada yang Bisa Membantu

Ada seribu jalan menuju Roma, dan kitapun punya berbagai cara untuk menyelesaikan suatu masalah. Salah satunya, bertukar pikiran dengan orang-orang terdekat disekitar kita.

We turn to our closest circle to ask for help – any kinds of help. Namun sayangnya, ada masanya ketika tak seorangpun dapat membantu kita lagi. Bahkan, keluhan kita mulai terasa mengganggu bagi orang-orang disekitar kita.

 

4. Pelarian yang Tak Sehat

You're in a fight or flight situation whenever under stress. Kita selalu bisa memutuskan untuk memilih fight dan menghadapinya atau flight dan menghindari suatu masalah.

Ketika memilih flight, kita juga bisa memilih pelarian macam apa yang akan kita lakukan – secara sadar ataupun tidak. Tak jarang, sebagian kita memilih untuk melarikan diri pada hal-hal yang tak sehat, atau bahkan membahayakan orang lain, misalnya dengan kebut-kebutan di jalan raya, belanja gila-gilaan, kecanduan pada zat-zat terlarang, dan lain-lain.

 

5. Pengalaman Traumatis

Masing-masing kita memiliki definisi trauma yang berbeda – sama seperti fobia. Kekerasan fisik dan verbal, dalam intensitas yang berbeda, dapat menimbulkan pengalaman traumatis bagi seseorang. Sementara bagi orang lain, mungkin hanya pengalaman biasa.

Trauma yang tak ditangani dengan tepat, terpendam selama beberapa waktu dan menghantui, dapat tiba-tiba meledak menjadi tindakan yang tak dapat diperkirakan. Moreover, the majority of people can't really pint point their traumas, let alone dealing with and then moving on from them.

 

Dengerin Podcast tentang Burnout, Siapa yang Harus Peduli: Anak atau Ortu?

Keberadaan seorang konselor dibutuhkan pada salah satu keadaan diatas. Bahkan jikalau Sobat mengalami lebih dari satu keadaan diatas, pertolongan konselor akan lebih dibutuhkan lagi.

We hope things don't get that bad, don't we? But if they do – well, sometimes it's unavoidable – you always have Konselor Pintar to help you sort things out.

2
310

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar
yes
00
Bagus sekali
00

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog