APSiswaNavbarV2

CssBlog

redesain-navbar Portlet

metablog-web Portlet

CssBlog

Blog

7 Tips Agar Lebih Mudah Diterima Kerja

Tips Kerja

photo via www.excellence.sg

Bekerja dan mencukupi kebutuhanmu sendiri adalah langkah awal kemandirian yang bisa dilakukan dengan atau tanpa ijazah sarjana. Tapi kenapa rasa-rasanya masih sulit saja dapat kerja, bahkan ketika ijazah sarjana sudah ditangan? Apakah ini berarti kamu yang masih calon lulusan SMA atau SMK, maupun yang belum lulus kuliah, bakalan lebih sulit dapat kerja – yang paruh waktu sekalipun? Belum tentu. Coba perhatikan beberapa poin berikut ini agar kamu berpeluang lebih besar diterima pada lowongan yang dituju.

 

1. Kesesuaian antara Kompetensi dengan Kualifikasi yang Diminta

Mungkin kamu memang belum mengantongi ijazah, oke. Tapi tentu kamu nggak akan ngelamar kerja yang jelas-jelas menghendaki kemampuan pembukuan, sementara kamunya sama sekali nggak paham tentang debet kredit, misalnya. Itu namanya jauh panggang dari api.

Saat kamu sudah punya ijazah sekalipun, jangan berharap terlalu banyak pada pekerjaan entry level. Bagaimanapun juga, nggak mungkin kamu menduduki jabatan manajerial dan menikmati fasilitasnya dengan masa kerja nol di perusahaan tersebut. Ini namanya realistis, bukan pesimis.

 

2. Perhatikan Informasi dalam Jaringan Pertemananmu

Terkadang lowongan pekerjaan tidak ditampilkan dipublik, melainkan disampaikan dari mulut ke mulut. Itulah kenapa penting banget menjaga relasi dengan semua orang, teman, kerabat, tetangga, siapapun yang kamu kenal.

Kamu juga bisa memanfaatkan relasi dan kenalan untuk menggali lebih jauh tentang suatu perusahaan, suasana kerjanya, kisaran gajinya, ataupun aspek-aspek lain yang menjadi pertimbanganmu untuk melamar kerja. Jadi, nggak ada ruginya kepo dalam hal yang produktif.

 

3. Bangun Pengalaman Kerjamu

Bisa dibilang, pengalaman adalah aspek penting yang turut menentukan diterima atau tidaknya kamu oleh suatu perusahaan. Bahkan pada beberapa bidang, pengalaman biasa dianggap lebih penting daripada ijazah.

Oleh karena itu, raih kesempatan apapun didepan mata yang menawarkan kemungkinan untuk membangun pengalamanmu – magang, salah satunya. Saat pengalaman kerja dikombinasikan dengan ijazah, kamu punya dua senjata ampuh untuk membantumu lolos dalam seleksi karyawan atau pegawai baru.

 

4. Memilih Boleh, tapi Jangan Terlalu Pemilih

Menyeleksi lowongan pekerjaan itu harus. Ada banyak hal yang perlu kamu pertimbangkan, tak hanya gaji dan lokasi kerja. Misalnya, kamu lulusan Jurusan Akuntansi, sedangkan lowongan kerja yang tersedia di kotamu adalah guru Matematika. Meskipun gajinya lumayan, adalah tindakan konyol bila kamu tetap melamar lowongan pekerjaan tersebut.

Sebaliknya, mengajukan lamaran kerja hanya pada perusahaan-perusahaan tertentu juga hanya memperkecil peluangmu. Bisa jadi kamu gengsi bekerja pada perusahaan berskala kecil, bisa jadi kamu menargetkan posisi atau jabatan yang lebih tinggi, bisa jadi kamu menginginkan gaji yang lebih besar, atau apapun itu boleh-boleh saja. Tapi tengok dulu, kualifikasi apa yang kamu miliki.

 

5. Percaya Diri, bukan Terlalu Percaya Diri

Bila sebuah lowongan kerja menginginkan alumnus yang bisa bekerja full time, tetap saja peluangmu tipis bila masih berstatus mahasiswa – walaupun kamu adalah mahasiswa paling jenius seangkatan, misalnya. Bedakan antara rasa percaya diri dengan terlalu percaya diri. Terkait dengan memilih lowongan kerja pada poin sebelumnya, sikap terlalu percaya diri cenderung menjadikanmu terlalu pemilih karena merasa memiliki kualifikasi yang tinggi – meskipun kenyataannya justru terbalik.

Sikap percaya diri ataupun terlalu percaya diri nampak pada saat wawancara. Percayalah, pihak pewawancara akan dapat mengetahui kamu masuk kategori yang mana. Karena itu, tak ada ruginya membahas sebuah lowongan kerja dengan keluarga atau teman-teman dekat dan mencoba latihan wawancara bila kamu masih belum terbiasa.

 

6. Jangan Bersikap Meremehkan

Bisa jadi kali ini adalah lamaran kerja ke 50 kalinya yang kamu jalani. Tetap saja, kamu wajib mencari tahu tentang perusahaan yang dituju sebelum datang untuk wawancara. Perhatikan pula sikapmu selama wawancarana. Berpakaian rapi, sikap badan yang baik, dan jawaban yang sesuai tanpa berbelit-belit secara keseluruhan dapat mempengaruhi penilaian pihak pewawancara.

Bagaimana kamu bersikap pada aplikan lain juga penting meskipun tak mempengaruhi penilaian pewawancara secara langsung. Sikap rendah hati dan tak menghakimi orang lain adalah kesan positif yang akan dengan mudah tampak dari seseorang – dan tentunya kamu ingin pewawancara bisa melihat kualitas positif ini ada pada dirimu.

 

7. Persiapan yang Baik

Bila bidang pekerjaanmu memerlukan portofolio, persiapkan dengan baik. Bila CV atau resume saja yang diperlukan, buatlah sebaik mungkin. Sama seperti wawancara, hindari membuat CV yang berbelit-belit. Bila bidang pekerjaanmu memang menuntut kreativitas, menunjukkannya pada CV boleh-boleh saja asalkan tak berlebihan hingga menghilangkan kesan profesionalmu.

 

Pada intinya, berusahalah untuk meminimalkan kesalahan sebelum terlambat – bisa dimulai dengan memperbaiki IPK, memperhatikan caramu berpakaian dan bersikap, bahkan mengurangi curhatan nggak penting di akun media sosialmu. Bagaimanapun juga, yang bisa kamu lakukan adalah berusaha – apapun hasilnya nanti. Jadi, nikmati saja masa-masa mencari pekerjaan yang datang cuma sekali seumur hidup dan petik pelajaran yang kamu dapat selama menjalani prosesnya. Asikin aja! Ya nggak, sih?

140

Entri Blog Lainnya

thumbnail
thumbnail
Menambah Komentar

ArtikelTerkaitV3

Artikel Terkait

download aku pintar sekarang

BannerPromoBlog