Ayo! Ubah 9 Mindset Ini
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Ayo Ubah Mindset Ini, photo credit d3sign | Getty Images
Pernah terantuk sesuatu ketika tengah berjalan, Sobat? Boleh jadi kita terantuk kaki meja di ruang tengah yang dilewati setiap hari. Lain waktu, boleh jadi kita tersandung sesuatu saat terburu-buru berlari dari kantin sekolah menuju ruang kelas. Ya, kita semua pernah mengalaminya.
Lantas, apakah kita jadi jera – tak lagi melintasi ruang tengah atau berhenti ke kantin? Anggaplah saat kita terantuk, jatuh, dan kesakitan adalah masa kita mengalami kegagalan. Haruskah kita menghindarinya, sebagaimana kita memutar menghindari ruang tengah atau menahan lapar karena tak lagi ke kantin?
Failure is a part of our life. Sama saja seperti kita sesekali terantuk atau terjatuh ketika berjalan. Adakalanya kita pun mengalami kegagalan dalam hidup – apapun bentuknya. Tapi bukan berarti kita boleh menyerah begitu saja, Sobat. Mari lihat, barangkali ada mindset yang perlu kita ubah agar tak perlu jatuh berkali-kali.
Â
1. Merasa Serba Tahu tentang Segalanya
Kalau merasa sudah tahu, kita cenderung bersikap menggampangkan atau menyepelekan. Merasa sudah tahu juga membuat kita malas belajar. Padahal, barangkali masih ada yang terlewat. Lagipula, seberapa banyak sih, ilmu yang kita miliki dibanding pengetahuan yang sebenarnya ada diluar sana?
2. Menganggap Kesuksesan Tiba-Tiba Jatuh dari Langit
Selalu ada proses yang harus kita lalui, apapun tujuan yang ingin diraih. Bahkan bila, seandainya Sobat Pintar menjadi ahli waris tunggal atas sebuah gurita bisnis, tetap saja ada banyak hal yang harus dipelajari. Jadi, kalau harus belajar tekun demi mengenali soal-soal UTBK, ya memang harus dijalani dengan sabar dan tabah.
3. Kurang Gigih, Mudah Nyerah Saat Menghadapi Kesulitan
Jangan katakan gagal SBMPTN. Katakan saja, belum berhasil SBMPTN tahun ini – barangkali tahun depan! Kalau Thomas A. Edison menyerah setelah sekali saja tak berhasil menyalakan bola lampunya, maka betapa susahnya kehidupan kita sekarang ini. Tanpa seribu kali percobaan yang terus diulangnya, Edison takkan sampai pada bola lampu yang ke-1001.
4. Tak Punya Rencana yang Aplikatif
Lebih baik punya rencana yang belum berhasil daripada tak memiliki rencana sama sekali. Dan barangkali, kita membuat rencana yang kurang rinci – masuk Akuntansi UI tahun 2020, misalnya. Lebih baik, carilah informasi skor minimal yang lolos pada SBMPTN 2019, kemudian buat jadwal latihan soal sampai skormu mencapai target.
5. Kurang Disiplin, Suka Menunda-Nunda
Kenapa sih, menunda mengerjakan PR Matematika? You don't like it? Kalaupun ditunda sampai besok atau lusa, apakah PR tersebut dapat dihindari? Tetap saja harus dikerjakan, bukan? Sama seperti ketika Sobat sudah membuat jadwal latihan soal-soal UTBK. Tak ada gunanya menghindari jadwal tersebut, Sobat!
6. Tak Mau Keluar dari Zona Nyaman
Disebut sebagai zona nyaman karena memang membuatmu merasa nyaman. Everything feels so familiar and easy. Tapi bagaimana kita dapat berkembang kearah yang lebih baik kalau hanya bernyaman-nyaman saja? Kalau dulu sewaktu masih bayi kita nyaman digendong tanpa mau belajar berjalan, apa jadinya kita saat ini?
7. Tak Berani Beda
Apakah Mark Zuckerberg kuliah dengan tekun sampai lulus dengan IPK cum laude kemudian menjadi CEO Facebook? Bukan berarti Sobat harus mengikuti jejak Zuckerberg dengan putus kuliah, baru kemudian bisa sukses menjadi CEO. Akan tetapi, seberapa beraninyakah kita mengambil pilihan yang berbeda dari yang dilakukan kebanyakan orang?
8. Takut, Terlalu Cemas
Pernahkah dugaan kekhawatiran kita ternyata kemudian terjadi? Misalnya, saat mulai mengayuh ketika belajar bersepeda, Sobat berpikir akan terjatuh. Maka tak berapa lama kemudian, Sobat benar-benar terjatuh dari sepeda. Begitulah kekuatan pikiran kita. Navigate it wisely. Think positively that you can do it.
9. Ekspektasi Terlalu Tinggi
Kalau hasil Try Out UTBK-mu masih jauh dari skor minimal untuk Akuntansi UI, sesuaikan lagi targetmu, Sobat. Lihat, skormu punya peluang lolos lebih besar pada Akuntansi dari kampus mana. Boleh-boleh saja mempertimbangkan kampus lain sementara Sobat terus berusaha meningkatkan skor.
Kesembilan mindset diatas masih lebih mudah kita benahi. Ada lagi yang lebih sulit, Sobat. Ketika kita sudah tak punya semangat untuk meraih sesuatu, tak memiliki motivasi kenapa kita harus mengejar sesuatu, bahkan merasa yakin bahwa kita takkan pernah berhasil meraih sesuatu.
Again, failure is a part of our life, but we're not doomed to fail continuously. Meskipun demikian, butuh usaha dari diri kita sendiri untuk kembali bangkit setelah terjatuh. Nah, usaha dari dalam diri ini ditentukan oleh semangat, motivasi, dan keyakinan kita – yang pada gilirannya mampu mempengaruhi kesuksesan kita.
ArtikelTerkaitV3
Cesium-137: Si "Siluman" Radioaktif yang Bisa Jadi Inspirasi
Sobat Pintar, pernah dengar tentang Cesium-137? Zat radioaktif ini mungkin terdengar menyeramkan, tapi tahukah kamu bahwa di balik bahayanya, ada peluang besar untuk berkarier di bidang sains dan teknologi? Yuk, kupas tuntas tentang Cesium-137 dan bagaima...
Baca Selengkapnya
Mengenal Ragam Profesi HR dan Peta Karirnya: Dari Spesialis
Human Resources (HR) atau Sumber Daya Manusia telah berevolusi dari fungsi administratif menjadi strategic business partner yang vital. Profesi di bidang ini menawarkan ragam spesialisasi dan jenjang karir yang jelas bagi mereka yang tertarik mengelola da...
Kelapa Sawit vs Kelapa Biasa: Asal Nama, Perbedaan, dan Tant
Asal Muasal Nama "Kelapa Sawit" Nama "kelapa sawit" berasal dari dua kata: "kelapa" dan "sawit". Kata "kelapa" digunakan karena buahnya menghasilkan minyak, mirip dengan kelapa biasa yang juga menghasilkan minyak (minyak kelapa). Sementara "sawit" diduga...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog