Ingin Lulus dengan IPK Cum Laude? Ikuti 7 Tips Ini
APSiswaNavbarV2
Tesssss Tesssss
CssBlog
redesain-navbar Portlet
metablog-web Portlet
Blog
photo via smeharbinger.net
Tak bisa dipungkiri, IPK masih menjadi tolok ukur utama kualitas lulusan perguruan tinggi saat ini. Apalagi kalau kamu mau melanjutkan kuliah ke program magister atau S2 dengan beasiswa, IPK benar-benar menjadi patokan penting untuk seleksinya. Jadi gimana caranya untuk mengamankan IPK-mu? Nah, buat kamu-kamu para calon mahasiswa dan mahasiswa baru, wajib catet nih sebelum terlambat.
Â
1. Jaga IPK-mu pada Semester-Semester Awal
Semester pertama kuliah tuh bisa manis asem asin rasanya. Abisnya, kamu harus beradaptasi dengan cara belajar, lingkungan, dan para pengajar yang baru. Sistem Kredit Semester yang tak kamu temui di sekolah mengharuskanmu menjadi manajer yang handal bagi dirimu sendiri. Teman-teman yang baru dan suasana kehidupan kampus yang berbeda dari lingkungan sekolah juga bisa membuatmu lupa pada tugas utamamu untuk belajar. Belum lagi dosen yang beragam karakternya, beda jauh dari guru-guru yang terasa akrab selama 12 tahun terakhir.
Dan saat masih jungkir balik beradaptasi dengan semua hal baru tersebut, kamu harus bisa menjaga agar diakhir semester nanti IP-mu nggak sampai dibawah 3,00. Bagus lagi kalau bisa diatas 3,50 atau lebih. Pertahankan angka ini terus hingga tiga semester awal meskipun itu berarti kamu harus pinter-pinter 'akrobat.'
Anggaplah IP-mu disemester-semester awal adalah fondasi untuk semester berikutnya. Tentu kamu tahu, fondasi yang kokoh dapat menopang bangunan yang tinggi. Jadi kalau kamu pengen IPK 4,00 maka perjuangkan sejak awal-awal semester perkuliahan.
2. Perhatikan Kontrak Belajar Setiap Awal Semester
Jangan bolos pada pertemuan pertama disemua matakuliah karena pada saat itulah dosen biasanya memberikan kontrak belajar. Mungkin namanya berbeda-beda – bahkan bisa disampaikan secara lisan atau diberikan secara tertulis, tapi pada intinya disitu dijelaskan persentase penilaian.
Misalnya, nilai akhir tiap mahasiswa terdiri dari 10% presensi atau kehadiran, 20% tugas dan kuis, 30% UTS, dan 40% UAS. Ini berarti kamu harus punya perhatian lebih pada persentase faktor penilaian yang lebih besar walaupun bukan berarti kamu bisa mengabaikan persentase yang kecil. Pada contoh persentase diatas, kerja keras pada UAS yang berbobot 40% bisa jadi mustahil karena kamu angot-angotan pada kehadiran yang cuma 10% - ya gimana kamu bisa ngerjain soal ujian kalau nggak paham materi kuliahnya gegara sering bolos.
3. Perhatikan Dosen
Tak cukup memperhatikan perkuliahan dosen, tapi kamu juga harus memperhatikan karakter dosenmu. Berbeda dari guru, bisa jadi dosen memiliki sistem penilaian yang lebih subyektif. Ada dosen yang mengolah nilai persis sesuai dengan kontrak belajar, ada memberi nilai sesuai dengan kadar keaktifanmu di kelas, bahkan ada yang ngasih nilai suka-sukanya sendiri – alias nggak ada yang paham kriteria penilaiannya gimana. Jika kamu bertemu dengan tipe dosen yang sulit ditebak begitu, doa aja yang kenceng biar bintang keberuntunganmu tak meninggalkanmu.
4. Aktif di Kelas
Jika kamu orang yang ekstrovert, maanfatkan setiap kesempatan yang ada untuk menjadi lebih aktif di kelas. Believe it or not, ada juga dosen yang memberi nilai akhir berdasar pada memorinya tentang kelasmu – mahasiswa yang paling sering angkat tangan dan bersuara biasanya lulus dengan nilai minimal B.
Tapi jangan ngasal buka mulut, ya. Siapkan dan pelajari materi sebelum kuliah berlangsung, jadi kamu bisa menyampaikan pertanyaan yang berbobot atau berargumen dengan data yang valid. Kalau nggak, kamu cuma akan berakhir jadi badut aja di kelas.
Bagaimana kalau kamu orang yang introvert? Jangan menyerah kalah. Kamu bisa manfaatin waktu presentasi untuk tampil aktif di kelas. Selain itu, tetap jaga kualitas tugas dan jawabanmu di lembar ujian. Masih banyak kok, dosen-dosen yang bisa profesional memeriksa tugas dan lembar jawaban setiap mahasiswa.
5. Baca dan Baca
Pingin lulus dengan nilai A, tapi cuma baca buku teks? It's a big no!
Kalau ingin menyampaikan argumen berbobot di kelas, atau menulis makalah yang keren, kamu wajib banyak baca. Buku-buku terbaru atau karya tokoh ternama dibidangmu, jurnal penelitian, hingga berita dan perkembangan terkini yang terkait dengan kuliahmu, semua layak baca. Lagipula, siapa tahu kalau bacaanmu bisa melahirkan ide-ide penelitian untuk tugas akhir atau skripsimu nanti.
6. Jangan Tunda Mengerjakan Tugas
Banyak tugas yang diberikan diawal semester dengan deadline diakhir semester. Kok, rasa-rasanya masih lama, ya?
Tapi percaya, deh. Pada pekan-pekan yang seharusnya digunakan untuk belajar mempersiapkan UAS, bisa-bisa kamu menghabiskan waktumu untuk ngebut semalam mengerjakan rentetan tugas. Ya abisnya kan, tugasnya nggak cuma dari satu matakuliah. Kalau sudah begitu, kamu sendiri kan, yang rugi? Udah kurang istirahat badan kurus kantung mata menggantung, nilai UAS juga nggak bisa maksimal gegara kamu nggak sempat belajar.
7. Pandai-Pandailah Mengatur Waktu
Untuk menghindari cara kerja Sistem Kebut Semalam, pandai-pandailah mengatur waktu. Tak perlu menunggu menit terakhir untuk mengerjakan tugas. Manfaatkan sedikit waktu luangmu untuk menghasilkan sesuatu – sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit.
Memang banyak hal menarik selain kuliah diluar sana, terutama bagi mahasiswa baru. Tapi percayalah, kesenangan itu takkan lari kemana. Kamu akan menjumpainya dilain waktu dalam bentuk yang berbeda.
Salah satu trik mengatur waktu adalah memiliki skala prioritas. Pilah-pilah mana yang penting dan harus dikerjakan, baru lakukan yang lain. Memiliki skala prioritas juga menjadi dasar kenapa kamu merasa perlu menemui dosen dan meminta tugas tambahan kalau-kalau nilaimu diperkirakan masih jauh dari target. Kamu takkan keberatan berkeringat mengerjakan sesuatu saat teman-temanmu bersantai atau hura-hura. Kenapa? Ya karena kamu mau lulus dengan IPK 4,00.
ArtikelTerkaitV3
Ini Dia Alasan Mengapa Tes Minat Bakat Jurusan SMK Penting B
Daftar 40+ Jurusan SMK di Indonesia Sobat Pintar, tahukah kamu bahwa di Indonesia terdapat lebih dari 40 jurusan SMK yang bisa kamu ambil? Tentu kamu harus memilih jurusan yang sesuai dengan skill yang kamu minati. Untuk memberikan kamu referensi menge...
Baca Selengkapnya
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG): Melahirkan Guru Profe
Tentang Program Pendidikan Profesi (PPG) Sobat Pintar, Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program studi yang dirancang untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan dan S1/DIV Non Kependidikan menjadi guru profesional. Program ini bertujuan meng...
Wajib Diperhatikan! Ini Daftar 10+ Alasan dan Motivasi Saat
Tentang OSIS: Sejarah Singkat dan Kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah atau OSIS adalah organisasi resmi di dalam sekolah. Organisasi ini sudah ada sejak tahun 1923 dengan nama PPIB (Perhimpunan Pelajar Indonesia Baru). Lalu pada tahun 1964, PPIB ...
Hai Sobat Pintar,
Yuk Cobain Aplikasi Aku Pintar Sekarang Juga!
Jutaan siswa sudah menemukan minat, bakat dan kampus impian bersama Aku Pintar. Sekarang giliran kamu Sobat!
BannerPromoBlog