Cara Menyusun Rencana Pembelajaran yang Efektif dan Contoh Modul Ajar
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
Photo by Amy Hirschi on Unsplash
Perencanaan pembelajaran yang efektif diperlukan agar tujuan pembelajaran tercapai. Namun terkadang kita mengalami beberapa kesulitan, seperti menentukan model pembelajarannya ataupun asesmennya.
Pemilihan model pembelajaran maupun asesmen yang kurang tepat dapat berakibat pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Bagaimana untuk menghindari hal ini, Guru Pintar? Untuk itulah kita perlu menyusun rencana pembelajaran yang efektif.
Photo by nappy on Pexels
Mengacu pada Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbud Ristek, perencanaan pembelajaran yang efektif meliputi tujuan pembelajaran (goals), langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
Asesmen pembelajaran menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perencanaan pembelajaran. Asesmen di awal pembelajaran, misalnya, digunakan untuk mengidentifikasi apa saja kebutuhan belajar siswa. Strategi menyusun rancangan perencanaan pembelajaran dan asesmen yang tepat dapat menghasilkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Perencanaan pembelajaran disusun dalam dokumen yang sederhana, kontekstual, dan fleksibel. Salah satu kriteria perencanaan pembelajaran yang ideal adalah mencakup seluruh prinsip perencanaan pembelajaran berikut:
Photo by Andrea Piacquadio on Pexels
Rencana pembelajaran dirancang untuk memandu kita melaksanakan pembelajaran sehari-hari, Guru Pintar. Kita memerlukan rencana pembelajaran agar dapat mengarahkan proses pembelajaran mencapai CP (Capaian Pembelajaran) sesuai dengan fase-fase berikut.
Fase
Kelas/Jenjang
Fondasi
PAUD
A
Kelas I-II SD/MI
B
Kelas III-IV SD/MI
C
Kelas V-VI SD/MI
D
Kelas VII-IX SMP/MTs
E
Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
F
Kelas XI-XII SMA/MA/ MAK
Kelas XI-XII SMK program 3 tahun
Kelas XI-XII SMK program 4 tahun
Alih-alih satu tahun ajaran, pembagian enam fase di atas memberi kita fleksibilitas waktu dalam mencapai CP. Siswa pun memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengalaman belajar dengan mejelaskan, menginterpretasikan, mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena. Proses belajar tersebut pada akhirnya menumbuhkan pemahaman (teori belajar Konstruktivisme).
Rencana pembelajaran yang kita susun tidak terlepas dari goal di atas. Di sisi lain, agar dapat menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kita pun perlu memperhatikan tahap perkembangan dan capaian siswa, lingkungan sekolah, sarana dan prasarana pembelajaran, dan lain sebagainya.
Photo by Oli Dale on Unsplash
Sekali lagi, kita perlu menyusun rencana pembelajaran yang efektif agar proses pembelajaran mencapai CP. Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat dua macam rencana pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan modul ajar.
Kita dapat memilih salah satunya, Guru Pintar. Bila menggunakan modul ajar, kita tidak perlu membuat RPP karena komponen modul ajar sebenarnya lebih lengkap daripada komponen RPP. Agar dapat menyusun rencana pembelajaran yang efektif, kita harus mengetahui perbedaan komponen keduanya di bawah ini.
Komponen Minimum RPP
Komponen Mininum Modul Ajar
Photo by LinkedIn Sales Solutions on Unsplash
Karena komponen modul ajar lebih lengkap daripada RPP, guru yang menggunakan modul ajar tidak perlu lagi mengembangkan RPP. Di samping komponen-komponen dalam tabel di atas, kita dapat menambahkan komponen lainnya yang sesuai dengan kebutuhan siswa, kebijakan sekolah, maupun kebutuhan kita masing-masing.
Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka ditujukan agar kita dapat mengajar dengan lebih fleksibel dan kontekstual, tidak selalu menggunakan buku teks pelajaran. Modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan, langkah, media pembelajaran, asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu kita melaksanakan pembelajaran.
Satu modul ajar biasanya berisi rancangan pembelajaran untuk satu tujuan pembelajaran berdasarkan alur tujuan pembelajaran (silabus) yang telah disusun. Berikut tahapan-tahapan menyusun rencana pembelajaran, khususnya modul ajar.
Pertimbangkan dahulu, untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, apakah kita:
Jika membutuhkan modul ajar, apakah kita:
Bila kita harus menyusun modul ajar yang baru, ikuti komponen-komponen modul ajar yang telah disebutkan di atas. Bila diperlukan, kita dapat menambah komponen dengan struktur sebagai berikut.
Informasi Umum
Komponen Inti
Lampiran
Dalam Kurikulum Merdeka, kita memiliki keleluasaan untuk memilih dan memodifikasi modul ajar yang tersedia, Guru Pintar. Kita juga dapat mengembangkan modul ajar sendiri yang sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan karakteristik siswa.
Modul Ajar Bahasa Indonesia SMA
1. Informasi Umum Perangkat Ajar
Nama/Unit Kerja:
Jenjang Sekolah: SMA
Fase: E
Alokasi Waktu: 1 x pertemuan (3 x 45 menit)
2. Tujuan Pembelajaran
Elemen: Membaca dan memirsa
Tujuan Pembelajaran: Melalui pendekatan saintifik dan model pembelajaran problem based learning, peserta didik dapat menganalisis struktur teks cerita anekdot dengan benar dan penuh percaya diri.
Pertanyaan Inti: Menampilkan contoh teks anekdot, lalu bersama-sama mengidentifikasi struktur teksnya.
Kata Kunci:
Deskripsi Umum Kegiatan: Setelah mempelajari secara mendalam struktur teks anekdot melalui berbagai aktivitas pembelajaran, siswa mampu mengidentifikasi struktur teks anekdot.
3. Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan
Bernalar kritis, mandiri, kreatif
4. Sarana Prasarana
5. Target Siswa
6. Jumlah Peserta Didik
Maksimal peserta 35 siswa
7. Ketersediaan Materi
1. Pengayaan untuk siswa CIBI atau yang berpencapaian tinggi.
2. Alternatif penjelasan, metode atau aktivitas, untuk siswa yang sulit memahami konsep.
8. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan: Saintifik
Model: Problem Based Learning
Metode: mind mapping, tanya jawab, diskusi, penugasan
9. Alat, Bahan, Perkiraan Biaya
1. Media: Teks anekdot
2. Alat dan Bahan:
3. Perkiraan Biaya: Alat dan bahan yang dibutuhkan sebagian besar tersedia di sekolah serta dimiliki oleh siswa sehingga pada saat kegiatan pembelajaran yang harus diperhatikan adalah fasilitas jaringan internet sekolah.
10. Kegiatan Pembelajaran Utama
Pengaturan siswa: Berkelompok (lebih dari 2 orang)
Metode:
11. Asesmen
Kriteria untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran:
Jenis Asesmen: Performa (presentasi)
12. Persiapan Pembelajaran
1. Mempersiapkan video teks anekdot
2. Mempersiapkan materi lembar kerja siswa
3. Guru mempersiapkan materi ajar
4. Mempersiapkan peralatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
13. Urutan Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Alokasi Waktu: 15 menit
Kegiatan Inti
Alokasi Waktu: 65 menit
Fase 1: Orientasi siswa pada masalah
Fase 2: Mengorganisasi peserta didik
Fase 3: Membimbing penyelidikan individiual dan kelompok
Peserta didik dalam kelompok menganalisis struktur teks anedot dan menuliskan sesuai format di LKPD yang berjudul “anak artis makan di warung” https://www.youtube.com/watch?v=FbBkbt9RJuA
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Peserta didik membuat mind mapping menggunakan kertas karton tentang struktur teks anekdot yang dibaca berdasarkan jawaban yang sudah di buat di LKPD.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Penutup
Alokasi Waktu: 10 menit
1. Peserta dididk dan guru secara bersama-sama menyimpulkan tentang struktur teks anekdot.
2. Peserta didik menyampaikan proses pembelajaran sebagai bahan refleksi pembelajaran berikutnya.
3. Peserta didik diingatkan materi selanjutnya yaitu menganalisis kebahasaan teks anekdot.
4. Guru menutup dengan mengucapkan salam.
14. Daftar Pustaka
Buku Bahasa Indonesia ( Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia Untuk SMA/SMK Kelas X)
15. Lembar Kerja Peserta Didik
Lampiran 1
16. Bahan Bacaan Siswa
17. Materi/Kegiatan Pengayaan bagi Peserta Didik dengan Capaian Tinggi
Lampiran 2
(Sumber: Sekolah Penggerak)
Demikianlah tahapan-tahapan menyusun rencana pembelajaran yang dapat direplikasi saat kita harus menyusun modul ajar nanti, Guru Pintar. Namun perlu diingat kembali, cara buat RPP atau modul ajar di atas bersifat sangat fleksibel. Bahkan boleh jadi, kita menggunakan rencana pembelajaran yang berbeda meskipun mengajar siswa dalam fase yang sama.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog